medcom.id, Tangerang: Kondisi jalan khusus pedestrian di Tangerang masih belum sesuai peruntukannya. Hak pejalan kaki terampas karena area yang seharusnya diperuntukkan bagi mereka justru digunakan sebagai tempat parkir sepeda motor.
"Dulu tidak ada yang parkir di trotoar sini. Setelah ada Taman Portret, orang jadi parkir di sini (trotoar) semua," kata Sunarto di Jalan Sudirman, Cikokol, Tangerang, Banten, Senin 29 Mei 2017.
Warga Tangerang itu menyebut, pengalihfungsian jalan khusus pedestrian menjadi area parkir di Taman Potret dilakukan oknum preman. Tarif parkir liar di jalur khusus pedestrian itu Rp2 ribu.
Senada, Hilman, warga Ciledug, mengaku disuruh oknum preman memarkirkan motornya di atas trotoar. "Karena di sini (Taman Potret) tidak ada tempat parkirnya. Kalau harus parkir di mall mahal, karena tarifnya per jam," ucap dia.
Terpisah, seorang juru parkir di mengatakan, keberadaan Taman Potret menjadi berkah baginya dan beberapa rekan seprofesi. Dia tidak tahu kalau sudah merampas hak pedestrian, karena selama ini tidak pernah ada yang melarang aktivitasnya.
"Tidak pernah ada yang larang," pungkasnya.
medcom.id, Tangerang: Kondisi jalan khusus pedestrian di Tangerang masih belum sesuai peruntukannya. Hak pejalan kaki terampas karena area yang seharusnya diperuntukkan bagi mereka justru digunakan sebagai tempat parkir sepeda motor.
"Dulu tidak ada yang parkir di trotoar sini. Setelah ada Taman Portret, orang jadi parkir di sini (trotoar) semua," kata Sunarto di Jalan Sudirman, Cikokol, Tangerang, Banten, Senin 29 Mei 2017.
Warga Tangerang itu menyebut, pengalihfungsian jalan khusus pedestrian menjadi area parkir di Taman Potret dilakukan oknum preman. Tarif parkir liar di jalur khusus pedestrian itu Rp2 ribu.
Senada, Hilman, warga Ciledug, mengaku disuruh oknum preman memarkirkan motornya di atas trotoar. "Karena di sini (Taman Potret) tidak ada tempat parkirnya. Kalau harus parkir di mall mahal, karena tarifnya per jam," ucap dia.
Terpisah, seorang juru parkir di mengatakan, keberadaan Taman Potret menjadi berkah baginya dan beberapa rekan seprofesi. Dia tidak tahu kalau sudah merampas hak pedestrian, karena selama ini tidak pernah ada yang melarang aktivitasnya.
"Tidak pernah ada yang larang," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NIN)