Bantul: Pembelajaran tatap muka (PTM) di SD Bantul Timur Kecamatan Trirenggo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dihentikan sementara. Hal ini terjadi akibat adanya salah seorang siswa positif covid-19 yang tetap masuk kelas mengikuti PTM.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Bantul, Isdarmoko, menjelaskan kasus itu terjadi pada Jumat, 1 Oktober 2021. Laporan dari Dinas Kesehatan setempat, kata dia, wali murid yang diketahui positif covid-19 mengantarkan siswa SD itu ke sekolah.
"Jumat (wali murid) itu juga masih sempat mengantar (siswa ke sekolah)," kata Isdarmoko saat dihubungi, Rabu, 6 Oktober 2021.
Baca: DPRD Soroti 2 Tahun Kekosongan Jabatan Sekda Jateng
Dalam proses verifikasi, wali murid yang lebih dulu positif covid-19 itu telanjur menularkan ke sang anak. Lantas PTM di sekolah tersebut dihentikan sementara selama sepekan.
"Selama seminggu (diganti) dengan PJJ (pembelajaran jarak jauh)," jelasnya.
Isdarmoko mengungkapkan tracing dalam kasus itu dilakukan kepada guru dan siswa yang sempat kontak. Ia mengatakan 14 guru menjadi sasaran tracing.
"Kalau ada yang positif (covid-19), ya tracingnya lebih luas lagi ke semua anak di kelas. Kalau negatif semua, hari Senin dibolehkan PTM," ungkapnya.
Usai peristiwa itu, Kepala Disdikpora Bantul mengeluarkan surat edaran (SE) yang berisi permintaan penghentian PTM jika ditemukan kasus covid-19, baik itu siswa maupun keluarganya. Siswa yang positif covid-19 ataupun keluarganya, tak diperkenankan mengikuti PTM.
Isdarmoko menambahkan sudah ada sebanyak 365 sekolah di bawah naungan lembaganya melaksanakan PTM terbatas. Ia menyebut, baru ada satu kasus covid-19 yang dialami siswa dan mengikuti PTM.
Bantul: Pembelajaran tatap muka (
PTM) di SD Bantul Timur Kecamatan Trirenggo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dihentikan sementara. Hal ini terjadi akibat adanya salah seorang siswa positif covid-19 yang tetap masuk kelas mengikuti PTM.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Bantul, Isdarmoko, menjelaskan kasus itu terjadi pada Jumat, 1 Oktober 2021. Laporan dari Dinas Kesehatan setempat, kata dia, wali murid yang diketahui positif covid-19 mengantarkan siswa SD itu ke sekolah.
"Jumat (wali murid) itu juga masih sempat mengantar (siswa ke sekolah)," kata Isdarmoko saat dihubungi, Rabu, 6 Oktober 2021.
Baca:
DPRD Soroti 2 Tahun Kekosongan Jabatan Sekda Jateng
Dalam proses verifikasi, wali murid yang lebih dulu positif covid-19 itu telanjur menularkan ke sang anak. Lantas PTM di sekolah tersebut dihentikan sementara selama sepekan.
"Selama seminggu (diganti) dengan PJJ (pembelajaran jarak jauh)," jelasnya.
Isdarmoko mengungkapkan tracing dalam kasus itu dilakukan kepada guru dan siswa yang sempat kontak. Ia mengatakan 14 guru menjadi sasaran tracing.
"Kalau ada yang positif (covid-19), ya tracingnya lebih luas lagi ke semua anak di kelas. Kalau negatif semua, hari Senin dibolehkan PTM," ungkapnya.
Usai peristiwa itu, Kepala Disdikpora Bantul mengeluarkan surat edaran (SE) yang berisi permintaan penghentian PTM jika ditemukan kasus covid-19, baik itu siswa maupun keluarganya. Siswa yang positif covid-19 ataupun keluarganya, tak diperkenankan mengikuti PTM.
Isdarmoko menambahkan sudah ada sebanyak 365 sekolah di bawah naungan lembaganya melaksanakan PTM terbatas. Ia menyebut, baru ada satu kasus covid-19 yang dialami siswa dan mengikuti PTM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)
