Pekalongan: Kota Pekalongan, Jawa Tengah, tengah menjadi wilayah terdampak banjir di pesisir pantai (rob). Bahkan, dikabarkan, pesisir pantai berpotensi tenggelam.
Meski begitu, bencana ini tak menghentikan upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pekalongan untuk berbenah. Salah satunya dengan meminta masyarakat untuk mengubah budaya memunggungi lautan. Masyarakat didorong untuk mengalihkan pandangan ke laut.
Wakil Wali Kota Pekalongan, Salahudin, menjelaskan upaya penanggulangan pembangunan tanggul guna menahan ombak telah dilakukan sejak 2005. Upaya lain seperti pembuatan pintu air pun kian digencarkan.
"Mungkin yang tadinya punya rumah di atas tanah dan lahan pertanian tergenang, kita buatkan permukiman panggung serta infrastruktur jalannya,” kata Salahudin dalam tayangan Metro Siang di Metro TV pada Selasa, 10 Agustus 2021
Salahudin melaporkan kebutuhan air masyarakat pun terus meningkat. Ia yakin sosialisasi budaya perubahan bagi masyarakat dapat menjadi salah satu upaya di tengah kendala biaya teknis.
"Budaya kehidupan harus pelan-pelan kita adaptasi. Masih sebagian yang tahu bahwa eksploitasi air tanah ini dapat menenggelamkan Pekalongan,” ujar Salahudin.
Ia pun berharap masyarakat dapat mulai beralih dari penggunaan transportasi darat ke transportasi air.
Hingga kini, bencana banjir membuat masyarakat kehilangan mata pencaharian sebagai petani sawah. Bahkan, generasi penerus mata pencaharian ini disebut sudah jarang ditemukan di Pekalongan. (Nadia Ayu)
Pekalongan: Kota Pekalongan, Jawa Tengah, tengah menjadi wilayah terdampak banjir di pesisir pantai (rob). Bahkan, dikabarkan, pesisir pantai berpotensi tenggelam.
Meski begitu, bencana ini tak menghentikan upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pekalongan untuk berbenah. Salah satunya dengan meminta masyarakat untuk mengubah budaya memunggungi lautan. Masyarakat didorong untuk mengalihkan pandangan ke laut.
Wakil Wali Kota Pekalongan, Salahudin, menjelaskan upaya penanggulangan pembangunan tanggul guna menahan ombak telah dilakukan sejak 2005. Upaya lain seperti pembuatan pintu air pun kian digencarkan.
"Mungkin yang tadinya punya rumah di atas tanah dan lahan pertanian tergenang, kita buatkan permukiman panggung serta infrastruktur jalannya,” kata Salahudin dalam tayangan Metro Siang di
Metro TV pada Selasa, 10 Agustus 2021
Salahudin melaporkan kebutuhan air masyarakat pun terus meningkat. Ia yakin sosialisasi budaya perubahan bagi masyarakat dapat menjadi salah satu upaya di tengah kendala biaya teknis.
"Budaya kehidupan harus pelan-pelan kita adaptasi. Masih sebagian yang tahu bahwa eksploitasi air tanah ini dapat menenggelamkan Pekalongan,” ujar Salahudin.
Ia pun berharap masyarakat dapat mulai beralih dari penggunaan transportasi darat ke transportasi air.
Hingga kini, bencana banjir membuat masyarakat kehilangan mata pencaharian sebagai petani sawah. Bahkan, generasi penerus mata pencaharian ini disebut sudah jarang ditemukan di Pekalongan.
(Nadia Ayu)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UWA)