Malang: Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, menyebut harga cabai sudah mengalami penurunan di berbagai daerah di Indonesia. Dari yang sebelumnya Rp100 ribu per kilogram, kini menjadi Rp80 per kilogram.
"Harga (cabai) yang tadinya mencapai Rp100 ribu bisa sampai turun hingga Rp80 ribu per kilogram. Di beberapa tempat juga sudah turun," kata Syahrul di Kota Malang, Jawa Timur, Senin, 25 Juli 2022.
Syahrul menerangkan kenaikan harga cabai disebabkan pengaruh iklim yang berubah-ubah. Akibatnya para petani pun terdampak dan mengalami gagal panen.
"Harga cabai kemarin naik itu karena selain iklim yang juga membuat terjadinya penundaan panen beberapa tempat sentra-sentra produksi cabai kita," bebernya.
Baca: Antisipasi Harga Pangan Naik, Warga Cikeas Dilatih Menanam Cabai
Politisi Partai NasDem itu menjelaskan kenaikan harga cabai adalah dinamika komoditas pertanian yang tergantung terhadap cuaca. Oleh karena itu, proses edukasi terkait pertanian modern akan terus digencarkan di berbagai daerah.
"Ini kesempatan kita masuk ke modern farming melalui green house yang lebih besar, pengganti matahari memanfaatkan sinar UV. Kita harus menemukan cara-cara bertani yang tidak tergantung oleh iklim," tegasnya.
Sementara itu, harga cabai rawit di pasar sayur grosir Subterminal Agrobisnis (STA) Mantung, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, per hari ini, Selasa 26 Juli 2022, telah menyentuh angka Rp45 ribu per kilogram. Sedangkan cabai besar Rp48 ribu, cabai rawit hijau Rp20 ribu, dan cabai keriting Rp50 ribu per kilogram.
Komoditas sayur mayur yang dijual di pusat grosir STA Mantung ini untuk memenuhi pasar lokal di Malang Raya dan sejumlah wilayah barat Jatim. Mulai dari Kediri, Blitar, Jombang, Tulungagung, Magetan, Nganjuk, Tuban, Madiun dan Lamongan. Pedagang juga mengirim sayur ke luar Jawa seminggu tiga kali ke Kalimantan, Ambon dan Papua.
Malang: Menteri Pertanian (Mentan),
Syahrul Yasin Limpo, menyebut
harga cabai sudah mengalami penurunan di berbagai daerah di Indonesia. Dari yang sebelumnya Rp100 ribu per kilogram, kini menjadi Rp80 per kilogram.
"Harga (cabai) yang tadinya mencapai Rp100 ribu bisa sampai turun hingga Rp80 ribu per kilogram. Di beberapa tempat juga sudah turun," kata Syahrul di Kota Malang, Jawa Timur, Senin, 25 Juli 2022.
Syahrul menerangkan kenaikan harga cabai disebabkan pengaruh iklim yang berubah-ubah. Akibatnya para petani pun terdampak dan mengalami
gagal panen.
"Harga cabai kemarin naik itu karena selain iklim yang juga membuat terjadinya penundaan panen beberapa tempat sentra-sentra produksi cabai kita," bebernya.
Baca:
Antisipasi Harga Pangan Naik, Warga Cikeas Dilatih Menanam Cabai
Politisi Partai NasDem itu menjelaskan kenaikan harga cabai adalah dinamika komoditas pertanian yang tergantung terhadap cuaca. Oleh karena itu, proses edukasi terkait pertanian modern akan terus digencarkan di berbagai daerah.
"Ini kesempatan kita masuk ke modern farming melalui green house yang lebih besar, pengganti matahari memanfaatkan sinar UV. Kita harus menemukan cara-cara bertani yang tidak tergantung oleh iklim," tegasnya.
Sementara itu, harga cabai rawit di pasar sayur grosir Subterminal Agrobisnis (STA) Mantung, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, per hari ini, Selasa 26 Juli 2022, telah menyentuh angka Rp45 ribu per kilogram. Sedangkan cabai besar Rp48 ribu, cabai rawit hijau Rp20 ribu, dan cabai keriting Rp50 ribu per kilogram.
Komoditas sayur mayur yang dijual di pusat grosir STA Mantung ini untuk memenuhi pasar lokal di Malang Raya dan sejumlah wilayah barat Jatim. Mulai dari Kediri, Blitar, Jombang, Tulungagung, Magetan, Nganjuk, Tuban, Madiun dan Lamongan. Pedagang juga mengirim sayur ke luar Jawa seminggu tiga kali ke Kalimantan, Ambon dan Papua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)