Solok: Masyarakat Jorong Sungai Puah, Nagari Persiapan Balun, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat, resah dengan kemunculan tiga ekor harimau di hutan yang tak jauh dari permukiman mereka.
Camat Koto Parik Gadang Diateh Syahrul Munir di Padang Aro, Sabtu, menyebutkan tiga ekor harimau tersebut dilaporkan sering terlihat warga dalam sepekan ini.
"Jumat, 24 September lalu, surat dari wali nagari masuk yang menyebutkan sejak sepekan lalu masyarakat melihat tiga ekor harimau berkeliaran di hutan yang tak jauh dari permukiman mereka," kata Syahrul, Sabtu, 25 September 2021.
Baca: 23 Makam Pasien Covid-19 di Padang Dibongkar
Ia mengatakan tiga harimau tersebut terdiri dari satu ekor induk dan dua ekor anaknya.
Kehadiran ketiga ekor harimau tersebut, membuat masyarakat takut untuk pergi ke ladang karena ladang mereka berbatasan dengan hutan tempat harimau itu berkeliaran.
Kendati demikian, belum ada laporan dari masyarakat yang kehilangan hewan ternaknya. Sementara menanggapi laporan tersebut, pihaknya telah mengirimkan surat kepada pihak yang berwenang.
"Kami sudah berkirim surat ke Dinas Kehutanan dan secara lisan telah melaporkan ke BPBD, Dinas Lingkungan Hidup, untuk ditindak lanjuti," katanya.
Solok: Masyarakat Jorong Sungai Puah, Nagari Persiapan Balun, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat, resah dengan kemunculan tiga ekor harimau di hutan yang tak jauh dari permukiman mereka.
Camat Koto Parik Gadang Diateh Syahrul Munir di Padang Aro, Sabtu, menyebutkan tiga ekor harimau tersebut dilaporkan sering terlihat warga dalam sepekan ini.
"Jumat, 24 September lalu, surat dari wali nagari masuk yang menyebutkan sejak sepekan lalu masyarakat melihat tiga ekor harimau berkeliaran di hutan yang tak jauh dari permukiman mereka," kata Syahrul, Sabtu, 25 September 2021.
Baca: 23 Makam Pasien Covid-19 di Padang Dibongkar
Ia mengatakan tiga harimau tersebut terdiri dari satu ekor induk dan dua ekor anaknya.
Kehadiran ketiga ekor harimau tersebut, membuat masyarakat takut untuk pergi ke ladang karena ladang mereka berbatasan dengan hutan tempat harimau itu berkeliaran.
Kendati demikian, belum ada laporan dari masyarakat yang kehilangan hewan ternaknya. Sementara menanggapi laporan tersebut, pihaknya telah mengirimkan surat kepada pihak yang berwenang.
"Kami sudah berkirim surat ke Dinas Kehutanan dan secara lisan telah melaporkan ke BPBD, Dinas Lingkungan Hidup, untuk ditindak lanjuti," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)
