Yusraini Nasution, ibu Baim. Foto: Tangkapan layar Metro TV
Yusraini Nasution, ibu Baim. Foto: Tangkapan layar Metro TV

Minggu Pilu Baim sebelum Meregang Nyawa akibat Di-Bully

MetroTV • 04 Juli 2023 11:12
Medan: Ibrahim Hamdi, 8, seorang siswa Sekolah Dasar (SD) di Medan, Sumatra Utara, menjadi korban perudungan hingga membuatnya meninggal dunia. Baim, panggilan sayang Ibrahim, sempat mengalami demam hingga dilarikan ke rumah sakit.
 
Yusraini Nasution, ibu Baim, menjelaskan kondisi seminggu terakhir anaknya sebelum akhirnya tak bisa menahan sakit akibat di-bully. Saat itu, 21 Juni 2023, sepulang sekolah korban mengadu kepada sang ibu yang sedang berjualan.
 
"Pulang sekolah datang ke tempat ibu jualan di samping masjid raya. Dia nangis-nangis, 'Mak, Baim dipukul si ini, Mak,' kata Yusraini menirukan keluhan Baim, dikutip dari tayangan Selamat Pagi Indonesia di Metro TV, Selasa, 4 Juli 2023.

Sore harinya, korban bersama sang ibu mendatangi rumah terduga pelaku yang melakukan perudungan kepada korban. Namun, begitu sampai di rumah di sana, terduga pelaku tidak mengakui perbuatannya.
 
"Sorenya kami datangi yang mukuli itu. Ibu datangi di sana dengan ayahnya, tapi si pemukul ini katanya enggak mukul dia (korban). 'Kalau kau tidak mukul si Baim, kenapa dia bilang kau yang memukul dia,' ibu bilang gitu," kata Yusraini.
 

Demam dua hari

Setelah tidak mendapatkan jawaban, akhirnya Yusraini dan anaknya pulang. Kemudian, pada malam harinya, Baim demam.
 
Baim mengalami demam selama dua hari. Tidak ada pikiran negatif yang terlintas di dalam pikiran Yusraini tentang anaknya. Ia berpikir bahwa itu hanya demam biasa.
 
"Demam Baimmnya dua hari. Panas dingin sampai ibu kompres. Ibu pikir demam biasa, tapi ini terus enggak mau makan," kata Yusraini.
 
Selama demam, lanjut dia, Baim terlihat trauma. Bahkan sempat mengingau seperti orang ketakutan.
 
"Terus Baim malamnya kayak ketakutan-ketakutan, trauma gitu. Sampai ngigo, 'Jangan, jangan!' katanya gitu, ketakutan," kata Yusraini.
 
Pada hari ketiga, korban sudah tidak mengalami demam. Namun, korban mengeluh badannya sakit.
 
"Yang ketiga harinya, udah enggak panas badan si Baim ini. Tapi dia bilang, 'Mak, badan Baim sakit semua,'" ucap Yusraini, masih menirukan keluhan putranya.
 

Dibawa ke rumah sakit

Kemudian, pada Selasa, 27 Juni 2023, korban dibawa ke rumah sakit oleh sang ayah setelah mendapatkan rujukan dari puskesmas. Namun, rumah sakit tersebut tidak memiliki alat yang lengkap sehingga korban harus dirujuk lagi ke rumah sakit yang lebih besar.
 
"Rumah Sakit Madani bilang, 'Ini kita alatnya enggak lengkap. Scanningnya enggak ada di sini.' Jadi, dibawa dari Rumah Sakit Madani ke Rumah Sakit Pirngadi," jelas Yusraini.
 

Mengalami kejang

Saat itu korban dan sang ayah menggunakan becak sebagai alat transportasinya. Ketika dalam perjalanan ke rumah sakit, badan korban dalam keadaan kejang. 
 
"Badan dia ini udah enggak bisa lurus, kejang aja di becak," ucap Yusraini.
 
Korban langsung mendapatkan penanganan ketika sampai di rumah sakit yang lebih besar. Sang ibu menjelaskan bahwa korban menangis selama dilakukan penanganan oleh pihak rumah sakit.
 
"Baim ditangani (oleh pihak rumah sakit), anak ini ibu menangis. Waktu di-scanning pun menangis," kata Yusraini.
 
Baca: Polrestabes Medan Periksa 4 Anak Terkait Perundungan Siswa SD Hingga Tewas
 

Satu nama terus disebut sebelum meninggal

Setelah melakukan pengecekan lebih lanjut oleh pihak rumah sakit, korban dibawa ke ruangan lain, tetapi ternyata korban telah meninggal dunia. Berdasarkan hasil pemeriksaan, ada pembekuan darah di bagian kepala yang diduga akibat pukulan benda keras.
 
"Udah di-scanning, dibawa ke ruang yang lain, rupanya Baim udah enggak ada (meninggal dunia). Hasil dari rumah sakit katanya ada pembekuan darah di kepalanya, mungkin Baim memang dipukul pakai benda keras jenis besi," jelas Yusraini.
 
Sebelum meninggal dunia, korban sempat menyebut lima orang yang terduga pelaku kepada Yusraini. Namun, ada satu nama terduga pelaku yang selalu disebutkan oleh korban hingga akhir hayatnya.
 
"Pokoknya sebelum dia meninggal disebutnya nama-nama orang itu, lima orang. Itu murni dari mulutnya si Baim. Tapi yang pertama selalu disebut-sebut. Waktu dia mau meninggal pun selalu disebutnya nama yang pertama saja," kata Yusraini. (Rafi Alvirtyantoro)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan