Jakarta: Sosok Kartini sebagai simbol emansipasi di Tanah Air menjadi semangat bagi perempuan berkiprah di berbagai bidang dan sektor tak terkecuali di ranah politik. Tak jarang, kini banyak bermunculan sosok-sosok Srikandi Tanah Air yang memiliki peran krusial baik di pemerintahan maupun bidang lainnya.
Peringatan Hari Kartini yang diperingati setiap 21 April menjadi pengingat bagi Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) untuk terus mengajak kaum hawa berdaya dan memiliki peran penting dalam bermasyarakat. Salah satunya sebagai penentu pengambil kebijakan.
"2024 sudah didepan mata, ini adalah momentum perempuan mengambil peran sebagai Kartini kebijakan politik. Perempuan harus berani bertarung dalam perhelatan politik. Agar, nanti bisa menjadi penentu kebijakan yang bermanfaat untuk perempuan lainnya," kata Ketua Umum KPPG Airin Rachmi Diany di Jakarta, Minggu, 16 April 2023.
Keterwakilan perempuan di posisi-posisi jabatan publik terasa amat penting dengan kondisi saat ini. Isu-isu masalah perempuan semakin kompleks dan patut disuarakan. Ini semakin mudah jika perempuan itu sendiri yang menjadi bagian pengambil kebijakan.
"Perempuan memang sudah seharusnya ada di pusat-pusat pengambilan kebijakan. Karena pembelaan isu perempuan yang paling tepat bisa dilakukan oleh perempuan itu sendiri," Sekretaris Jendral PP KPPG Lindsey Afsari Puteri.
Upaya peningkatan partisipasi perempuan dalam politik memerlukan dukungan semua pihak, demi mewujudkan proses pembangunan yang lebih baik.
Riset State of The World’s Girls Report (SOTWG) yang dipublikasikan Plan Indonesia awal tahun ini mencatat, sebanyak 9 dari 10 perempuan percaya bahwa partisipasi politik itu penting, namun para perempuan itu juga mengakui adanya berbagai hambatan dalam proses partisipasi tersebut.
Hambatan itu bersifat interseksional dan struktural karena usia dan gender yang dianggap belum dewasa serta berbagai stereotipe yang berkembang di masyarakat.
Tantangan lainnya beragam, dari kurangnya akses ke dalam pengambilan keputusan, persepsi kurangnya pengetahuan atau keterampilan, hingga gagasan dari orang lain tentang apa yang pantas untuk remaja perempuan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Jakarta: Sosok Kartini sebagai simbol emansipasi di Tanah Air menjadi semangat bagi
perempuan berkiprah di berbagai bidang dan sektor tak terkecuali di ranah politik. Tak jarang, kini banyak bermunculan sosok-sosok Srikandi Tanah Air yang memiliki peran krusial baik di pemerintahan maupun bidang lainnya.
Peringatan
Hari Kartini yang diperingati setiap 21 April menjadi pengingat bagi Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) untuk terus mengajak kaum hawa berdaya dan memiliki peran penting dalam bermasyarakat. Salah satunya sebagai penentu pengambil kebijakan.
"
2024 sudah didepan mata, ini adalah momentum perempuan mengambil peran sebagai Kartini kebijakan politik. Perempuan harus berani bertarung dalam perhelatan politik. Agar, nanti bisa menjadi penentu kebijakan yang bermanfaat untuk perempuan lainnya," kata Ketua Umum KPPG Airin Rachmi Diany di Jakarta, Minggu, 16 April 2023.
Keterwakilan perempuan di posisi-posisi jabatan publik terasa amat penting dengan kondisi saat ini. Isu-isu masalah perempuan semakin kompleks dan patut disuarakan. Ini semakin mudah jika perempuan itu sendiri yang menjadi bagian pengambil kebijakan.
"Perempuan memang sudah seharusnya ada di pusat-pusat pengambilan kebijakan. Karena pembelaan isu perempuan yang paling tepat bisa dilakukan oleh perempuan itu sendiri," Sekretaris Jendral PP KPPG Lindsey Afsari Puteri.
Upaya peningkatan partisipasi perempuan dalam politik memerlukan dukungan semua pihak, demi mewujudkan proses pembangunan yang lebih baik.
Riset State of The World’s Girls Report (SOTWG) yang dipublikasikan Plan Indonesia awal tahun ini mencatat, sebanyak 9 dari 10 perempuan percaya bahwa partisipasi politik itu penting, namun para perempuan itu juga mengakui adanya berbagai hambatan dalam proses partisipasi tersebut.
Hambatan itu bersifat interseksional dan struktural karena usia dan gender yang dianggap belum dewasa serta berbagai stereotipe yang berkembang di masyarakat.
Tantangan lainnya beragam, dari kurangnya akses ke dalam pengambilan keputusan, persepsi kurangnya pengetahuan atau keterampilan, hingga gagasan dari orang lain tentang apa yang pantas untuk remaja perempuan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(WHS)