Sultra: Nakhoda kapal penyeberangan antardesa yang tenggelam di Teluk Banggai, Kecamatan Mawasangka Timur, Kabupaten Buton Tengah (Buteng), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), ditetapkan sebagai tersangka. Akibat kelalaiannya 15 orang meninggal dunia dalam peristiwa tersebut.
Direktur Kepolisian Perairan dan Udara (Polairud) Kepolisian Daerah (Polda) Sultra Kombes Pol Faisal Florentinus Napitupulu mengatakan penanganan kasus tersebut berdasarkan laporan model A yang ditangani Subdit Penegakan Hukum (Gakkum) Dit Polairud Polda Sultra.
"Untuk LP (laporan polisi) kita sudah buat tipe A dengan Nomor LP/A/06/VII/2023 SPKT Dit Polairud Polda Sultra tertanggal 25 Juli 2023," kata Faisal, Jumat, 28 Juli 2023.
Ia mengungkapkan tersangka merupakan motoris (nakhoda) kapal rakitan antardesa berinisial S. Peristiwa tenggelamnya kapal tersebut berawal pada Senin, 24 Juli 2023, sekitar pukul 00.20 WITA yang disebabkan kelebihan muatan dan kapal yang tidak layak untuk digunakan berlayar.
"Bertempat di Teluk Banggai, antara Desa Lagili dan Desa Lanto, Kecamatan Mawasangka Timur, kabupaten Buteng, telah terjadi tindak pidana pelayaran, yakni laka (kecelakaan) laut dan atau kesalahannya menyebabkan orang lain meninggal dunia, yang disebabkan kapasitas dengan menggunakan jenis perahu pincara yang mengantar penumpang dari Desa Lakoruaa, Kecamatan Mawasangka Tengah menuju Desa Lagili, Kecamatan Mawasangka Timur," beber Faisal.
Dia menyebutkan kapal penyeberangan tersebut memuat 69 penumpang yang menurut pengamatan kapal tersebut hanya bisa untuk mengangkut 20 orang.
"Jumlah penumpang ini sekitar 69 orang dengan rincian 66 orang warga Desa Lagili dan tiga orang dari Desa Wambuloli, dari sisi kelayakan sebenarnya perahunya ini tidak layak, ditambah lagi kelebihan muatan," ucapnya.
Saat itu, para korban hendak pulang ke rumah masing-masing sehabis mengikuti kegiatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Buteng Ke-9 dengan menggunakan jasa perahu penyeberangan milik S.
"Ini para korban kebetulan ada acara perayaan HUT Buteng Ke-9. Jadi para korban ini berangkat ke Desa Lakorua karena acaranya di situ, terus kembali terjadilah kecelakaan ini," jelasnya.
Sultra: Nakhoda kapal penyeberangan antardesa yang
tenggelam di Teluk Banggai, Kecamatan Mawasangka Timur, Kabupaten Buton Tengah (Buteng), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), ditetapkan sebagai tersangka. Akibat kelalaiannya 15 orang
meninggal dunia dalam peristiwa tersebut.
Direktur Kepolisian Perairan dan Udara (Polairud) Kepolisian Daerah (Polda) Sultra Kombes Pol Faisal Florentinus Napitupulu mengatakan penanganan kasus tersebut berdasarkan laporan model A yang ditangani Subdit Penegakan Hukum (Gakkum) Dit Polairud Polda Sultra.
"Untuk LP (laporan polisi) kita sudah buat tipe A dengan Nomor LP/A/06/VII/2023 SPKT Dit Polairud Polda Sultra tertanggal 25 Juli 2023," kata Faisal, Jumat, 28 Juli 2023.
Ia mengungkapkan tersangka merupakan motoris (nakhoda) kapal rakitan antardesa berinisial S. Peristiwa tenggelamnya kapal tersebut berawal pada Senin, 24 Juli 2023, sekitar pukul 00.20 WITA yang disebabkan kelebihan muatan dan kapal yang tidak layak untuk digunakan berlayar.
"Bertempat di Teluk Banggai, antara Desa Lagili dan Desa Lanto, Kecamatan Mawasangka Timur, kabupaten Buteng, telah terjadi tindak pidana pelayaran, yakni laka (kecelakaan) laut dan atau kesalahannya menyebabkan orang lain meninggal dunia, yang disebabkan kapasitas dengan menggunakan jenis perahu pincara yang mengantar penumpang dari Desa Lakoruaa, Kecamatan Mawasangka Tengah menuju Desa Lagili, Kecamatan Mawasangka Timur," beber Faisal.
Dia menyebutkan kapal penyeberangan tersebut memuat 69 penumpang yang menurut pengamatan kapal tersebut hanya bisa untuk mengangkut 20 orang.
"Jumlah penumpang ini sekitar 69 orang dengan rincian 66 orang warga Desa Lagili dan tiga orang dari Desa Wambuloli, dari sisi kelayakan sebenarnya perahunya ini tidak layak, ditambah lagi kelebihan muatan," ucapnya.
Saat itu, para korban hendak pulang ke rumah masing-masing sehabis mengikuti kegiatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Buteng Ke-9 dengan menggunakan jasa perahu penyeberangan milik S.
"Ini para korban kebetulan ada acara perayaan HUT Buteng Ke-9. Jadi para korban ini berangkat ke Desa Lakorua karena acaranya di situ, terus kembali terjadilah kecelakaan ini," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)