Malang: Motif dalam kasus pengeroyokan yang menyebabkan tewasnya mahasiswa asal Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), Krisnael Murri, 23, telah terungkap. Hal itu berdasarkan keterangan dari beberapa tersangka yang sudah ditangkap.
Kasat Reskrim Polres Malang, Iptu Wahyu Rizki Saputro, mengatakan peristiwa ini berawal saat salah seorang mahasiswa NTT mengadakan pesta atau syukuran kelulusan wisuda. Pesta itu diadakan di sebuah kafe di Desa Tegalgondo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Sabtu 24 Juni 2023.
"Pesta itu kemudian memanggil kurang lebih ada 160 temannya mahasiswa. Temannya ini yang dipanggil itu dari berbagai wilayah, tidak hanya di Malang, karena ini juga ada beberapa yang datang dari wilayah Surabaya," kata Wahyu di Malang, Kamis, 6 Juli 2023.
Wahyu menyebut pesta dimulai sejak pukul 20.00 WIB. Awalnya, pesta berjalan lancar dan tidak ada kendala meski hampir sebagian besar undangan yang hadir mengkonsumsi minuman keras (miras) khas NTT.
Kemudian sekitar pukul 23.00 WIB, korban Krisnael Murri dan saksi Ronaldo Putra Umbu Wole hendak pulang mendahului sebelum pesta selesai. Korban dan saksi pulang dengan mengendarai sepeda motor Honda Scoopy Nopol W-2155-GD.
"Korban bersama dengan saksi ini ingin pulang mendahului, ingin pulang ke kosannya si korban. Namun setelah mengambil sepeda motor di parkiran, menurut keterangan dari tersangka, si korban ini membleyer-bleyer kendaraan," jelasnya.
Berdasarkan keterangan tersangka, korban disebut menggeber-geber sepeda motor saat hendak pulang dari kafe. Hal itu membuat sejumlah orang di kafe tersebut tersinggung dan meneriaki korban.
"Setelah diteriaki, si korban dengan saksi merespon. Akhirnya dengan respon itu terjadi pengejaran terhadap korban dan saksi. Setelah dikejar, dipukul, dilempar paving, korban ini yang membonceng sepeda motor, artinya tidak bisa melarikan diri, kalau untuk saksi yang dibonceng ini bisa melarikan diri," jelasnya.
Pada pengeroyokan itu, korban dipukul menggunakan batu paving dan kayu. Korban sempat berlari ke arah jalan di belakang kampus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
"Korban kemudian dikejar lah oleh kurang lebih empat orang. Nah kemudian di sana dilakukan pengeroyokan secara membabi buta hingga mengakibatkan korban meninggal dunia," tuturnya.
Malang: Motif dalam kasus
pengeroyokan yang menyebabkan tewasnya
mahasiswa asal Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), Krisnael Murri, 23, telah terungkap. Hal itu berdasarkan keterangan dari beberapa tersangka yang sudah ditangkap.
Kasat Reskrim Polres Malang, Iptu Wahyu Rizki Saputro, mengatakan peristiwa ini berawal saat salah seorang mahasiswa NTT mengadakan pesta atau syukuran kelulusan wisuda. Pesta itu diadakan di sebuah kafe di Desa Tegalgondo, Kecamatan Karangploso,
Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Sabtu 24 Juni 2023.
"Pesta itu kemudian memanggil kurang lebih ada 160 temannya mahasiswa. Temannya ini yang dipanggil itu dari berbagai wilayah, tidak hanya di Malang, karena ini juga ada beberapa yang datang dari wilayah Surabaya," kata Wahyu di Malang, Kamis, 6 Juli 2023.
Wahyu menyebut pesta dimulai sejak pukul 20.00 WIB. Awalnya, pesta berjalan lancar dan tidak ada kendala meski hampir sebagian besar undangan yang hadir mengkonsumsi minuman keras (miras) khas NTT.
Kemudian sekitar pukul 23.00 WIB, korban Krisnael Murri dan saksi Ronaldo Putra Umbu Wole hendak pulang mendahului sebelum pesta selesai. Korban dan saksi pulang dengan mengendarai sepeda motor Honda Scoopy Nopol W-2155-GD.
"Korban bersama dengan saksi ini ingin pulang mendahului, ingin pulang ke kosannya si korban. Namun setelah mengambil sepeda motor di parkiran, menurut keterangan dari tersangka, si korban ini membleyer-bleyer kendaraan," jelasnya.
Berdasarkan keterangan tersangka, korban disebut menggeber-geber sepeda motor saat hendak pulang dari kafe. Hal itu membuat sejumlah orang di kafe tersebut tersinggung dan meneriaki korban.
"Setelah diteriaki, si korban dengan saksi merespon. Akhirnya dengan respon itu terjadi pengejaran terhadap korban dan saksi. Setelah dikejar, dipukul, dilempar paving, korban ini yang membonceng sepeda motor, artinya tidak bisa melarikan diri, kalau untuk saksi yang dibonceng ini bisa melarikan diri," jelasnya.
Pada pengeroyokan itu, korban dipukul menggunakan batu paving dan kayu. Korban sempat berlari ke arah jalan di belakang kampus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
"Korban kemudian dikejar lah oleh kurang lebih empat orang. Nah kemudian di sana dilakukan pengeroyokan secara membabi buta hingga mengakibatkan korban meninggal dunia," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)