Palembang: Kepolisian Daerah Sumatera Selatan menyiapkan Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror (Densus 88) untuk merangkul masyarakat yang terpapar radikalisme dan mantan napi terorisme agar tidak kembali radikal.
Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Supriadi mengatakan di Polda Sumsel ada The Radikalisasi yang bertugas memperbaiki pemikiran orang-orang yang pernah terpapar radikalisme.
"Tugas dari The Radikalisasi itu memperbaiki dan membina seseorang yang terkena radikalisme agar bisa kembali ke masyarakat," kata Supriadi di Palembang, Kamis, 14 November 2019.
Supriadi menjelaskan setelah kembali ke masyarakat, orang yang sudah mendapat pengobatan tersebut nantinya bisa juga melakukan sosialiasi dan mengajak mencegah masyarakat untuk tidak terpapar radikalisme.
"Itu yang akan kita manfaatkan dari Densus 88 ini melalui The Radikalisasi untuk mencegah paham radikalisme agar tidak menyebar ke Sumsel," jelas Supriadi.
Namun Supriadi mengatakan jika saat ini pihaknya belum menemukan adanya paham radikal yang tersebar di Sumsel. "Alhamdulilah selama saya menjabat selama sembilan bulan ini belum adanya laporan mengenai radikalisme ini. Tetapi saya pastikan Sumsel aman dari gejolak radikalisme," ungkap Supriadi.
Supriadi mengimbau kepada masyarakat untuk tidak terpengaruh dengan paham radikal dan bijak dalam menggunakan Media Sosial (Medsos). Pasalnya sudah banyak sekali paham radikalisme yang tersebar di Medsos.
"Pesan saya ke masyarakat untuk tidak mengikuti kelompok-kelompok yang sudah jelas tidak sesuai dengan aturan. Misalnya, ada salat yang tidak umum dan tidak sesuai masyarakat jangan mengikutinya dan segera laporkan kepada kepolisian," pungkas Supriadi.
Palembang: Kepolisian Daerah Sumatera Selatan menyiapkan Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror (Densus 88) untuk merangkul masyarakat yang terpapar radikalisme dan mantan napi terorisme agar tidak kembali radikal.
Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Supriadi mengatakan di Polda Sumsel ada The Radikalisasi yang bertugas memperbaiki pemikiran orang-orang yang pernah terpapar radikalisme.
"Tugas dari The Radikalisasi itu memperbaiki dan membina seseorang yang terkena radikalisme agar bisa kembali ke masyarakat," kata Supriadi di Palembang, Kamis, 14 November 2019.
Supriadi menjelaskan setelah kembali ke masyarakat, orang yang sudah mendapat pengobatan tersebut nantinya bisa juga melakukan sosialiasi dan mengajak mencegah masyarakat untuk tidak terpapar radikalisme.
"Itu yang akan kita manfaatkan dari Densus 88 ini melalui The Radikalisasi untuk mencegah paham radikalisme agar tidak menyebar ke Sumsel," jelas Supriadi.
Namun Supriadi mengatakan jika saat ini pihaknya belum menemukan adanya paham radikal yang tersebar di Sumsel. "Alhamdulilah selama saya menjabat selama sembilan bulan ini belum adanya laporan mengenai radikalisme ini. Tetapi saya pastikan Sumsel aman dari gejolak radikalisme," ungkap Supriadi.
Supriadi mengimbau kepada masyarakat untuk tidak terpengaruh dengan paham radikal dan bijak dalam menggunakan Media Sosial (Medsos). Pasalnya sudah banyak sekali paham radikalisme yang tersebar di Medsos.
"Pesan saya ke masyarakat untuk tidak mengikuti kelompok-kelompok yang sudah jelas tidak sesuai dengan aturan. Misalnya, ada salat yang tidak umum dan tidak sesuai masyarakat jangan mengikutinya dan segera laporkan kepada kepolisian," pungkas Supriadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(DEN)