Anggota Unit Satwa K-9 Polda Jambi memeriksa bawaan pemudik asal Batam, Kepulauan Riau di Pelabuhan Marina Kuala Tungkal, Tanjung Jabung Barat, Jambi, Rabu (15/7) malam. Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Anggota Unit Satwa K-9 Polda Jambi memeriksa bawaan pemudik asal Batam, Kepulauan Riau di Pelabuhan Marina Kuala Tungkal, Tanjung Jabung Barat, Jambi, Rabu (15/7) malam. Foto: Antara/Wahdi Septiawan

Di Batam, Angka Kriminalitas Meningkat

Hendri Kremer • 30 Juli 2015 16:56
medcom.id, Batam: Angka kriminalitas di Batam naik 22,27 persen. Angka ini yang tertinggi dibandingkan wilayah lain di Kepulauan Riau. Setelah Batam, tingkat kriminalitas tertinggi berikutnya di Tanjungpinang, Tanjungbalai Katimun, dan Bintan.
 
Tindak kriminal tertinggi adalah kejahatan penipuan. Tingginya angka kriminalitas ini membuat pengusaha merasa tak aman berinvestasi di Batam.
 
Kapolda Kepri Brigadir Jendral Arman Depari mengatakan, selama Operasi Ketupat 2015, kasus yang kriminal yang menonjol adalah pencurian kendaraan motor (11 kasus) dari 22 kasus kriminal. Tahun sebelumnya, kejadian ini hanya tercatat 8 kasus.

"Dibandingkan tahun lalu tingkat kejahatan curanmor selama Operasi Ketupat meningkat 22,27 persen. Ini terjadi di polres dan polsek di Batam," ujarnya, Kamis (30/7/2015).
 
Humas Polda Kepri AKBP Hartono mengatakan, tingkat kerawanan paling tinggi di Polresta Barelang. Disusul Polres Tanjung Pinang, Polres Karimun, dan Polres Bintam.
 
Dewan Penasihat Kadin Kepri Abdullah Gosse mengatakan, kejahatan di Batam harus diberikan tindakan tegas. Ini berkaitan erat dengan rasa aman dalam berusaha.
 
Apalagi, Batam dikenal sebagai kawasan investasi asing. Menurut dia, kawasan yang rawan itu, seperti kawasan Batu Aji Batam, dan Nagoya.
 
"Banyak teman di luar negeri bertanya kepada saya. Batam bagaimana sekarang? Apakah masih tinggi angka kriminalnya?" katanya.
 
Gosse mengusulkan pendatang yang masuk ke Batam harus dilengkapi surat kelakuan baik dari tempat asalnya. Mereka juga harus memiliki keahlian.
 
"Sebab, jumlah pengangguran yang tidak memiliki keahlian saat ini tinggi. Itu salah satu faktor pemicu tinggi angka kriminal," katanya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan