Yogyakarta: Miftah Maulana Habiburahman alias Gus Miftah merespons tenang anggapan wayang haram dalam hukum Islam. Ceramah Ustaz Khalid Basalamah yang menyebut seni wayang haram viral di media sosial dan mendapatkan beragam respons.
"Saya pikir terlepas dari kontroversi, ini menjadi momentum untuk lebih peduli terhadap budaya," kata Gus Miftah, di Kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Ora Aji di Dusun Tundan, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat malam, 18 Februari 2022.
Kepedulian yang Gus Miftah maksud yakni dengan menggelar pertunjukkan wayang. Pertunjukan pewayangan itu digelar di Kompleks Ponpes Ora Aji pada Jumat malam.
Pertunjukan bertajuk Pagelaran Wayang Kulit Dalang Menggugat itu diperagakan dalang Ki Warseno Slenk. Pertunjukan yang disiarkan di media sosial YouTube itu memakai hastag #WAYANGTIDAKHARAM.
"Caranya yang punya uang ya nanggap. Karena dalang juga termasuk yang terdampak pandemi. Ini sudah sepi, enggak ada yang nanggap kemudian ada yang bilang haram," ujarnya.
Baca juga: Wayang itu Menyenangkan
Ia mengatakan menggelar pertunjukan wayang tersebut sekaligus membantu para pelestari kebudayaan sekaligus menjaga kelestarian yang telah turun temurun. Di sisi lain, Gus Miftah juga mengaku menggunakan wayang untuk berdakwah.
"Justru saya menjadikan wayang ini sarana dakwah, men-syiarkan agama. Dalam konsep dakwah saya kan membudayakan agama bukan mengagamakan budaya. Karena saya yakin budaya itu tidak bertentangan dengan agama," ungkap dia.
Salah satu potongan dialog pementasan dalang Ki Warseno Slenk menyebut kesenian wayang menjadi sarana untuk berdakwa. Ia menyitir cara Sunan Kalijaga yang menggunakan wayang untuk menyebarkan agama Islam di Jawa.
"Wayang itu dipakai oleh Sunan Kalijaga untuk mensyiarkan Islam di tanah Jawa karena lebih dekat dengan masyarakat," terang Miftah.
Di sisi lain, antusiasme masyarakat menyaksikan pertunjukkan wayang itu cukup tinggi. Dari santri hingga masyarakat membaur menyaksikan wayang langsung maupun melalui fasilitas layar lebar. Kemudian, siaran langsung di YouTube dilihat lebih dari 2 ribu penonton.
Yogyakarta: Miftah Maulana Habiburahman alias Gus Miftah merespons tenang anggapan
wayang haram dalam hukum Islam. Ceramah Ustaz Khalid Basalamah yang menyebut seni wayang haram viral di media sosial dan mendapatkan beragam respons.
"Saya pikir terlepas dari kontroversi, ini menjadi momentum untuk lebih peduli terhadap budaya," kata Gus Miftah, di Kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Ora Aji di Dusun Tundan, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat malam, 18 Februari 2022.
Kepedulian yang Gus Miftah maksud yakni dengan menggelar pertunjukkan wayang. Pertunjukan pewayangan itu digelar di Kompleks Ponpes Ora Aji pada Jumat malam.
Pertunjukan bertajuk Pagelaran Wayang Kulit Dalang Menggugat itu diperagakan dalang Ki Warseno Slenk. Pertunjukan yang disiarkan di media sosial YouTube itu memakai hastag #WAYANGTIDAKHARAM.
"Caranya yang punya uang ya
nanggap. Karena dalang juga termasuk yang terdampak pandemi. Ini sudah sepi, enggak ada yang
nanggap kemudian ada yang bilang haram," ujarnya.
Baca juga:
Wayang itu Menyenangkan
Ia mengatakan menggelar pertunjukan wayang tersebut sekaligus membantu para pelestari kebudayaan sekaligus menjaga kelestarian yang telah turun temurun. Di sisi lain, Gus Miftah juga mengaku menggunakan wayang untuk berdakwah.
"Justru saya menjadikan wayang ini sarana dakwah, men-syiarkan agama. Dalam konsep dakwah saya kan membudayakan agama bukan mengagamakan budaya. Karena saya yakin budaya itu tidak bertentangan dengan agama," ungkap dia.
Salah satu potongan dialog pementasan dalang Ki Warseno Slenk menyebut kesenian wayang menjadi sarana untuk berdakwa. Ia menyitir cara Sunan Kalijaga yang menggunakan wayang untuk menyebarkan agama Islam di Jawa.
"Wayang itu dipakai oleh Sunan Kalijaga untuk mensyiarkan Islam di tanah Jawa karena lebih dekat dengan masyarakat," terang Miftah.
Di sisi lain, antusiasme masyarakat menyaksikan pertunjukkan wayang itu cukup tinggi. Dari santri hingga masyarakat membaur menyaksikan wayang langsung maupun melalui fasilitas layar lebar. Kemudian, siaran langsung di YouTube dilihat lebih dari 2 ribu penonton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)