Aktivitas Gempa Guguran Karangetang Menurun
Antara • 29 Oktober 2023 17:33
Sulut: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebut gempa guguran Gunung Karangetang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara (Sulut) pada periode 16-22 Oktober 2023, menurun.
"Data seismik menunjukkan bahwa aktivitas gempa guguran Gunung Karangetang semakin menurun," kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan di Manado, Minggu, 29 Oktober 2023.
Erupsi efusif Gunung Karangetang secara visual tidak teramati, begitu pula luncuran/guguran lava baik arah dan jarak luncurnya. Namun, tanda-tanda terjadinya guguran masih ada dengan terdengarnya suara gemuruh akibat guguran lava.
Selain itu, sinar api di atas puncak kawah utama (selatan) kadang teramati setinggi 10 meter di atas kubah lava. Sementara kondisi kawah utara teramati asap kawah putih tipis hingga tebal tinggi maksimum sekitar 300 meter.
Pada malam hari masih tampak adanya api diam di di atas kubah lava setinggi sekitar 25 meter. Hendra menjelaskan pada periode evaluasi ini terekam tiga kali gempa guguran, 38 kali gempa embusan, enam kali gempa hybrid/fase banyak, dua kali gempa vulkanik dalam, dan sebanyak 32 kali gempa tektonik jauh.
Pada periode evaluasi 8-15 Oktober 2023, terekam tiga kali gempa guguran, 15 kali gempa embusan, 29 kali gempa hybrid/fase banyak, satu kali gempa vulkanik dangkal, lima kali gempa vulkanik dalam, dan sebanyak 45 kali gempa tektonik jauh.
Pada periode evaluasi pada tanggal 23-30 September 2023, frekuensi gempa terekam masih lebih banyak, Gunung Karangetang mengalami 12 kali gempa guguran, 172 kali gempa embusan, satu kali tremor harmonik, enam kali tremor nonharmonik, dan 75 kali gempa fase banyak.
Lalu, lima kali gempa vulkanik dangkal, 10 kali gempa vulkanik dalam, satu kali gempa tektonik lokal, satu kali gempa terasa, dan 461 kali gempa tektonik jauh. Gunung Karangetang erupsi efusif pada awal Februari 2023 setelah mengalami serangkaian peningkatan aktivitas vulkanik, PVMBG kemudian menaikkan statusnya menjadi siaga level tiga.
Sulut: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebut gempa guguran Gunung Karangetang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara (Sulut) pada periode 16-22 Oktober 2023, menurun.
"Data seismik menunjukkan bahwa aktivitas gempa guguran Gunung Karangetang semakin menurun," kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan di Manado, Minggu, 29 Oktober 2023.
Erupsi efusif Gunung Karangetang secara visual tidak teramati, begitu pula luncuran/guguran lava baik arah dan jarak luncurnya. Namun, tanda-tanda terjadinya guguran masih ada dengan terdengarnya suara gemuruh akibat guguran lava.
Selain itu, sinar api di atas puncak kawah utama (selatan) kadang teramati setinggi 10 meter di atas kubah lava. Sementara kondisi kawah utara teramati asap kawah putih tipis hingga tebal tinggi maksimum sekitar 300 meter.
Pada malam hari masih tampak adanya api diam di di atas kubah lava setinggi sekitar 25 meter. Hendra menjelaskan pada periode evaluasi ini terekam tiga kali gempa guguran, 38 kali gempa embusan, enam kali gempa hybrid/fase banyak, dua kali gempa vulkanik dalam, dan sebanyak 32 kali gempa tektonik jauh.
Pada periode evaluasi 8-15 Oktober 2023, terekam tiga kali gempa guguran, 15 kali gempa embusan, 29 kali gempa hybrid/fase banyak, satu kali gempa vulkanik dangkal, lima kali gempa vulkanik dalam, dan sebanyak 45 kali gempa tektonik jauh.
Pada periode evaluasi pada tanggal 23-30 September 2023, frekuensi gempa terekam masih lebih banyak, Gunung Karangetang mengalami 12 kali gempa guguran, 172 kali gempa embusan, satu kali tremor harmonik, enam kali tremor nonharmonik, dan 75 kali gempa fase banyak.
Lalu, lima kali gempa vulkanik dangkal, 10 kali gempa vulkanik dalam, satu kali gempa tektonik lokal, satu kali gempa terasa, dan 461 kali gempa tektonik jauh. Gunung Karangetang erupsi efusif pada awal Februari 2023 setelah mengalami serangkaian peningkatan aktivitas vulkanik, PVMBG kemudian menaikkan statusnya menjadi siaga level tiga. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)