Banjarmasin: Kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Selatan meluas. Data Pusat Pengendalian dan Operasional (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalsel menyebutkan luas hutan dan lahan yang terbakar di Kalsel mencapai 980 hektare.
Data terakhir sekitar 8,5 hektare adalah kawasan hutan. Sebanyak 89 titik api terpantau Satelit Aqua Terra, terbanyak muncul di Kabupaten Tapin 46 titik api.
"Sebagian besar kebakaran terjadi di areal penggunaan lain atau lahan pertanian yang disebabkan adanya aktivitas pembukaan dan pembersihan lahan. Namun ada juga yang terbakar dengan sendirinya," ungkap Kepala Bidang Kesiapsiagaan Bencana BPBD Kalsel, Sahrudin, di Banjarmasin, Rabu, 14 Agustus 2019.
Sahrudin mengungkap karhutla telah melanda hampir di semua wilayah Kalsel selain Kota Banjarmasin. Karhutla terbanyak terjadi di Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, dan Balangan.
Kemudian Tabalong, Barito Kuala, Tanah Laut dan Tanah Bumbu. Sementara kawasan hutan yang terbakar terjadi di Kabupaten Banjar, Tanah Laut dan Kota Banjarbaru.
Dia mengakui satgas penanggulangan karhutla Kalsel mulai kewalahan mengatasi titik api yang muncul di banyak lokasi. Karena berada di lokasi yang sulit dijangkau kecuali menggunakan helikopter water boombing. Oleh karena itu BPBD Kalsel meminta tambahan helikopter water boombing kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Tim Asistensi dan Supervisi Mabes Polri yang diketuai Brigjen Edi Setio Budi Santoso turun ke Kalsel dalam rangka Penanggulangan Karhutla, pada Selasa, 13 Agustus 2019. Pada kesempatan itu Edi mengarahan Satgas Pencegahan Karhutla terkait upaya penanggulangan Karhutla.
Tim Asistensi dan Supervisi Mabes Polri turun langsung mengendalikan proses mitigasi karhutla, di mana Kalsel menjadi salah satu prioritas.
"Tim Asistensi dan Supervisi Mabes Polri langsung mengendalikan proses mitigasi dan pemadaman kebakaran hutan dan lahan," tuturnya.
Banjarmasin: Kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Selatan meluas. Data Pusat Pengendalian dan Operasional (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalsel menyebutkan luas hutan dan lahan yang terbakar di Kalsel mencapai 980 hektare.
Data terakhir sekitar 8,5 hektare adalah kawasan hutan. Sebanyak 89 titik api terpantau Satelit Aqua Terra, terbanyak muncul di Kabupaten Tapin 46 titik api.
"Sebagian besar kebakaran terjadi di areal penggunaan lain atau lahan pertanian yang disebabkan adanya aktivitas pembukaan dan pembersihan lahan. Namun ada juga yang terbakar dengan sendirinya," ungkap Kepala Bidang Kesiapsiagaan Bencana BPBD Kalsel, Sahrudin, di Banjarmasin, Rabu, 14 Agustus 2019.
Sahrudin mengungkap karhutla telah melanda hampir di semua wilayah Kalsel selain Kota Banjarmasin. Karhutla terbanyak terjadi di Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, dan Balangan.
Kemudian Tabalong, Barito Kuala, Tanah Laut dan Tanah Bumbu. Sementara kawasan hutan yang terbakar terjadi di Kabupaten Banjar, Tanah Laut dan Kota Banjarbaru.
Dia mengakui satgas penanggulangan karhutla Kalsel mulai kewalahan mengatasi titik api yang muncul di banyak lokasi. Karena berada di lokasi yang sulit dijangkau kecuali menggunakan helikopter water boombing. Oleh karena itu BPBD Kalsel meminta tambahan helikopter water boombing kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Tim Asistensi dan Supervisi Mabes Polri yang diketuai Brigjen Edi Setio Budi Santoso turun ke Kalsel dalam rangka Penanggulangan Karhutla, pada Selasa, 13 Agustus 2019. Pada kesempatan itu Edi mengarahan Satgas Pencegahan Karhutla terkait upaya penanggulangan Karhutla.
Tim Asistensi dan Supervisi Mabes Polri turun langsung mengendalikan proses mitigasi karhutla, di mana Kalsel menjadi salah satu prioritas.
"Tim Asistensi dan Supervisi Mabes Polri langsung mengendalikan proses mitigasi dan pemadaman kebakaran hutan dan lahan," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)