Aliansi Semarang Menggugat menggelar demonstrasi di depan Kantor Pemerintah Provinsi Jateng dengan membakar ban. Foto: Mustholih
Aliansi Semarang Menggugat menggelar demonstrasi di depan Kantor Pemerintah Provinsi Jateng dengan membakar ban. Foto: Mustholih

Aksi Demo 11 April di Jawa Tengah Usai, Polisi: Aman dan Kondusif

Mustholih • 11 April 2022 21:38
Semarang: Kepolisian Daerah Jawa Tengah mengapresiasi unjuk rasa mahasiswa dari Aliansi Semarang Menggugat yang berlangsung lancar. Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah, Komisaris Besar iqbal Alqudusy, memuji aliansi mahasiswa tetap berusaha menjaga kesucian Ramadan 2022 di tengah aksi unjuk rasa.
 
“Alhamdulillah unjuk rasa berlangsung aman dan kondusif sehingga tidak menodai kesucian bulan Ramadhan dengan melakukan aksi anarkis di tengah upaya menyampaikan pendapat,” kata Iqbal usai memantau aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah, Semarang, Senin, 11 April 2022.
 
Menurut Iqbal, selain di Semarang, aksi unjuk rasa menolak penundaan Pemilu 2024 juga berlangsung di sejumlah kabupaten dan kota di Jawa Tengah. Aksi unjuk rasa juga terjadi di di depan Kantor DPRD Pati; di depan kantor DPRD Rembang; di depan Kantor DPRD Grobogan; di depan Kampus Unwiku; di depan kantor DPRD Kota Surakarta oleh Aliansi Rakyat Bersatu (ARB).

Iqbal berujar keseluruhan aksi unjuk rasa di Jateng berlangsung tertib. “Lancarnya kegiatan menyampaikan pendapat juga tidak lepas dari persiapan dan langkah yang diambil petugas di lapangan dalam mengawal dan mengamankan aksi unra sehingga berjalan aman dan lancar,” tambahnya.
 
Sebelumnya, seratusan mahasiswa dari Aliansi Semarang Menggugat menggelar demonstrasi di depan kantor Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Mereka menolak penundaan Pemilu 2024 dan mandemen UUD 1945 tentang masa periode jabatan Presiden.
 
"Konsititusi jelas diatur masa jabatan Presiden hanya dua periode. Aturan itu memang bisa diubah dengan melakukan amandemen. Tapi, tidak ada kondisi mendesak untuk amandemen. Pemaksaan perubahan konstitusi menjadi sangat subjektif," kata Koordinator Aksi Aliansi Semarang Menggugat, Junaidin, di depan Kantor Pemerintah Provinsi Jateng, Semarang, Senin, 11 April 2022.
 
Menurut Junaidin, alasan penundaan Pemilu dan perpanjangan masa jabatan Presiden demi kestabilan ekonomi pascapandemi sangat tidak masuk akal. "Siapa bisa menjamin Presiden Jokowi diberi waktu lebih untuk memimpin, proses pemulihan ekonomnakan berhasil? Tentu tidak ada," ujar Junaidin menegaskan.
 
Baca: Seorang Perwira Polisi di Kendari Meninggal Saat Amankan Demo Mahasiswa
 
Aksi Aliansi Semarang Menggugat diikuti 200-an mahasiswa lintas kampus se-Semarang. Mereka berasal dari Universitas Wahid Hasyim Semarang, Universitas Semarang, Universitas Islam Negeri Walisongo, Universitas Negeri Semarang, dan lain-lain.
 
Mereka memulai aksi sekitar pukul 15.30 WIB. Sesaat setelah melakukan orasi, para mahasiswa ini lalu membakar ban di depan Kantor Pemerintah Provinsi Jateng. Mereka tidak bisa menerobos ke dalam Kantor Pemerintah karena terjaga pagar kawat berduri dan pagar betis puluhan polisi.
 
Junaidi mengatakan mahasiswa se-Semarang prihatin dengan kondisi nasional yang belakangan ini tidak menentu, seperti minyak goreng langka dan mahal dan bahan bakar gas (BBM) jenis pertalite langka seiring dengan melambungnya harga pertamax.
 
"Melihat kondisi ini, kami juga menuntut turunkan harga minyak goreng, usut tuntas mafia minyak goreng, dan turunkan Muhammad Lutfi dari Menteri Perdagangan, serta mendesak pemerintah menjamin distribusi pertalite tepat sasaran," tegas Junaidin.
 
Junaidi meminta Presiden Jokowi segera menuntaskan persoalan bangsa yang mulai kompleks. "Atau Presiden Jokowi mundur," seru Junaidin.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ALB)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan