Kupang: Pemerintah Kabupaten Flores Timur mengimbau masyarakat di pulau Adonara yang masih tinggal di dekat daerah aliran sungai lokasi bencana Seroja agar segera meninggalkan daerah itu.
"Kita imbau mereka untuk segera meninggalkan atau menjauh dari daerah zona merah bekas bencana Seroja kemarin, agar tidak ada korban jiwa lagi kalau ada bencana susulan," kata Wakil Bupati Flores Timur Agustinus Payong Boli, Jumat, 29 Oktober 2021.
Ia mengatakan bahwa banjir yang terjadi di Adonara pada Rabu, 27 Oktober, tidak ada korban jiwa karena memang aliran banjirnya masih melewati jalur.
Banjir yang terjadi di dua desa yakni desa Wiburak dan desa Watanpao diakibatkan oleh hujan dengan intensitas tinggi di area pegunungan.
Baca juga: 10 Tahun Buron, Terpidana Pemalsu Surat di Semarang Diringkus
"Ini kan sudah mulai memasuki musim hujan. Masyarakat juga harus mulai waspada akan bencana-bencana yang bisa saja terjadi kapan saja," ujar dia.
Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Flores Timur Alfonsus Betan mengatakan, banjir yang terjadi di Pulau Adonara tidak memakan korban jiwa, namun masyarakat perlu hati-hati.
"Kita minta masyarakat untuk hati-hati dengan banjir karena pengalaman beberapa waktu lalu banyak korban jiwa," tambah dia.
Lebih lanjut, kata Dodi, seorang warga di Waiburak ketika dimintai keterangan dari Kupang mengakui bahwa hujan di puncak gunung mengakibatkan banjir itu terjadi.
"Di Waiburak tidak ada hujan saat banjir itu. Tetapi karena cukup tinggi curah hujannya di puncak gunung sehingga air pun meluap hingga ke jalanan," imbuhnya.
Kupang: Pemerintah Kabupaten Flores Timur mengimbau masyarakat di
pulau Adonara yang masih tinggal di dekat daerah aliran sungai lokasi bencana Seroja agar segera meninggalkan daerah itu.
"Kita imbau mereka untuk segera meninggalkan atau menjauh dari daerah zona merah bekas bencana Seroja kemarin, agar tidak ada korban jiwa lagi kalau ada bencana susulan," kata Wakil Bupati Flores Timur Agustinus Payong Boli, Jumat, 29 Oktober 2021.
Ia mengatakan bahwa banjir yang terjadi di Adonara pada Rabu, 27 Oktober, tidak ada korban jiwa karena memang aliran banjirnya masih melewati jalur.
Banjir yang terjadi di dua desa yakni desa Wiburak dan desa Watanpao diakibatkan oleh hujan dengan intensitas tinggi di area pegunungan.
Baca juga:
10 Tahun Buron, Terpidana Pemalsu Surat di Semarang Diringkus
"Ini kan sudah mulai memasuki musim hujan. Masyarakat juga harus mulai waspada akan bencana-bencana yang bisa saja terjadi kapan saja," ujar dia.
Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Flores Timur Alfonsus Betan mengatakan, banjir yang terjadi di Pulau Adonara tidak memakan korban jiwa, namun masyarakat perlu hati-hati.
"Kita minta masyarakat untuk hati-hati dengan banjir karena pengalaman beberapa waktu lalu banyak korban jiwa," tambah dia.
Lebih lanjut, kata Dodi, seorang warga di Waiburak ketika dimintai keterangan dari Kupang mengakui bahwa hujan di puncak gunung mengakibatkan banjir itu terjadi.
"Di Waiburak tidak ada hujan saat banjir itu. Tetapi karena cukup tinggi curah hujannya di puncak gunung sehingga air pun meluap hingga ke jalanan," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)
