Yogyakarta: Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, meminta industri batik tetap eksis meski pandemi covid-19 masih menghantui. Ada sekitar 11 ribu orang dari berbagai daerah mengikuti program pelatihan pengembangan batik.
"Materi pelatihannya mulai dari membatik asistensi, mendukung, dan membantu produk yang dihasilkan ada sertifikat SNI," kata Agus di Balai Besar Kerajinan Batik (BBKB) Yogyakarta, Rabu, 19 Mei 2021.
Baca: Klaster Perumahan di Bogor Diklaim Bukan dari Pemudik
Agus mengatakan sertifikat SNI akan membantu pengembangan produk, termasuk kualitas produk yang dihasilkan.
Agus turut meresmikan studio pengembangan industri batik Indonesia di BBKB Yogyakarta. Ia menilai keberadaan studio itu jadi bagian pelayanan masyarakat termotivasi mengembangkan budaya asli Indonesia.
Ia menyebut Kemenperin bisa memberi pelatihan untuk calon pembatik. Ia berharap adanya kemunculan pembatik-pembatik baru lewat studio tersebut.
"Sekarang sedang pandemi, tapi kita tidak kalah dengan pandemi, tetap semangat kita melaksanakan apa yang disebut dengan learning centre," jelas Agus.
Agus mengaku melihat banyak kreasi batik di lokasi itu. Menurut dia penciptaan batik dengan bantuan teknologi akan bisa membuat proses produksi lebih efisien.
Sementara Pelaksana tugas Kepala BBKB, Titik Purwati Widowati, mengatakan studio itu diharap bisa menjadi pusat pembelajaran dan pengembangan batik digital. Studio itu bisa diakses para pelaku industri sampai pemerhati kerajinan batik.
"Digitalisasi industri 4.0 berupa batik analyzer. Ada juga katalog batik digital, serta katalog zat warna alam," ungkap Titik.
Menurutnya ada banyak pihak yang mengikuti pelatihan membatik. Pelatihan itu difasilitasi dengan zoomeeting maupun whatsapp. "Pesertanya dari berbagai daerah. Ada juga dari luar negeri, seperti Perancis dan Belgia. Ada pelaku industri, pemerhati, dan pengamat (kerajinan batik)," ujarnya.
Yogyakarta: Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, meminta industri
batik tetap eksis meski pandemi covid-19 masih menghantui. Ada sekitar 11 ribu orang dari berbagai daerah mengikuti program pelatihan pengembangan batik.
"Materi pelatihannya mulai dari membatik asistensi, mendukung, dan membantu produk yang dihasilkan ada sertifikat SNI," kata Agus di Balai Besar Kerajinan Batik (BBKB) Yogyakarta, Rabu, 19 Mei 2021.
Baca:
Klaster Perumahan di Bogor Diklaim Bukan dari Pemudik
Agus mengatakan sertifikat SNI akan membantu pengembangan produk, termasuk kualitas produk yang dihasilkan.
Agus turut meresmikan studio pengembangan industri batik Indonesia di BBKB Yogyakarta. Ia menilai keberadaan studio itu jadi bagian pelayanan masyarakat termotivasi mengembangkan budaya asli Indonesia.
Ia menyebut Kemenperin bisa memberi pelatihan untuk calon pembatik. Ia berharap adanya kemunculan pembatik-pembatik baru lewat studio tersebut.
"Sekarang sedang pandemi, tapi kita tidak kalah dengan pandemi, tetap semangat kita melaksanakan apa yang disebut dengan learning centre," jelas Agus.
Agus mengaku melihat banyak kreasi batik di lokasi itu. Menurut dia penciptaan batik dengan bantuan teknologi akan bisa membuat proses produksi lebih efisien.
Sementara Pelaksana tugas Kepala BBKB, Titik Purwati Widowati, mengatakan studio itu diharap bisa menjadi pusat pembelajaran dan pengembangan batik digital. Studio itu bisa diakses para pelaku industri sampai pemerhati kerajinan batik.
"Digitalisasi industri 4.0 berupa batik analyzer. Ada juga katalog batik digital, serta katalog zat warna alam," ungkap Titik.
Menurutnya ada banyak pihak yang mengikuti pelatihan membatik. Pelatihan itu difasilitasi dengan zoomeeting maupun whatsapp. "Pesertanya dari berbagai daerah. Ada juga dari luar negeri, seperti Perancis dan Belgia. Ada pelaku industri, pemerhati, dan pengamat (kerajinan batik)," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)