Yogyakarta: Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ditunjuk sebagai tuan rumah kegiatan Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) XIII pada 2019. Event nasional tiga tahunan yang sejatinya digelar 2021 itu akan dilaksanakan pada 2022.
Wakil Gubernur (Wagub) DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Paku Alam X menegaskan penyelenggaraan Pesparawi XIII harus dipastikan terlaksana dengan baik. Sebab, kata dia, mengumpulkan banyak orang pada saat pandemi covid-19 tidak bisa sembarangan, harus ada langkah antisipasi yang matang.
"Event ini kalaupun tetap diselenggarakan, saya mau ada antisipasi terhadap lonjakan kasus dengan sebaik-baiknya," kata Sri Paduka dalam keterangan tertulis, Jumat, 4 Maret 2022.
Menurut dia, langkah antisipasi itu bisa dilakukan mulai dari penetapan jumlah peserta, penggunaan teknologi, pemanfaatan tempat-tempat lain untuk isolasi terpusat (isoter). Sebab, kata dia, tempat isoter untuk melayani masyarakat DIY saja sudah penuh.
"Apalagi dari luar dengan jumlah 15 ribu orang. Tentu berat," ujar dia.
Baca: Gelombang Tinggi Ancam Perairan NTB Hingga 3 Hari Mendatang
Dia menyadari penyelenggaraan Pesparawi XIII ini dilematis. Di satu sisi, event yang sudah mundur satu tahun itu memang harus segera dilaksanakan, mengingat kegiatan itu juga memengaruhi program-program Kementerian Agama (Kemenag) selanjutnya.
Di sisi lain, Sri Paduka tidak ingin event nasional itu mengakibatkan kasus covid-19 makin merebak di daerahnya. Maka itu, dia menekankan melakukan langkah antisipasi dan protokol kesehatan (prokes) yang ketat saat menyelenggarakan kegiatan tersebut.
Kepala Kanwil DIY Kemenag RI Masmin Afif mengungkapkan, ada beberapa catatan penting dalam penyelenggaraan Pesparawi XIII yang akan berlangsung pada 19-26 Juni 2022. Pertama, event ini tetap diselenggarakan mengingat belum ada kepastian kapan pandemi berakhir.
"Tentu berharap bahwa angka kasus akan semakin melandai," ungkapnya.
Kedua, akan dilakukan penyesuaian dan pertimbangan jumlah peserta yang akan hadir. Jumlah awal peserta yang diperkirakan mencapai 15 ribu orang dipangkas menjadi 6 ribu orang.
"Dari jumlah ini, tadi Pak Wagub minta dipertimbangkan lagi untuk bisa dikurangi. Ini karena melihat suasana saat ini yang sedang ada pada gelombang ketiga, agar mengurangi kerumunan," jelas Afif.
Selain itu, penyelenggaraan kegiatan akan digelar di beberapa venue berbeda. Hal ini sebagai langkah meminimalisasi penyebaran covid-19 dan kondusif suasana.
"Tentu disiplin prokes juga menjadi catatan penting bagi penyelenggara dan peserta," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Biro Bina Mental Spiritual Setda DIY, Djarot Margiantoro menambahkan persiapan event nasional itu sudah mulai berjalan. Menurutnya, kepanitiaan nanti akan diperkuat oleh seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) di DIY.
Selain itu, Djarot mengaku pihaknya juga akan menggandeng mahasiswa-mahasiswa daerah yang ada di DIY yang memiliki asrama. Asrama itu nantinya akan dimanfaatkan untuk mendukung operasional kegiatan.
"Kita ambil langkah ini untuk memaksimalkan potensi DIY dan mengurangi keterlibatan pihak luar, ini akan mengurangi resiko paparan covid-19 juga," kata Djarot.
Menurut Djarot, dirinya juga akan melaksanakan arahan Wagub DIY terkait pemanfaatan teknologi untuk memudahkan pekerjaan. Nantinya, akan ada desain kartu peserta yang memuat data keseluruhan peserta tersebut.
"Kita manfaatkan teknologi melalui database ID card yang isinya berbagai macam informasi yang jelas. Kalau rencana awal tanpa ada kejadian luar biasa ini, seluruh rencana kita pastikan sudah ideal," tuturnya.
Djarot meyakini DIY siap menggelar event yang telah didukung kabupaten/kota di seluruh wilayah Indonesia itu. Kegiatan itu diharapkan bisa menjadi percontohan penyelenggaraan event skala besar dengan protokol kesehatan yang ketat.
"Ini bisa menjadi percontohan bagi event lain, dengan cara melakukan protokol kesehatan yang ketat. Akan kita tambahkan juga usulan persyaratan vaksinasi dosis 3 juga pada peserta. Nanti kita tinjau kembali petunjuk teknis (juknis)-nya," ucap Djarot.
Yogyakarta: Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ditunjuk sebagai tuan rumah kegiatan Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) XIII pada 2019. Event nasional tiga tahunan yang sejatinya digelar 2021 itu akan dilaksanakan pada 2022.
Wakil Gubernur (Wagub) DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Paku Alam X menegaskan penyelenggaraan Pesparawi XIII harus dipastikan terlaksana dengan baik. Sebab, kata dia, mengumpulkan banyak orang pada saat pandemi covid-19 tidak bisa sembarangan, harus ada langkah antisipasi yang matang.
"Event ini kalaupun tetap diselenggarakan, saya mau ada antisipasi terhadap lonjakan kasus dengan sebaik-baiknya," kata Sri Paduka dalam keterangan tertulis, Jumat, 4 Maret 2022.
Menurut dia, langkah antisipasi itu bisa dilakukan mulai dari penetapan jumlah peserta, penggunaan teknologi, pemanfaatan tempat-tempat lain untuk isolasi terpusat (isoter). Sebab, kata dia, tempat isoter untuk melayani masyarakat DIY saja sudah penuh.
"Apalagi dari luar dengan jumlah 15 ribu orang. Tentu berat," ujar dia.
Baca:
Gelombang Tinggi Ancam Perairan NTB Hingga 3 Hari Mendatang
Dia menyadari penyelenggaraan Pesparawi XIII ini dilematis. Di satu sisi, event yang sudah mundur satu tahun itu memang harus segera dilaksanakan, mengingat kegiatan itu juga memengaruhi program-program Kementerian Agama (Kemenag) selanjutnya.
Di sisi lain, Sri Paduka tidak ingin event nasional itu mengakibatkan kasus covid-19 makin merebak di daerahnya. Maka itu, dia menekankan melakukan langkah antisipasi dan protokol kesehatan (prokes) yang ketat saat menyelenggarakan kegiatan tersebut.
Kepala Kanwil DIY Kemenag RI Masmin Afif mengungkapkan, ada beberapa catatan penting dalam penyelenggaraan Pesparawi XIII yang akan berlangsung pada 19-26 Juni 2022. Pertama, event ini tetap diselenggarakan mengingat belum ada kepastian kapan pandemi berakhir.
"Tentu berharap bahwa angka kasus akan semakin melandai," ungkapnya.
Kedua, akan dilakukan penyesuaian dan pertimbangan jumlah peserta yang akan hadir. Jumlah awal peserta yang diperkirakan mencapai 15 ribu orang dipangkas menjadi 6 ribu orang.
"Dari jumlah ini, tadi Pak Wagub minta dipertimbangkan lagi untuk bisa dikurangi. Ini karena melihat suasana saat ini yang sedang ada pada gelombang ketiga, agar mengurangi kerumunan," jelas Afif.
Selain itu, penyelenggaraan kegiatan akan digelar di beberapa venue berbeda. Hal ini sebagai langkah meminimalisasi penyebaran covid-19 dan kondusif suasana.
"Tentu disiplin prokes juga menjadi catatan penting bagi penyelenggara dan peserta," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Biro Bina Mental Spiritual Setda DIY, Djarot Margiantoro menambahkan persiapan event nasional itu sudah mulai berjalan. Menurutnya, kepanitiaan nanti akan diperkuat oleh seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) di DIY.
Selain itu, Djarot mengaku pihaknya juga akan menggandeng mahasiswa-mahasiswa daerah yang ada di DIY yang memiliki asrama. Asrama itu nantinya akan dimanfaatkan untuk mendukung operasional kegiatan.
"Kita ambil langkah ini untuk memaksimalkan potensi DIY dan mengurangi keterlibatan pihak luar, ini akan mengurangi resiko paparan covid-19 juga," kata Djarot.
Menurut Djarot, dirinya juga akan melaksanakan arahan Wagub DIY terkait pemanfaatan teknologi untuk memudahkan pekerjaan. Nantinya, akan ada desain kartu peserta yang memuat data keseluruhan peserta tersebut.
"Kita manfaatkan teknologi melalui database ID card yang isinya berbagai macam informasi yang jelas. Kalau rencana awal tanpa ada kejadian luar biasa ini, seluruh rencana kita pastikan sudah ideal," tuturnya.
Djarot meyakini DIY siap menggelar event yang telah didukung kabupaten/kota di seluruh wilayah Indonesia itu. Kegiatan itu diharapkan bisa menjadi percontohan penyelenggaraan event skala besar dengan protokol kesehatan yang ketat.
"Ini bisa menjadi percontohan bagi event lain, dengan cara melakukan protokol kesehatan yang ketat. Akan kita tambahkan juga usulan persyaratan vaksinasi dosis 3 juga pada peserta. Nanti kita tinjau kembali petunjuk teknis (juknis)-nya," ucap Djarot.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)