"Terakhir ada 47 (gempa susulan), sudah tambah. Ini karena lempeng tumbukan Indo-Australi atau Samudra Hindia menumbuk lempeng Eurasia atau di bawah Pulau Jawa," kata Dwikorita di Dusun Bangen, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Sabtu, 1 Juli 2023.
Dwikorita mengatakan kondisi terkini kedua lempeng semakin stabil dan semakin jarang susulannya dan semakin melemah. Ia mengatakan gempa susulan kian tidak terasa sama sekali.
"Yang mencatat (terjadinya gempa susulan) hanya alam," kata mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) ini.
Ia menjelaskan ada bagian yang patah saat tumbukan menghantam lempeng. Dwikorita menyatakan batuan yang terjal menyebabkan gempa susulan terjadi puluhan kali. Namun, intensitas dan kekuatannya kian menurun.
Baca: 6 Fakta Gempa M 6,4 Guncang Bantul: Penyebab Hingga Daerah yang Terdampak |
Ia mengingatkan potensi gempa pada zona subduksi di selatan laut Jawa masih bisa terjadi. Dwikorita menyatakan zona tersebut terus aktif sehingga bisa memicu gempa.
"Potensinya masih ada. Kemungkinan (gempa dengan kondisi hampir sama) masih bisa terjadi karena zonanya memang aktif. Kekuatannya belum bisa diprediksi," ucapnya.
Ia menyebut gempa kekuatan besar atau megatrush atau bermagnitudo hingga 8,7 masih berpotensi terjadi. Namun, kondisi data hasil pantauan menunjukkan masih dalam kondisi yang baik.
"Kemungkian tertinggi itu, semoga tidak terjadi. Potensi saja. Sekarang trennya menurun, semakin jarang. Selang waktu semakin jarang, melemah. Terendah magnitudo 2,8. Itu tak dirasakan manusia," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id