medcom.id, Kupang: Cuaca buruk kembali terjadi di perairan Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (9/8/2014). Cuaca buruk ini mengakibatkan pelayaran antar pulau lumpuh total. Kepala PT Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) Kupang Arnoldus Yansen mengatakan, tinggi gelombang di perairan berkisar 3-5 meter dan kecepatan angin maksimal 55 km/jam. Kondisi ini membahayakan pelayaran.
"Seluruh lintasan pelayaran ditutup sementara. Pelayaran akan dibuka kembali setelah cuaca kembali normal," katanya kepada Media Indonesia, Sabtu (9/8/2014).
Penghentian pelayaran tersebut adalah kedua kalinya dilakukan dalam bulan ini. Tiga hari sebelumnya, operasional kapal juga lumpuh akibat angin kencang dan gelombang tinggi. Ia menyebutkan, operasional feri di wilayah NTT selalu terganggu akibat cuaca buruk.
Daerah ini sering dilanda angin kencang dan gelombang tinggi yang membuat pelayaran terhenti selama berminggu-minggu. Perairan yang selalu memiliki gelombang tinggi seperti Selat Rote dan Laut Sawu yang merupakan jalur pelayaran. Gelombang tinggi juga sering terjadi di selat antara Pulau Timor dan Pulau Alor.
Namun, penutupan pelayaran ini tidak menimbulkan penumpukan penumpang di pekalabuhan, begitu pula truk ekspedisi. Menurut Arnoldus, pihaknya telah memberikan informasi sebelumnya tentang penutupan pelayaran.
"Strategi kami adalah memberitahukan kepada masyarakat bahwa tidak ada pelayaran sehingga setelah membaca pengumuman itu, calon penumpang tidak datang ke pelabuhan," tandasnya.
medcom.id, Kupang: Cuaca buruk kembali terjadi di perairan Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (9/8/2014). Cuaca buruk ini mengakibatkan pelayaran antar pulau lumpuh total. Kepala PT Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) Kupang Arnoldus Yansen mengatakan, tinggi gelombang di perairan berkisar 3-5 meter dan kecepatan angin maksimal 55 km/jam. Kondisi ini membahayakan pelayaran.
"Seluruh lintasan pelayaran ditutup sementara. Pelayaran akan dibuka kembali setelah cuaca kembali normal," katanya kepada
Media Indonesia, Sabtu (9/8/2014).
Penghentian pelayaran tersebut adalah kedua kalinya dilakukan dalam bulan ini. Tiga hari sebelumnya, operasional kapal juga lumpuh akibat angin kencang dan gelombang tinggi. Ia menyebutkan, operasional feri di wilayah NTT selalu terganggu akibat cuaca buruk.
Daerah ini sering dilanda angin kencang dan gelombang tinggi yang membuat pelayaran terhenti selama berminggu-minggu. Perairan yang selalu memiliki gelombang tinggi seperti Selat Rote dan Laut Sawu yang merupakan jalur pelayaran. Gelombang tinggi juga sering terjadi di selat antara Pulau Timor dan Pulau Alor.
Namun, penutupan pelayaran ini tidak menimbulkan penumpukan penumpang di pekalabuhan, begitu pula truk ekspedisi. Menurut Arnoldus, pihaknya telah memberikan informasi sebelumnya tentang penutupan pelayaran.
"Strategi kami adalah memberitahukan kepada masyarakat bahwa tidak ada pelayaran sehingga setelah membaca pengumuman itu, calon penumpang tidak datang ke pelabuhan," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LOV)