Yogyakarta: Yogyakarta International Airport (YIA) akan melayani seluruh penerbangan domestik dengan pesawat jet per Januari 2020. Tiga bulan setelahnya, penerbangan internasional akan menyusul untuk lepas landas dan mendarat di bandara yang terletak di Kulonprogo itu.
General Manager Airnav Indonesia Cabang Yogyakarta Ratna Mustikaningsih mengungkapkan pengalihan pergerakan dari Bandara Adisutjipto ke YIA akan membuat pengawasan dan pengaturan ruang udara di Yogyakarta semakin efektif dan efisien.
"Kami mencatat setidaknya ada 300 pergerakan pesawat per hari di (Bandara) Adisutjipto," ujar Ratna di kantornya, Yogyakarta, Kamis, 16 Oktober 2019.
Selama ini, kata dia, pesawat-pesawat yang hendak mendarat di Bandara Adisutjipto kerap mengalami penundaan pendaratan. Mereka harus berputar-putar di udara karena padatnya pergerakan di bawah.
Di samping melayani penerbangan sipil, Bandara Adisutjipto memiliki peran lain yakni sebagai basis angkatan udara. Ada sekitar 80 pesawat militer yang melakukan pelatihan maupun joy flight di lintasan tersebut.
Nantinya, setelah seluruh penerbangan komersil domestik dan internasional dengan pesawat jet dialihkan ke Kulonprogo, Bandara Adisutjipto hanya akan melayani pesawat militer dan propeller.
"Memang seharusnya penerbangan militer itu memiliki ruang udara khusus karena banyak sekali pergerakan. Jadi seharusnya penerbangan sipil dan militer itu dipisahkan," tandas Ratna.
Yogyakarta: Yogyakarta International Airport (YIA) akan melayani seluruh penerbangan domestik dengan pesawat jet per Januari 2020. Tiga bulan setelahnya, penerbangan internasional akan menyusul untuk lepas landas dan mendarat di bandara yang terletak di Kulonprogo itu.
General Manager Airnav Indonesia Cabang Yogyakarta Ratna Mustikaningsih mengungkapkan pengalihan pergerakan dari Bandara Adisutjipto ke YIA akan membuat pengawasan dan pengaturan ruang udara di Yogyakarta semakin efektif dan efisien.
"Kami mencatat setidaknya ada 300 pergerakan pesawat per hari di (Bandara) Adisutjipto," ujar Ratna di kantornya, Yogyakarta, Kamis, 16 Oktober 2019.
Selama ini, kata dia, pesawat-pesawat yang hendak mendarat di Bandara Adisutjipto kerap mengalami penundaan pendaratan. Mereka harus berputar-putar di udara karena padatnya pergerakan di bawah.
Di samping melayani penerbangan sipil, Bandara Adisutjipto memiliki peran lain yakni sebagai basis angkatan udara. Ada sekitar 80 pesawat militer yang melakukan pelatihan maupun joy flight di lintasan tersebut.
Nantinya, setelah seluruh penerbangan komersil domestik dan internasional dengan pesawat jet dialihkan ke Kulonprogo, Bandara Adisutjipto hanya akan melayani pesawat militer dan propeller.
"Memang seharusnya penerbangan militer itu memiliki ruang udara khusus karena banyak sekali pergerakan. Jadi seharusnya penerbangan sipil dan militer itu dipisahkan," tandas Ratna.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(MEL)