Solo: Penyidikan kasus dugaan kekerasan Diklatsar Menwa Universitas Sebelas Maret (UNS) yang menewaskan seorang mahasiswa, Gilang Endi Saputro, 21, masih buram. Hingga 10 hari kasus berjalan, polisi belum menetapkan tersangka.
Kapolresta Surakarta Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak meminta semua pihak bersabar. Karena, kata dia, masih ada alat bukti tambahan dan keterangan ahli forensik yang dibutuhkan.
"Saat ini masih perlu dicermati tentang alat bukti yang menyangkut dokumen hasil autopsi, yang membutuhkan keterangan ahli forensik. Kalau semua sudah mencukupi, segera dilaksanakan gelar perkara yang berlanjut kepada penetapan tersangka," tegas Ade, Kamis, 4 November 2021.
Sementara itu, kondisi ibu korban, Endang Budi Astuti, hingga kini masih syok. Perempuan paruh baya ini tidak pernah berkata-kata saat ada tamu datang untuk berbela sungkawa ke kediamannya.
Baca: Rektor UNS Minta Maaf Atas Kasus Tewasnya Mahasiswa Saat Diklatsar Menwa
"Setiap tamu datang untuk berbela sungkawa, ibunda Gilang tidak pernah bisa berkata kata, dan hanya melamun," kata Ayah korban, Sunardi.
Sunardi yang merupakan pensiunan tentara berharap penanganan kasus diklatsar Menwa UNS yang berujung kematian anaknya bisa segera terang. Sehingga keadilan bisa segera ditegakkan.
"Karena itu, kalau penanganan segera terang, tentu akan sangat membantu psikologis keluarga," ucap Sunardi. (WJ)
Solo: Penyidikan kasus dugaan kekerasan Diklatsar Menwa Universitas Sebelas Maret (
UNS) yang menewaskan seorang mahasiswa, Gilang Endi Saputro, 21, masih buram. Hingga 10 hari kasus berjalan, polisi belum menetapkan tersangka.
Kapolresta Surakarta Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak meminta semua pihak bersabar. Karena, kata dia, masih ada alat bukti tambahan dan keterangan ahli forensik yang dibutuhkan.
"Saat ini masih perlu dicermati tentang alat bukti yang menyangkut dokumen hasil autopsi, yang membutuhkan keterangan ahli forensik. Kalau semua sudah mencukupi, segera dilaksanakan gelar perkara yang berlanjut kepada penetapan tersangka," tegas Ade, Kamis, 4 November 2021.
Sementara itu, kondisi ibu korban, Endang Budi Astuti, hingga kini masih syok. Perempuan paruh baya ini tidak pernah berkata-kata saat ada tamu datang untuk berbela sungkawa ke kediamannya.
Baca: Rektor UNS Minta Maaf Atas Kasus Tewasnya Mahasiswa Saat Diklatsar Menwa
"Setiap tamu datang untuk berbela sungkawa, ibunda Gilang tidak pernah bisa berkata kata, dan hanya melamun," kata Ayah korban, Sunardi.
Sunardi yang merupakan pensiunan tentara berharap penanganan kasus diklatsar Menwa UNS yang berujung kematian anaknya bisa segera terang. Sehingga keadilan bisa segera ditegakkan.
"Karena itu, kalau penanganan segera terang, tentu akan sangat membantu psikologis keluarga," ucap Sunardi. (WJ)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)
