Kubangan bekas galian bauksit di jalan raya Senggarang, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepri, Sabtu, 10 Juni 2023. Antara/Ogen
Kubangan bekas galian bauksit di jalan raya Senggarang, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepri, Sabtu, 10 Juni 2023. Antara/Ogen

Persediaan Air Tanah di Pulau Bintan Masih Mencukupi

Antara • 10 Juni 2023 19:02
Tanjung Pinang: Ketersediaan air tanah di Pulau Bintan, meliputi Kota Tanjung Pinang dan Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri), masih cukup. Air dipastikan cukup meski wilayah setempat terancam kekeringan dipicu musim kemarau.
 
"Potensi kekeringan pasti ada, tapi dari hasil analisis BMKG, ketersediaan air tanah di Pulau Bintan tidak begitu memprihatinkan," kata forecaster BMKG Tanjungpinang-Bintan, Denov, Sabtu, 10 Juni 2023.
 
Baca: Warga Sumut Diingatkan untuk Hemat Pemakaian Air

Dia menyatakan Pulau Bintan sebenarnya termasuk wilayah di Indonesia yang tidak dilanda musim kemarau, karena memiliki pola ekuatorial yaitu hanya mempunyai satu musim sahaja sepanjang tahun, musim hujan.
 
Namun demikian Pulau Bintan tetap berpotensi terdampak berkurangnya curah hujan atau hujan tidak sebanyak biasanya akibat kemarau. Berdasarkan data yang telah diolah BMKG, kemungkinan dapat terjadi hingga bulan September 2023.

Oleh karena berkurangnya curah hujan di Pulau Bintan, maka BMKG mengimbau masyarakat dapat menggunakan air dengan bijak dan hemat guna mengantisipasi terjadinya krisis air.
 
Kemudian warga juga disarankan mulai menampung sekaligus menyimpan air apabila curah hujan terjadi di daerah tersebut.
 
"Jangan membakar sampah sembarangan saat musim kemarau untuk mencegah hotspot atau titik panas yang diindikasikan sebagai lokasi kebakaran hutan dan lahan," jelas Denov.
 
Provinsi Kepri pada umumnya berpotensi kemarau cukup panjang di Kabupaten Natuna dan Anambas. Sesuai prediksi BMKG, kedua pulau terluar Indonesia tersebut mengalami musim kemarau mulai Juni hingga September 2023.
 
"Puncak kemarau diperkirakan September, sehingga pemerintah daerah perlu mengambil langkah-langkah antisipasi mengatasi dampak kekeringan air hingga kebakaran hutan dan lahan," ungkap Denov.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
 

 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan