Sebelum ada internet, produk seni dan budaya hanya dikenal dalam lingkup terbatas. Misalnya, sape. Bagi Anda yang belum tahu, sape adalah alat musik kesenian tradisional masyarakat Suku Dayak, Kalimantan Barat. Sape digunakan sebagai sarana pengiring tarian serta pendukung upacara ritual adat Suku Dayak.
"Secara mitos, alat musik sape saking suaranya begitu menyentuh sukma, ada cerita sape bisa menghidupkan orang yang telah meninggal," ucap budayawan Aloysius Mering, pada program BAKTI untuk Negeri di Metro TV.
Sekilas bentuk sape mirip dengan alat musik gitar. Namun rupanya, sape dan gitar tidaklah sama.
"Perbedaan sape dengan gitar, dari bentuknya beda dengan gitar. Dari segi nada sape tuningnya berbeda dengan gitar. Sape dominan melodi. Sape dibuat dari kayu berkualitas, misalnya cempedak, nangka, mahoni. Kayu tersebut memiliki resonansi suara bagus," kata musisi sape, Ferinandus Lah atau akrab disapa Feri Sape.
Telah lama menekuni alat musik sape, Feri Sape punya cita-cita sape bisa tampil lebih keren. Tak hanya sekadar alat musik tradisional yang kuno.
"Sape sesungguhnya untuk mengiringi tarian tradisional. Namun seiring perkembangan zaman dan untuk memikat generasi muda agar mau mempelajari sape, maka sape beradaptasi dengan musik modern," ucap Feri Sape.
Feri Sape dan grup bandnya kerap membawakan musik modern dengan perpaduan alat musik sape. Hasilnya, lagu modern dengan sentuhan sape terdengar makin keren.
Keindahan alunan sape kini tak hanya didengarkan oleh Suku Dayak saja, melainkan mengalun hingga ke pelosok negeri. Bahkan, telah dikenal dunia.
Semua itu berkat bantuan internet. Internet menembus tanpa batas mengantarkan informasi hingga ke penjuru dunia. Internet memudahkan masyarakat mengenal budaya.
"Saya sudah pernah tampil di luar negeri, di antaranya Iran, Italia, Cheko, Ukraina, Maroko, Jepang, Thailand, Tiongkok, Malaysia, dan Dubai. Kebanggaan ketika keluar negeri ialah kita membawa nama Indonesia. Mengharumkan bangsa," ujar Feri Sape.
Ternyata, sape lebih dari sekadar alat musik dengan fungsi menghibur. Sape bermanfaat untuk terapi memberikan ketenangan kepada penderita depresi. Pemanfaatan sape sebagai bagian dari terapi terlihat di RS Jiwa Daerah Sungai Bangkong, Pontianak, Kalbar.
Alunan musik sape bermanfaat bagi pasien gangguan jiwa. Membuat mereka menjadi tenang, nyaman, lebih fokus, dan bisa berinteraksi dengan baik.
"Sape bisa disebut sebagai musik klasik. Musik klasik itu sangat bermanfaat memberikan kenyamanan, ketenangan, khususnya pada pasien dengan gangguan jiwa untuk mengurangi bisikan-bisikan yang sering mereka dengar," kata Direktur RSJD Sungai Bangkong, Kalbar, Batara Sianipar.
Jaringan internet telah memberikan berbagai kemudahan, sama halnya dengan sape yang kini dengan mudahnya dapat dikenal masyarakat luas.
"Internet besar sekali pengaruhnya untuk penyampaian pesan, pendidikan budaya, pelestarian budaya yang memang harus disebarluaskan. Komunikasi budaya ini sangat memerlukan internet," kata Kadis Kominfo Kalimantan Barat Sukaliman.
Kementerian Komunikasi (Kominfo) melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) terus bekerja keras membangun infrastruktur telekomunikasi dari Sabang ke Merauke agar internet menjangkau hingga pelosok daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) dan perbatasan.
BAKTI Kominfo menargetkan membangun 7.904 BTS (base transceiver station) di daerah 3T, serta lokasi prioritas (lokpri) sepanjang tahun 2020-2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id