medcom.id, Makassar: Elpiji tabung 3 kilogram (kg) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, tidak mengalami kelangkaan, tapi harganya melonjak.
Di sejumlah pengecer elpiji, di Jalan Veteran, Mannuruki, Dg Tata, dan Korban 40 Ribu Jiwa, tabung melon tersebut, harganya sudah mencapai Rp18.000 per tabung. Padahal, di tingkat pangkalan atau agen, sebelum tiba di pengecer, harga elpiji 3 kg tidak mengalamai kenaikan, yaitu Rp14.700 per tabung.
"Harga itu pun sudah saya naikkan, karena saya ambil dari Pertamina itu Rp13.500 per tabung. Kenaikan dari Rp13.500 ke Rp14.700 untuk ongkos angkut," ungkap Rossa, pemilik pangkalan elpiji di Jalan Bandang, Makassar.
Menanggapi hal tersebut, Senior Supervisor External Relation Pertamina Regional VII Sulawesi Taufiqurrahman mengaku belum mendengar atau mendapat laporan terkait kenaikan harga elpiji 3 kg di tingkat pengecer tersebut.
"Untuk elpiji 3 kg itu kan masuk kewenangan pemerintah daerah. Pemprov Sulsel juga sudah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) elpiji. Jadi itu di luar kendali Pertamina, jika ada perbedaan harga mencolok. Tapi jika ada yang terlalu berlebihan, bisa saja melaporkan hal itu ke pihak Pertamina. Tapi kami berharap, para pengecer tidak menjual teralu jauh dari HET yang ditentukan," urai Taufiqurrahman, Rabu (25/2).
Pemerintah Provinsi Sulsel telah menetapkan HET elpiji 3 kg sebesar Rp15.500 dari Rp12.750 per tabung.
medcom.id, Makassar: Elpiji tabung 3 kilogram (kg) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, tidak mengalami kelangkaan, tapi harganya melonjak.
Di sejumlah pengecer elpiji, di Jalan Veteran, Mannuruki, Dg Tata, dan Korban 40 Ribu Jiwa, tabung melon tersebut, harganya sudah mencapai Rp18.000 per tabung. Padahal, di tingkat pangkalan atau agen, sebelum tiba di pengecer, harga elpiji 3 kg tidak mengalamai kenaikan, yaitu Rp14.700 per tabung.
"Harga itu pun sudah saya naikkan, karena saya ambil dari Pertamina itu Rp13.500 per tabung. Kenaikan dari Rp13.500 ke Rp14.700 untuk ongkos angkut," ungkap Rossa, pemilik pangkalan elpiji di Jalan Bandang, Makassar.
Menanggapi hal tersebut, Senior Supervisor External Relation Pertamina Regional VII Sulawesi Taufiqurrahman mengaku belum mendengar atau mendapat laporan terkait kenaikan harga elpiji 3 kg di tingkat pengecer tersebut.
"Untuk elpiji 3 kg itu kan masuk kewenangan pemerintah daerah. Pemprov Sulsel juga sudah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) elpiji. Jadi itu di luar kendali Pertamina, jika ada perbedaan harga mencolok. Tapi jika ada yang terlalu berlebihan, bisa saja melaporkan hal itu ke pihak Pertamina. Tapi kami berharap, para pengecer tidak menjual teralu jauh dari HET yang ditentukan," urai Taufiqurrahman, Rabu (25/2).
Pemerintah Provinsi Sulsel telah menetapkan HET elpiji 3 kg sebesar Rp15.500 dari Rp12.750 per tabung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADF)