Batang: Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) mencatat kinerja positif tahun lalu. Hal itu tercatat dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Selasa, 27 Juni 2023 oleh pemegang saham.
KITB yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) didirikan pada 11 Desember 2020. Kawasan ini dibangun sebagai upaya pemerintah untuk memiliki kawasan industri yang mampu bersaing di kancah global untuk menarik minat para investor dan mendukung program hilirisasi di Indonesia.
Direktur Keuangan KITB Evi Afiatin menyampaikan, kinerja keuangan KITB sangat menggembirakan dengan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp73,87 miliar atau 234,5 persen dibandingkan dengan RKAP 2022, dengan total aset sebesar Rp1,4 triliun atau 109,54 persen dari RKAP 2022.
"Kinerja keuangan tersebut menunjukan bahwa tujuan pendirian KITB sebagai destinasi investasi memiliki prospek yang sangat baik," kata Evi di Batang, Kamis, 20 Juli 2023.
Realisasi pendapatan pada 2022 tercatat sebesar Rp249,93 miliar meliputi 48 hektare lahan industri dan menarik minat investor asing. Di antaranya, Yih Quan Footwear dari Taiwan untuk membangun pabrik sepatu seluas 16,4 hektare, dan Wavin Orbia dari Belanda seluas 20 hektare.
Pemerintah pun membangun infrastruktur dasar di KITB antara lain 50 kilometer jalan kawasan yang telah melingkupi hampir keseluruhan area klaster 1 lahan industri seluas 3.100 hektare. Instalasi Pengolahan Air Limbah dengan teknologi berkelanjutan dengan kapasitas 2x9 ribu meter kubik per hari.
Instalasi pengololaan sampah padat dengan konsep hijau dengan kapasitas 35 ton per hari, yang sanggup melayani seluruh tenant pada fase-1 dan sebagian dari tenant fase-2. Selain itu KITB telah dilengkapi dengan ketersediaan akomodasi bagi para pekerja di dalam kawasan melalui terbangunnya 10 menara rumah susun yang dapat menampung 2.620 Pekerja.
KITB pun berada pada zona jalur ekonomi Pulau Jawa (Economic Java Belt Zone) yang terkoneksi dengan sangat baik kepada Tol Trans-Jawa dan jalan ekonomi nasional Pantai Utara.
Direktur Utama KITB, Ngurah Wirawan menyampaikan untuk menunjang jalur distribusi dan logistik, selanjutnya KITB akan mengembangkan Pelabuhan Jetty bekerja sama dengan PT Pelindo yang diharapkan dapat diselesaikan pada 2024.
Kerja sama KITB dengan PT Kereta Api Indonesia juga akan dilakukan untuk mengembangkan stasiun kereta api penumpang di dalam Kawasan sebagai penunjang mobilisasi pekerja yang berdomisili di sekitar kawasan dan fasilitas Dry Port.
Ngurah menyampaikan bahwa KITB merupakan Kawasan Industri yang dilengkapi dengan infrastruktur yang sangat komplit, dibangun dengan konsep pintar, modern dan hijau dan Ngurah optimis bahwa harapan pemerintah terhadap KITB untuk menjadi kawasan industri kebanggaan bangsa yang dapat bersaing di kancah global dapat terwujud.
"Tahun 2023 KITB akan terus melanjutkan pengembangan kawasan untuk fase-2 seluas 1.000 hektare, menarik semakin banyak investasi asing dan lokal, mendorong program hilirisasi, menciptakan lapangan kerja dan mendorong perekonomian bangsa," jelas Ngurah.
Batang:
Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) mencatat kinerja positif tahun lalu. Hal itu tercatat dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Selasa, 27 Juni 2023 oleh pemegang saham.
KITB yang merupakan
Proyek Strategis Nasional (PSN) didirikan pada 11 Desember 2020. Kawasan ini dibangun sebagai upaya pemerintah untuk memiliki kawasan industri yang mampu bersaing di kancah global untuk menarik minat para investor dan mendukung program hilirisasi di Indonesia.
Direktur Keuangan KITB Evi Afiatin menyampaikan, kinerja keuangan KITB sangat menggembirakan dengan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp73,87 miliar atau 234,5 persen dibandingkan dengan RKAP 2022, dengan total aset sebesar Rp1,4 triliun atau 109,54 persen dari RKAP 2022.
"Kinerja keuangan tersebut menunjukan bahwa tujuan pendirian KITB sebagai destinasi investasi memiliki prospek yang sangat baik," kata Evi di
Batang, Kamis, 20 Juli 2023.
Realisasi pendapatan pada 2022 tercatat sebesar Rp249,93 miliar meliputi 48 hektare lahan industri dan menarik minat investor asing. Di antaranya, Yih Quan Footwear dari Taiwan untuk membangun pabrik sepatu seluas 16,4 hektare, dan Wavin Orbia dari Belanda seluas 20 hektare.
Pemerintah pun membangun infrastruktur dasar di KITB antara lain 50 kilometer jalan kawasan yang telah melingkupi hampir keseluruhan area klaster 1 lahan industri seluas 3.100 hektare. Instalasi Pengolahan Air Limbah dengan teknologi berkelanjutan dengan kapasitas 2x9 ribu meter kubik per hari.
Instalasi pengololaan sampah padat dengan konsep hijau dengan kapasitas 35 ton per hari, yang sanggup melayani seluruh tenant pada fase-1 dan sebagian dari tenant fase-2. Selain itu KITB telah dilengkapi dengan ketersediaan akomodasi bagi para pekerja di dalam kawasan melalui terbangunnya 10 menara rumah susun yang dapat menampung 2.620 Pekerja.
KITB pun berada pada zona jalur ekonomi Pulau Jawa (
Economic Java Belt Zone) yang terkoneksi dengan sangat baik kepada Tol Trans-Jawa dan jalan ekonomi nasional Pantai Utara.
Direktur Utama KITB, Ngurah Wirawan menyampaikan untuk menunjang jalur distribusi dan logistik, selanjutnya KITB akan mengembangkan Pelabuhan Jetty bekerja sama dengan PT Pelindo yang diharapkan dapat diselesaikan pada 2024.
Kerja sama KITB dengan PT Kereta Api Indonesia juga akan dilakukan untuk mengembangkan stasiun kereta api penumpang di dalam Kawasan sebagai penunjang mobilisasi pekerja yang berdomisili di sekitar kawasan dan fasilitas
Dry Port.
Ngurah menyampaikan bahwa KITB merupakan Kawasan Industri yang dilengkapi dengan infrastruktur yang sangat komplit, dibangun dengan konsep pintar, modern dan hijau dan Ngurah optimis bahwa harapan pemerintah terhadap KITB untuk menjadi kawasan industri kebanggaan bangsa yang dapat bersaing di kancah global dapat terwujud.
"Tahun 2023 KITB akan terus melanjutkan pengembangan kawasan untuk fase-2 seluas 1.000 hektare, menarik semakin banyak investasi asing dan lokal, mendorong program hilirisasi, menciptakan lapangan kerja dan mendorong perekonomian bangsa," jelas Ngurah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)