Duta Teknologi Rumah Belajar Anita Nurhasanah asal Kalimantan Utara mengatakan literasi digital penting agar ada filter informasi untuk anak muda khususnya para siswa.
“Literasi digital pendidikan merupakan sarana untuk guru-guru agar mengembanggkan inovasi dan kreativitasnya untuk pembelajaran di sekolah. Bagaimana memadukan aplikasi dan inovasi untuk mendukung belajar mengajar,” ujar Anita.
Sedangkan Duta Teknologi Rumah Belajar asal Sumatra Utara, Marudut Sidebang, menyampaikan, literasi digital pendidikan amat berpengaruh terhadap kondisi siswa saat ini.
Baca: ATVI Beri Literasi Media Digital Bagi Ibu Rumah Tangga |
Pasalnya, generasi alpha sekarang amat dekat dengan akses internet atau kemajuan teknologi. Oleh sebab itu, melalui literasi digital pendidikan dapat membuat para guru memberikan layanan dan keberpihakan kepada murid.
“Kita harus belajar memberikan layanan terbaik kepada para murid. Mencoba belajar mendekatkan diri dengan zamannya murid. Keluar dari zona nyaman selama ini dan melek teknologi digital,” kata Marudut.
Sasaran literasi digital pada dunia pendidikan tidak lupa juga dari penilaian Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikudristek).
Pentingnya pemanfaatan teknologi digital ini makin terasa ketika situasi pandemi covid-19 di Indonesia dan memaksa seluruh satuan pendidikan menerapkan skema belajar luar jaringan (luring).
“Jika dipantau di media sosial, lebih dari 270 juta penduduk Indonesia telah terkoneksi dengan internet. Dari jumlah tersebut, penggunanya amat besar adalah periode emas usia masa belajar,” ujar Kepala Pusat Data dan Informasi Kemendikbudristek, Hasan Habibie.
Hasan mengatakan, pesatnya kemajuan teknologi digital saat ini menjadikan informasi luar biasa berlimpah di internet. Dengan kondisi ini, Hasan menjelaskan, maka diperlukan perilaku dapat memilih dan memilah konten digital oleh generasi muda sebagai asupan positif.
Kendati demikian, Hasan mengungkapkan, literasi digital bukan tanpa adanya tantangan. Sejauh ini masih ada hambatan dari generasi usia belajar menyaring konten digtal.
“Tantangan terbesar literasi digital adalah budaya menggunakan internet secara sehat. Kalau budaya internet sehat itu sudah terbentuk maka luar biasa. Sarana paling efektif wujudkan budaya manfaatkan teknologi digita secara sehat adalah pendidikan,” papar Hasan.
Upaya mewujudkan literasi digital, Hasan menyebutkan, terimplementasi melalui terobosan dan inisiasi platform pendukung kegiatan pendidikan. Antara lain, pada satuan pendidikan untuk membuat proses perencanaan sekarang dapat menggunakan platform Arkas.
“Sehingga proses perencanaan dalam satuan pendidikan hanya 1 pintu, terukur, efektif, efisien, supaya tidak pusing oleh banyak platform dan aplikasi. Juga bisa dipakai setahun. Kalau untuk kebutuhan pengadaan dapat gunakan SIPLah,” tukas Hasan.
Terobosan digital lainnya hadirnya akun pembelajaran merdeka belajar, platform penghubung kebutuhan antara perguruan tinggi dan dunia industri, maupun aplikasi rapor pendidikan yang membantu melihat lingkungan belajar suatu sekolah dalam sebuah dashboard.
“Semua platform membentuk ekosistem yang positif dalam dunia pendidikan untuk menumbuhkan produktivitas dan semangat belajar siswa,” ucap Hasan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id