medcom.id, Kupang: Semburan lumpur di Desa Uiasa, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang,Nusa Tenggara Timur (NTT), sampai hari keempat, Kamis (5/3), telah menggenangi kawasan seluas 20 hektare.
Sebagian besar kawasan yang tertutup lumpur merupakan areal persawahan milik warga setempat. Pada awal semburan Sabtu pekan lalu, luas kawasan yang tertutup lumpur empat hektare. Namun area itu meluas setelah dinding embung irigasi Samaliang, yang terletak tidak jauh dari lokasi semburan, jebol.
Akibatnya sebanyak 35.000 meter kubik air yang tertampung di embung
tersebut mengalir bercampur lumpur menuju persawahan.
"Kami memastikan petani akan gagal panen," kata Camat Semau Maksi Buifena kepada wartawan.
Luberan lumpur tersebut mengancam sekitar 30 keluarga yang bermukim dekat lokasi semburan mulai khawatir. Menurut Maksi, warga yang terancam diminta waspada dan bersedia dievakuasi ke lokasi yang aman setiap saat jika keselamatan mereka terancam.
Warga yang terancam tersebut bermukim di Dusun II yang berjarak sekitar 200 meter dari pusat semburan. Bahkan semburan itu juga menyebabkan terjadinya keretakan tanah di sekitar lokasi semburan mencapai 25-30 meter dengan kedalaman sekitar satu meter.
Kepala Dinas Pertambangan dan Energi NTT Thobias Uly mengatakan pihaknya telah mengirim tim ke lokasi semburan lumpur untuk mengambil data awal dan sampel lumpur. Seluruh data akan diolah sebelum dilaporkan ke Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Beologi Bandung.
Menurut Dia lokasi semburan sudah dipasang polisi line sehingga warga dilarang melintas di lokasi tersebut guna menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Luberan lumpur juga mengancam ruas jalan satu-satunya yang menghubungkan Kecamatan Semau dan Semau Selatan. Akan tetapi jika semburan terus meluas, ruas jalan tersebut dikhawatirkan tertutup lumpur.
medcom.id, Kupang: Semburan lumpur di Desa Uiasa, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang,Nusa Tenggara Timur (NTT), sampai hari keempat, Kamis (5/3), telah menggenangi kawasan seluas 20 hektare.
Sebagian besar kawasan yang tertutup lumpur merupakan areal persawahan milik warga setempat. Pada awal semburan Sabtu pekan lalu, luas kawasan yang tertutup lumpur empat hektare. Namun area itu meluas setelah dinding embung irigasi Samaliang, yang terletak tidak jauh dari lokasi semburan, jebol.
Akibatnya sebanyak 35.000 meter kubik air yang tertampung di embung
tersebut mengalir bercampur lumpur menuju persawahan.
"Kami memastikan petani akan gagal panen," kata Camat Semau Maksi Buifena kepada wartawan.
Luberan lumpur tersebut mengancam sekitar 30 keluarga yang bermukim dekat lokasi semburan mulai khawatir. Menurut Maksi, warga yang terancam diminta waspada dan bersedia dievakuasi ke lokasi yang aman setiap saat jika keselamatan mereka terancam.
Warga yang terancam tersebut bermukim di Dusun II yang berjarak sekitar 200 meter dari pusat semburan. Bahkan semburan itu juga menyebabkan terjadinya keretakan tanah di sekitar lokasi semburan mencapai 25-30 meter dengan kedalaman sekitar satu meter.
Kepala Dinas Pertambangan dan Energi NTT Thobias Uly mengatakan pihaknya telah mengirim tim ke lokasi semburan lumpur untuk mengambil data awal dan sampel lumpur. Seluruh data akan diolah sebelum dilaporkan ke Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Beologi Bandung.
Menurut Dia lokasi semburan sudah dipasang polisi line sehingga warga dilarang melintas di lokasi tersebut guna menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Luberan lumpur juga mengancam ruas jalan satu-satunya yang menghubungkan Kecamatan Semau dan Semau Selatan. Akan tetapi jika semburan terus meluas, ruas jalan tersebut dikhawatirkan tertutup lumpur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADF)