Makassar: Kerusuhan yang terjadi di Kabupaten Wamena, Papua membuat sebagian masyarakat khususnya pendatang di wilayah tersebut memilih pulang ke kampung halaman. Salah seorang di antaranya adalah Ibroniuus Meno.
Ibronius menceritakan saat kerusuhan di Wamena, dirinya bersama anaknya dan orang yang berada di Desa Lantipo Distrik Wamena Kota, Kabupaten Jayawijaya, diselamatkan oleh orang asli Wamena.
"Di Desa Lantipo kepala desa perintahkan semua orang asli untuk menjaga rumah saudara-saudara pendatang," kata Ibronius saat di wawancara di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu, 6 Oktober 2019.
Ibronius menceritakan bahwa kerusuhan yang diawali pada Senin, 23 September 2019, sekitar pukul 09.00 Wita tersebut terus menerus membesar. Bahkan desa tempat tinggalnya yang cukup jauh pun, kekacauan sudah mendekat ke Lantipo.
Kabar kerusuhan terus menjadi-jadi meski sudah mendapatkan perlindungan dari kepala Desa Lantipo. Sekitar pukul 14.00 Wita dirinya memilih untuk membawa anak-anaknya ke kamp penampungan.
"Istri terjebak di sekolah tempat dia (istrinya) mengajar. Pasar di wilayah itu sudah mulai dibakar. Dua hari kemudian baru dijemput oleh TNI," ungkap Ibronios.
Hoaks Penyebab Kerusuhan di Wamena
Kerusuhan yang terjadi di Wamena dan menyebabkan puluhan korban jiwa serta rusaknya sejumlah bangunan di sana menurut informasi disebabkan oleh penghinaan oleh seorang guru terhadap orang asli Wamena.
Namun hal itu kata Ibronius adalah sebuah kebohongan atau hoaks. Sebab Ibronius yang juga merupakan seorang guru Fisika di salah satu sekolah di Wamena tidak ada seperti itu. Kabar itu menyebar secara cepat ke sekolah-sekolah.
"Penyebab ini adalah kabar hoaks. Yang mengatakan bahwa seorang guru memaki anak murid. Itu tidak benar, tidak ada itu," jelas Ibronius.
Nemun kabar itu beredar di beberapa sekolah dan disusul unjuk rasa hingga menyebabkan kerusuhan. Meski daerah tempat tinggalnya belum ada kerusuhan, namun dirinya bersama keluarga memilih untuk pulang.
"Saya antar istri dan anak dulu ke NTT baru saya balik ke Wamena," jelas beber Ibronius.
Ibronius sendiri baru bisa tiba di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, setelah menempuh beberapa posko mulai dari Wamena hingga ke Jayapura dan terakhir naik Hercules ke Maros. Mereka diberangkatkan secara bertahap.
Makassar: Kerusuhan yang terjadi di Kabupaten Wamena, Papua membuat sebagian masyarakat khususnya pendatang di wilayah tersebut memilih pulang ke kampung halaman. Salah seorang di antaranya adalah Ibroniuus Meno.
Ibronius menceritakan saat kerusuhan di Wamena, dirinya bersama anaknya dan orang yang berada di Desa Lantipo Distrik Wamena Kota, Kabupaten Jayawijaya, diselamatkan oleh orang asli Wamena.
"Di Desa Lantipo kepala desa perintahkan semua orang asli untuk menjaga rumah saudara-saudara pendatang," kata Ibronius saat di wawancara di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu, 6 Oktober 2019.
Ibronius menceritakan bahwa kerusuhan yang diawali pada Senin, 23 September 2019, sekitar pukul 09.00 Wita tersebut terus menerus membesar. Bahkan desa tempat tinggalnya yang cukup jauh pun, kekacauan sudah mendekat ke Lantipo.
Kabar kerusuhan terus menjadi-jadi meski sudah mendapatkan perlindungan dari kepala Desa Lantipo. Sekitar pukul 14.00 Wita dirinya memilih untuk membawa anak-anaknya ke kamp penampungan.
"Istri terjebak di sekolah tempat dia (istrinya) mengajar. Pasar di wilayah itu sudah mulai dibakar. Dua hari kemudian baru dijemput oleh TNI," ungkap Ibronios.
Hoaks Penyebab Kerusuhan di Wamena
Kerusuhan yang terjadi di Wamena dan menyebabkan puluhan korban jiwa serta rusaknya sejumlah bangunan di sana menurut informasi disebabkan oleh penghinaan oleh seorang guru terhadap orang asli Wamena.
Namun hal itu kata Ibronius adalah sebuah kebohongan atau hoaks. Sebab Ibronius yang juga merupakan seorang guru Fisika di salah satu sekolah di Wamena tidak ada seperti itu. Kabar itu menyebar secara cepat ke sekolah-sekolah.
"Penyebab ini adalah kabar hoaks. Yang mengatakan bahwa seorang guru memaki anak murid. Itu tidak benar, tidak ada itu," jelas Ibronius.
Nemun kabar itu beredar di beberapa sekolah dan disusul unjuk rasa hingga menyebabkan kerusuhan. Meski daerah tempat tinggalnya belum ada kerusuhan, namun dirinya bersama keluarga memilih untuk pulang.
"Saya antar istri dan anak dulu ke NTT baru saya balik ke Wamena," jelas beber Ibronius.
Ibronius sendiri baru bisa tiba di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, setelah menempuh beberapa posko mulai dari Wamena hingga ke Jayapura dan terakhir naik Hercules ke Maros. Mereka diberangkatkan secara bertahap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)