Bandung: Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Jawa Barat, menegaskan jika ditemukan kasus positif covid-19 di sekolah, Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) harus dihentikan dan beralih ke Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Ketua Harian Satgas Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna, mengatakan sudah 22 sekolah yang PTM-nya disetop menyusul temuan kasus aktif covid-19 yang menimpa siswa dan guru.
"Kalau nanti ada penambahan (kasus) konsekuensi PTM harus dihentikan. Kami terus dan tidak akan berhenti untuk lakukan surveilans," kata Ema, di Bandung, Kamis, 28 Oktober 2021.
Adapun penanganan yang telah dilakukan Pemkot Bandung, terhadap siswa dan guru yang positif covid-19 di 22 sekolah tersebut, berkoordinasi dengan puskesmas setempat untuk melakukan penanganan lebih lanjut hingga pada progres penanganannya.
Kegiatan surveilans juga kemungkinan berpeluang dilakukan ke seluruh sekolah bukan saja ke sekolah-sekolah yang menjadi sampel.
Baca juga: Pasien Covid-19 di Palangkaraya Tersisa 18 Orang
"Sebab siapa yang bisa menjamin ke sekolah yang bukan sampel itu aman dari covid. Jadi, kami siap lakukan surveilans ke seluruh sekolah," jelasnya.
Sekretaris Dinas Pendidikan (Sekdisdik) Kota Bandung, Cucu Sahputra, mengatakan, saat ini sekolah yang dihentikan PTMT nya berjumlah 22 sekolah. Sedangkan 33 sekolah dihentikan satu kelas rombongan belajar dan ada juga 40 sekolah yang 0 kasus positif covid-19.
"Dari rencana 212 sekolah yang dilakukan swab, baru dilaksanakan di 157 sekolah kita bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Bandung, melakukan tracing dan yang dinyatakan positif harus melakukan isolasi mandiri," ujarnya.
Sedangkan untuk sekolah yang dinyatakan tutup namun tetap melajukan proses PTMT, kepala sekolah bersangkutan dipastikan bakal diberhentikan.
Dia minta semua pihak untuk membantu melakukan pengawasan. Sehingga jika ada sekolah yang tetap melakukan PTMT padahal seharusnya tutup, diminta untuk dilaporkan.
Bandung: Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Jawa Barat, menegaskan jika ditemukan kasus positif covid-19 di sekolah,
Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) harus dihentikan dan beralih ke Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Ketua Harian Satgas Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna, mengatakan sudah 22 sekolah yang PTM-nya disetop menyusul temuan kasus aktif covid-19 yang menimpa siswa dan guru.
"Kalau nanti ada penambahan (kasus) konsekuensi PTM harus dihentikan. Kami terus dan tidak akan berhenti untuk lakukan surveilans," kata Ema, di Bandung, Kamis, 28 Oktober 2021.
Adapun penanganan yang telah dilakukan Pemkot Bandung, terhadap siswa dan guru yang positif covid-19 di 22 sekolah tersebut, berkoordinasi dengan puskesmas setempat untuk melakukan penanganan lebih lanjut hingga pada progres penanganannya.
Kegiatan surveilans juga kemungkinan berpeluang dilakukan ke seluruh sekolah bukan saja ke sekolah-sekolah yang menjadi sampel.
Baca juga:
Pasien Covid-19 di Palangkaraya Tersisa 18 Orang
"Sebab siapa yang bisa menjamin ke sekolah yang bukan sampel itu aman dari covid. Jadi, kami siap lakukan surveilans ke seluruh sekolah," jelasnya.
Sekretaris Dinas Pendidikan (Sekdisdik) Kota Bandung, Cucu Sahputra, mengatakan, saat ini sekolah yang dihentikan PTMT nya berjumlah 22 sekolah. Sedangkan 33 sekolah dihentikan satu kelas rombongan belajar dan ada juga 40 sekolah yang 0 kasus positif covid-19.
"Dari rencana 212 sekolah yang dilakukan swab, baru dilaksanakan di 157 sekolah kita bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Bandung, melakukan tracing dan yang dinyatakan positif harus melakukan isolasi mandiri," ujarnya.
Sedangkan untuk sekolah yang dinyatakan tutup namun tetap melajukan proses PTMT, kepala sekolah bersangkutan dipastikan bakal diberhentikan.
Dia minta semua pihak untuk membantu melakukan pengawasan. Sehingga jika ada sekolah yang tetap melakukan PTMT padahal seharusnya tutup, diminta untuk dilaporkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)