Medan: Sumatra Utara (Sumut) menjadi salah satu dari lima provinsi di luar Jawa dan Bali yang mendapat rapor merah dari Presiden Joko Widodo terkait penanganan Covid-19. Gubernur Sumut Edy Rahmayadi pun angkat bicara.
Edy mengakui adanya peningkatan kasus covid-19 di Sumut. Menurutnya, hal tersebut terjadi karena masyarakat lalai.
"Masyarakat belum patuh pada protokol kesehatan,” kata Edy, dalam tayangan program Headline News di Metro TV, Selasa, 10 Agustus 2021.
Edy akan memperketat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di setiap daerah di Sumut. Pengetatan PPKM ini dilakukan dengan cara meningkatkan langkah 3T, yaitu tracing (pelacakan), testing (pemeriksaan), dan treatment (pengobatan).
Tempat isolasi terpusat tengah dipersiapkan oleh Pemprov Sumut. Sebanyak 812 tempat tidur disiapkan pada tahap awal di lima lokasi berbeda. Penambahan ini untuk menampung masyarakat umum maupun petugas yang terpapar covid-19.
Gubernur Sumut bersama Wali Kota Medan, Kapolda Sumut, dan Pangdam I/Bukit Barisan baru meresmikan salah satu tempat isolasi terpusat yang berada di Asrama Haji Kota Medan. Asrama Haji Kota Medan memiliki kapasitas 400 tempat tidur yang dibagi ke dalam tiga blok.
Tempat isolasi terpusat tahap kedua yang saat ini tengah disiapkan, ditargetkan memiliki 2.200 tempat tidur.
Total kumulatif kasus covid-19 di Sumut per 9 Agustus 2021 tercatat sebanyak 72.884 kasus. Kasus aktif sebanyak 25.065 kasus. Persentase kematian akibat covid-19 sebanyak 2,32 persen dan persentase kesembuhan 63,29 persen.
Tiga daerah penyumbang kasus aktif covid-19 terbanyak adalah Medan, Deli Serdang, dan Pematang Siantar. Edy akan terus mengecek kesiapan penerapan PPKM baik pada daerah level 2 maupun level 4, sembari meminta masyarakat terus mematuhi protokol kesehatan.
“Beritahu, ajari mereka, edukasi, sosialisasi, semua kita sama-sama bergandengan tangan," ujar Edy kepada petugas covid-19. (Widya Finola Ifani Putri)
Medan: Sumatra Utara (Sumut) menjadi salah satu dari lima provinsi di luar Jawa dan Bali yang mendapat rapor merah dari Presiden Joko Widodo terkait penanganan Covid-19. Gubernur Sumut Edy Rahmayadi pun angkat bicara.
Edy mengakui adanya peningkatan kasus covid-19 di Sumut. Menurutnya, hal tersebut terjadi karena masyarakat lalai.
"Masyarakat belum patuh pada protokol kesehatan,” kata Edy, dalam tayangan program Headline News di
Metro TV, Selasa, 10 Agustus 2021.
Edy akan memperketat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di setiap daerah di Sumut. Pengetatan PPKM ini dilakukan dengan cara meningkatkan langkah 3T, yaitu
tracing (pelacakan),
testing (pemeriksaan), dan
treatment (pengobatan).
Tempat isolasi terpusat tengah dipersiapkan oleh Pemprov Sumut. Sebanyak 812 tempat tidur disiapkan pada tahap awal di lima lokasi berbeda. Penambahan ini untuk menampung masyarakat umum maupun petugas yang terpapar covid-19.
Gubernur Sumut bersama Wali Kota Medan, Kapolda Sumut, dan Pangdam I/Bukit Barisan baru meresmikan salah satu tempat isolasi terpusat yang berada di Asrama Haji Kota Medan. Asrama Haji Kota Medan memiliki kapasitas 400 tempat tidur yang dibagi ke dalam tiga blok.
Tempat isolasi terpusat tahap kedua yang saat ini tengah disiapkan, ditargetkan memiliki 2.200 tempat tidur.
Total kumulatif kasus covid-19 di Sumut per 9 Agustus 2021 tercatat sebanyak 72.884 kasus. Kasus aktif sebanyak 25.065 kasus. Persentase kematian akibat covid-19 sebanyak 2,32 persen dan persentase kesembuhan 63,29 persen.
Tiga daerah penyumbang kasus aktif covid-19 terbanyak adalah Medan, Deli Serdang, dan Pematang Siantar. Edy akan terus mengecek kesiapan penerapan PPKM baik pada daerah level 2 maupun level 4, sembari meminta masyarakat terus mematuhi protokol kesehatan.
“Beritahu, ajari mereka, edukasi, sosialisasi, semua kita sama-sama bergandengan tangan," ujar Edy kepada petugas covid-19.
(Widya Finola Ifani Putri) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UWA)