Banjarbaru: Kebutuhan hewan ternak sapi dan kambing untuk ibadah kurban di Provinsi Kalimantan Selatan tahun ini diperkirakan mencapai 21 ribu ekor. Besarnya kebutuhan hewan kurban ini meningkat dari tahun sebelumnya sebanyak 14 ribu ekor, terdiri dari 10 ribu ekor sapi dan 4 ribu ekor kambing.
"Kebutuhan hewan kurban sapi dan kambing tahun ini kita perkirakan meningkat menjadi 21 ribu ekor," kata Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalsel, Suparmi, Rabu, 29 Mei 2024.
Meski meningkat Suparmi menjamin ketersediaan hewan kurban di Kalsel mencukupi. "Masyarakat tidak perlu khawatir akan kekurangan hewan kurban mengingat kesediaannya mencukupi, termasuk yang berasal dari program pengembangan sapi integrasi sawit SISKA KU INTIP," jelasnya.
Terkait ancaman penyakit pada hewan ternak termasuk Brucellosis yang sempat terdeteksi oleh Balai Karantina beberapa waktu lalu, Suparmi mengatakan pihaknya telah menerjunkan tim pengawasan dan pemeriksaan ternak kurban sebelum dipotong.
"Sedangkan untuk ternak kurban yang dipasok dari luar daerah harus sesuai prosedur dan melalui pemeriksaan ketat balai karantina," ungkapnya.
Sebelumnya Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Kalsel menemukan adanya Brucellosis pada hewan ternak sapi yang berpotensi menular ke hewan dan manusia, sehingga mengambil tindakan pemusnahan dengan cara pemotongan tiga ekor sapi bibit asal Nusa Tenggara Barat yang masuk ke Kalsel.
Sentra ternak di Kalsel tersebar di hampir semua kabupaten dan terbesar ada di Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Banjar, Tanah Bumbu dan Tabalong.
Banjarbaru: Kebutuhan
hewan ternak sapi dan kambing untuk ibadah kurban di Provinsi Kalimantan Selatan tahun ini diperkirakan mencapai 21 ribu ekor. Besarnya kebutuhan hewan kurban ini meningkat dari tahun sebelumnya sebanyak 14 ribu ekor, terdiri dari 10 ribu ekor sapi dan 4 ribu ekor kambing.
"Kebutuhan hewan kurban sapi dan kambing tahun ini kita perkirakan meningkat menjadi 21 ribu ekor," kata Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalsel, Suparmi, Rabu, 29 Mei 2024.
Meski meningkat Suparmi menjamin ketersediaan hewan kurban di Kalsel mencukupi. "Masyarakat tidak perlu khawatir akan kekurangan hewan kurban mengingat kesediaannya mencukupi, termasuk yang berasal dari program pengembangan sapi integrasi sawit SISKA KU INTIP," jelasnya.
Terkait ancaman penyakit pada hewan ternak termasuk Brucellosis yang sempat terdeteksi oleh Balai Karantina beberapa waktu lalu, Suparmi mengatakan pihaknya telah menerjunkan tim pengawasan dan pemeriksaan ternak kurban sebelum dipotong.
"Sedangkan untuk ternak kurban yang dipasok dari luar daerah harus sesuai prosedur dan melalui pemeriksaan ketat balai karantina," ungkapnya.
Sebelumnya Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Kalsel menemukan adanya Brucellosis pada hewan ternak sapi yang berpotensi menular ke hewan dan manusia, sehingga mengambil tindakan pemusnahan dengan cara pemotongan tiga ekor sapi bibit asal Nusa Tenggara Barat yang masuk ke Kalsel.
Sentra ternak di Kalsel tersebar di hampir semua kabupaten dan terbesar ada di Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Banjar, Tanah Bumbu dan Tabalong.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)