Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk waspada akan potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang di sejumlah wilayah di Indonesia pada Kamis, 21 Oktober 2021.
Dalam sistem peringatan dini cuaca, BMKG memprakirakan wilayah yang berpotensi mengalami hujan lebat disertai petir hingga angin kencang, seperti di Aceh, Bangka Belitung, Banten, Bengkulu, DKI Jakarta, dan Gorontalo.
Kemudian Jambi, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Lampung.
Lalu di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua, Papua Barat, Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, dan Sumatra Utara.
Khusus di wilayah DKI Jakarta, wilayah yang berpotensi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang di sebagian wilayah Jaksel dan Jaktim pada siang dan sore hari serta di sebagian wilayah Kepulauan Seribu, Jakbar, Jakpus, dan Jakut pada malam dan dini hari
Baca juga: Tingkat Kesembuhan Pasien Covid-19 di DIY Capai 96%
Sementara di Jawa Barat, potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang antara siang hingga sore hari di wilayah Kabupaten dan Kota Bogor, Cianjur, Subang, Kabupaten Sukabumi, Purwakarta, Bandung Raya, Garut, serta Kabupaten dan Kota Tasikmalaya.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengingatkan masyarakat untuk waspada akan datangnya fenomena La Nina menjelang akhir tahun ini.
Berdasarkan monitoring terhadap perkembangan terbaru dari data suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur, saat ini nilai anomali telah melewati ambang batas La Nina, yaitu sebesar -0.61 pada dasarian I Oktober 2021.
Kondisi ini berpotensi terus berkembang dan masyarakat serta pemerintah harus segera bersiap menyambut kehadiran La Nina yang diprakirakan berlangsung dengan intensitas lemah hingga sedang hingga Februari 2022.
Berdasarkan pada kejadian La Nina tahun lalu, hasil kajian BMKG menunjukkan bahwa curah hujan mengalami peningkatan pada November hingga Januari terutama di wilayah Sumatra Selatan, Jawa, Bali, NTT, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.
Maka dari itu, La Nina tahun ini diprediksikan relatif sama dan akan berdampak pada peningkatan curah hujan bulanan berkisar antara 20 sampai 70 persen di atas normalnya.
"Dengan adanya potensi peningkatan curah hujan pada periode musim hujan tersebut maka perlu kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi lanjutan dari curah hujan tinggi yang berpotensi memicu bencana hidrometeorologi," kata Dwikorita.
Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk waspada akan potensi hujan lebat yang dapat
disertai kilat dan angin kencang di sejumlah wilayah di Indonesia pada Kamis, 21 Oktober 2021.
Dalam sistem peringatan dini cuaca, BMKG memprakirakan wilayah yang berpotensi mengalami hujan lebat disertai petir hingga angin kencang, seperti di Aceh, Bangka Belitung, Banten, Bengkulu, DKI Jakarta, dan Gorontalo.
Kemudian Jambi, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Lampung.
Lalu di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua, Papua Barat, Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, dan Sumatra Utara.
Khusus di wilayah DKI Jakarta, wilayah yang berpotensi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang di sebagian wilayah Jaksel dan Jaktim pada siang dan sore hari serta di sebagian wilayah Kepulauan Seribu, Jakbar, Jakpus, dan Jakut pada malam dan dini hari
Baca juga:
Tingkat Kesembuhan Pasien Covid-19 di DIY Capai 96%
Sementara di Jawa Barat, potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang antara siang hingga sore hari di wilayah Kabupaten dan Kota Bogor, Cianjur, Subang, Kabupaten Sukabumi, Purwakarta, Bandung Raya, Garut, serta Kabupaten dan Kota Tasikmalaya.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengingatkan masyarakat untuk waspada akan datangnya fenomena La Nina menjelang akhir tahun ini.
Berdasarkan monitoring terhadap perkembangan terbaru dari data suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur, saat ini nilai anomali telah melewati ambang batas La Nina, yaitu sebesar -0.61 pada dasarian I Oktober 2021.
Kondisi ini berpotensi terus berkembang dan masyarakat serta pemerintah harus segera bersiap menyambut kehadiran La Nina yang diprakirakan berlangsung dengan intensitas lemah hingga sedang hingga Februari 2022.
Berdasarkan pada kejadian La Nina tahun lalu, hasil kajian BMKG menunjukkan bahwa curah hujan mengalami peningkatan pada November hingga Januari terutama di wilayah Sumatra Selatan, Jawa, Bali, NTT, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.
Maka dari itu, La Nina tahun ini diprediksikan relatif sama dan akan berdampak pada peningkatan curah hujan bulanan berkisar antara 20 sampai 70 persen di atas normalnya.
"Dengan adanya potensi peningkatan curah hujan pada periode musim hujan tersebut maka perlu kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi lanjutan dari curah hujan tinggi yang berpotensi memicu bencana hidrometeorologi," kata Dwikorita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)