Makassar: Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah, mengeklaim mampu mengendalikan penyebaran virus korona atau covid-19. Reproduksi penyebaran virus korona diklaim berada di bawah satu.
Hal itu berdasarkan pemaparan tim ahli data dan epidemi yang menyampaikan terkait analisis dan kurva perkembangan virus korona di Sulawesi Selatan, hingga Sabtu, 6 Juni 2020.
"Memang luar biasa kerja-kerja teman medis ini dengan segala kesabaran dan keikhlasan menghadapi ini," katanya, di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu 7 Juni 2020.
Dari data yang disampaikan, perkembangan angka reproductive dua pekan terakhir turun ke Rt 0,9 dengan interval 0,9-1,1. Artinya dalam dua pekan terakhir ada pengendalian kasus yang dilakukan oleh tim gugus covid-19 Sulsel
Dia mengungkap jumlah angka positif di Sulawesi Selatan tinggi, lantaran telah ada tujuh laboratorium di Sulsel. Kemampuan tujuh laboratorium itu diklaim melebihi kemapuan yang dimiliki nasional.
"Saya haru dan bangga dengan kinerja tim, karena ini misi kemanusiaan," kata Nurdin.
Baca: Malang Raya Belum Memenuhi Syarat New Normal
Sementara itu, Ahli Epedemologi dan Guru Besar FKM Unhas, Ridwan Amiruddin, menjelaskan, sejak 22 atau 23 Maret 2020 hingga 4 Juni 2020 sudah membangun kurva pandemi korona untuk Sulsel. Dia mengungkap berdasarkan gambaran kurva, setiap intervensi yang diberikan mampu menekan pertumbuhan kasus korona.
Intervensi antara lain, adalah kebijakan work from home, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) 1 dan 2 Makassar, PSBB Gowa, duta covid-19, intensive tracking dan penambahan laboratorium.
"Memang dengan pertambahan tujuh lab itu, itu menambah dan memberikan daya, kelihatannya pada penambahan jumlah kasus. Tetapi pada satu sisi ini menekan penularan," jelasnya.
Sehingga, dampaknya adalah pada 23 Maret, Sulsel memiliki Ro (Reproduksi) kasus dari 2,8 sampai 4. Pertumbuhan kasus sejak 19 Maret dengan Ro sebesar 3,8 dengan berbagai intevensi.
"Itu pelan-pelan menurun sesuai dengan intervensi yang diberikan kemudian per 6 Juni 2020 sudah berada pada angka 0,9," terangnya.
Artinya, kata dia, pelan-pelan Sulsel telah menuju pada interval intervensi yang diberikan. Dia berharap dengan intervensi yang diberikan dalam dua atau tiga pekan ke depan mampu mengontrol pertambahan kasus.
"Dengan demikian Sulsel ini bisa masuk ke dalam New Normal. Jadi bulan Juni ini meskipun secara kasus harian kelihatan ada fluktuasi jumlah kasus. Tetapi, secara kontinyu dari grafik ini menunjukan kestabilan angka di kisaran satu dan di bawah satu," jelasnya.
Makassar: Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah, mengeklaim mampu mengendalikan penyebaran virus korona atau covid-19. Reproduksi penyebaran virus korona diklaim berada di bawah satu.
Hal itu berdasarkan pemaparan tim ahli data dan epidemi yang menyampaikan terkait analisis dan kurva perkembangan virus korona di Sulawesi Selatan, hingga Sabtu, 6 Juni 2020.
"Memang luar biasa kerja-kerja teman medis ini dengan segala kesabaran dan keikhlasan menghadapi ini," katanya, di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu 7 Juni 2020.
Dari data yang disampaikan, perkembangan angka reproductive dua pekan terakhir turun ke Rt 0,9 dengan interval 0,9-1,1. Artinya dalam dua pekan terakhir ada pengendalian kasus yang dilakukan oleh tim gugus covid-19 Sulsel
Dia mengungkap jumlah angka positif di Sulawesi Selatan tinggi, lantaran telah ada tujuh laboratorium di Sulsel. Kemampuan tujuh laboratorium itu diklaim melebihi kemapuan yang dimiliki nasional.
"Saya haru dan bangga dengan kinerja tim, karena ini misi kemanusiaan," kata Nurdin.
Baca: Malang Raya Belum Memenuhi Syarat New Normal
Sementara itu, Ahli Epedemologi dan Guru Besar FKM Unhas, Ridwan Amiruddin, menjelaskan, sejak 22 atau 23 Maret 2020 hingga 4 Juni 2020 sudah membangun kurva pandemi korona untuk Sulsel. Dia mengungkap berdasarkan gambaran kurva, setiap intervensi yang diberikan mampu menekan pertumbuhan kasus korona.
Intervensi antara lain, adalah kebijakan work from home, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) 1 dan 2 Makassar, PSBB Gowa, duta covid-19, intensive tracking dan penambahan laboratorium.
"Memang dengan pertambahan tujuh lab itu, itu menambah dan memberikan daya, kelihatannya pada penambahan jumlah kasus. Tetapi pada satu sisi ini menekan penularan," jelasnya.
Sehingga, dampaknya adalah pada 23 Maret, Sulsel memiliki Ro (Reproduksi) kasus dari 2,8 sampai 4. Pertumbuhan kasus sejak 19 Maret dengan Ro sebesar 3,8 dengan berbagai intevensi.
"Itu pelan-pelan menurun sesuai dengan intervensi yang diberikan kemudian per 6 Juni 2020 sudah berada pada angka 0,9," terangnya.
Artinya, kata dia, pelan-pelan Sulsel telah menuju pada interval intervensi yang diberikan. Dia berharap dengan intervensi yang diberikan dalam dua atau tiga pekan ke depan mampu mengontrol pertambahan kasus.
"Dengan demikian Sulsel ini bisa masuk ke dalam New Normal. Jadi bulan Juni ini meskipun secara kasus harian kelihatan ada fluktuasi jumlah kasus. Tetapi, secara kontinyu dari grafik ini menunjukan kestabilan angka di kisaran satu dan di bawah satu," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)