Makassar: Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melepas sebanyak 120 tenaga pendamping gizi ke setiap desa untuk menyukseskan program aksi stop stunting.
Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, mengatakan mereka akan melaksanakan intervensi spesifik berupa pendampingan gizi pada keluarga dengan kelompok 1.000 hari pertama kehidupan, anak di bawah 2 tahun, ibu hamil, remaja putri dan pra konsensi (kondisi kesehatan orang tua sebelum terjadi pembuahan).
"TP Gizi Desa tahun ini akan turun ke 120 desa lokus di 24 kabupaten/kota," kata Andi di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat, 10 Februari 2023.
Dia mengatakan menekankan agar para pendamping gizi selain memberikan sosialisasi dan edukasi terkait gizi, juga agar masyarakat pro pada melahirkan normal dan 6 bulan pemberian ASI Ekslusif serta dilanjutkan dengan ASI hingga usia 2 tahun.
"Berbagai persoalan stunting di lapangan. Para pendamping menjadi agen perubahan dalam penanganan stunting di masyarakat. Ini arahan Bapak Presiden harus kita sukseskan," jelasnya.
Menurutnya sejak tahun 2019, stunting menjadi perhatian khusus bahkan dengan kebijakan memberikan bantuan keuangan kepada daerah kabupaten/kota. Hal itu pihaknya lakukan lantaran saat ini stunting adalah salah satu hal yang paling mendesak diselesaikan.
“1 orang anak lebih penting dari 1.000 km jalan. Karena dari 1 anak bisa lahir seorang Presiden,” ungkapnya.
Sementara Ketua TP-PKK Sulsel, Naoemi Octarina, meminta agar tim pendamping juga berkoordinasi dengan tenaga kesehatan setempat, tokoh masyarakat, dan TP-PKK setempat. Sehingga lahir anak bebas stunting dan dapat menjadi generasi andalan di masa depan.
“Agar dapat tercapai tepat target, tepat sasaran, tepat edukasi, tepat sosialiasi dan tepat eksekusi. Sehingga tercipta anak bebas stunting,” kata Naoemi.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Rosmini Pandin, menjelaskan para pendamping gizi dalam perekrutan bekerja sama dengan Universitas Hasanuddin dan Poltekkes Makassar, mereka akan bertugas selama 6 bulan.
Paket intervensi gizi meliputi pemberian multi vitamin taburia, vitamin anak Baduta atau anak 6 bulan sampai 2 tahun, tablet tambah darah ibu hamil dan remaja putri dan pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal.
“Paket intervensi gizi ini diharapkan dapat mempercepat penurunan stunting di Provinsi Sulsel hingga 14 persen di 2024 dapat dilewati,” ujarnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Makassar: Pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan melepas sebanyak 120 tenaga pendamping
gizi ke setiap desa untuk menyukseskan program aksi stop
stunting.
Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, mengatakan mereka akan melaksanakan intervensi spesifik berupa pendampingan gizi pada keluarga dengan kelompok 1.000 hari pertama kehidupan, anak di bawah 2 tahun, ibu hamil, remaja putri dan pra konsensi (kondisi kesehatan orang tua sebelum terjadi pembuahan).
"TP Gizi Desa tahun ini akan turun ke 120 desa lokus di 24 kabupaten/kota," kata Andi di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat, 10 Februari 2023.
Dia mengatakan menekankan agar para pendamping gizi selain memberikan sosialisasi dan edukasi terkait gizi, juga agar masyarakat pro pada melahirkan normal dan 6 bulan pemberian ASI Ekslusif serta dilanjutkan dengan ASI hingga usia 2 tahun.
"Berbagai persoalan stunting di lapangan. Para pendamping menjadi agen perubahan dalam penanganan stunting di masyarakat. Ini arahan Bapak Presiden harus kita sukseskan," jelasnya.
Menurutnya sejak tahun 2019, stunting menjadi perhatian khusus bahkan dengan kebijakan memberikan bantuan keuangan kepada daerah kabupaten/kota. Hal itu pihaknya lakukan lantaran saat ini stunting adalah salah satu hal yang paling mendesak diselesaikan.
“1 orang anak lebih penting dari 1.000 km jalan. Karena dari 1 anak bisa lahir seorang Presiden,” ungkapnya.
Sementara Ketua TP-PKK Sulsel, Naoemi Octarina, meminta agar tim pendamping juga berkoordinasi dengan tenaga kesehatan setempat, tokoh masyarakat, dan TP-PKK setempat. Sehingga lahir anak bebas stunting dan dapat menjadi generasi andalan di masa depan.
“Agar dapat tercapai tepat target, tepat sasaran, tepat edukasi, tepat sosialiasi dan tepat eksekusi. Sehingga tercipta anak bebas stunting,” kata Naoemi.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Rosmini Pandin, menjelaskan para pendamping gizi dalam perekrutan bekerja sama dengan Universitas Hasanuddin dan Poltekkes Makassar, mereka akan bertugas selama 6 bulan.
Paket intervensi gizi meliputi pemberian multi vitamin taburia, vitamin anak Baduta atau anak 6 bulan sampai 2 tahun, tablet tambah darah ibu hamil dan remaja putri dan pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal.
“Paket intervensi gizi ini diharapkan dapat mempercepat penurunan stunting di Provinsi Sulsel hingga 14 persen di 2024 dapat dilewati,” ujarnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)