"Sesuai jadwal, hari ini ada tiga kloter yang tiba di Asrama Haji. Totalnya ada 1.350 JCH," kata Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Jatim, Husnul Maram, di Ahes Surabaya, Selasa, 23 Mei 2023.
Baca: Calon Haji Mataram Sudah Divaksin Meningitis dan Influenza |
Husnul menjelaskan setiap kloter ada 445 JCH dan lima petugas haji. Adapun tiga kloter itu, yakni kloter pertama sebanyak 445 CJH asal Kab. Bangkalan, lalu kloter kedua 445 CJH asal tiga daerah yakni Kota Sutabaya, Kota Madiun, dan Kab. Bangkalan. Kemudian kloter tiga sebanyak 445 CJH berasal dari tiga daerah, Kab. Sampang, Bangkalan, dan Surabaya.
"Alhamdulillah Bapak Ibu ditakdirkan di kloter pertama. Setelah proses ini panjenengan bisa istrahat secukupnya. Besok pagi setelah sholat shubuh berangkat ke Tanah Suci yang akan dilepas oleh Ibu Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa," jelas Husnul. Husnul mengimbau jemaah ketika sudah tiba di Tanah Suci, agar selalu menjaga kesehatan, mengingat cuaca panas yang mencapai 42 sampai 50 derajat celcius. Salah satunya dengan mengenakan kaos kaki disertai sandal/sepatu, ketika keluar hotel atau keluar Masjidil Haram dan Nabawi.
"Supaya kulit telapak kaki panjenengan tidak terkelupas. Maka kaos kaki harus selalu dibawa kemana-kemana, jangan ditipkan suami atau istri. Kuatir tidak bersamaan nanti keluarnya," ungkapnya.
Tak hanya itu, Husnul juga mengingatkan para CJH agar perbanyak minum air zam zam. Serta selalu berdoa dan membaca sholawat. ",Mudah-mudahan diberi kesehatan lahir batin, kelancaran, dikabulkan doanya dan menjadi haji mabrur," katanya.
Berita terkait keberangkatan CJH menjadi berita paling banyak dibaca di kanal Daerah Medcom.id. Berita lain yang juga banyak dibaca terkait ribuan CHJ yang juga korban gempa Cianjur batal berangkat ke Tanah Suci.
Cianjur: Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur, Jawa Barat, memastikan bantuan logistik untuk puluhan ribu warga korban gempa yang masih tinggal di dalam tenda dan hunian darurat akan diberikan sampai bantuan pembangunan rumah dari pemerintah pusat diterima.
Juru bicara penanganan gempa Cianjur Budhi Rahayu mengatakan dari 87 ribu warga korban gempa di Cianjur, sebagian besar sudah kembali menempati rumah mereka setelah mendapat bantuan pembangunan kembali dari pemerintah pusat.
"Tercatat masih ada 22 ribu korban gempa Cianjur masih tinggal di dalam tenda dan hunian darurat yang kebutuhan logistiknya masih dibantu pemerintah daerah (pemda) sampai mereka dapat kembali ke rumah," katanya, Selasa, 23 Mei 2023. Tidak hanya logistik, tutur Budhi, pemda tetap mendorong semua rumah warga yang terdata rusak akibat gempa akan mendapat bantuan dari pemerintah dengan berbagai tahapan mulai dari 1 sampai 5 tahap dan sudah berjalan hingga tahap 3.
Baca juga: Seratusan Calon Haji Korban Gempa Cianjur Tunda Keberangkatan |
Warga yang sudah mendapat bantuan pembangunan kembali rumahnya terutama yang rusak berat sudah lebih dari 55 ribu orang. Sedangkan yang belum mendapat pencairan masih bertahan di tenda dan hunian darurat yang tersebar di Kecamatan Pacet, Cugenang, dan Cianjur.
"Untuk mereka yang masih bertahan di dalam tenda dan hunian darurat, pemda akan memberikan bantuan logistik setiap bulan, dengan harapan dapat meringankan beban mereka namun tidak menjadikan mereka malas untuk kembali bangkit berusaha," ucap dia.
Sedangkan korban gempa di sejumlah desa di Kecamatan Cugenang mengeluhkan hingga enam bulan lamanya mereka belum mendapat kepastian kapan akan mendapat bantuan pembangunan rumah dari pemerintah pusat meski sudah mengantongi buku tabungan.
"Kami sudah bosan bertanya ke bank, ketua RT, desa, kecamatan, bahkan ke bupati saat berkunjung. Sudah dua bulan lalu buku tabungan kami terima, namun belum ada isinya, sehingga kami berharap pencairan dapat segera dilakukan agar kami bisa pulang ke rumah," ujar tokoh pemuda Cijedil Aditiya.
Berita selanjutnya yang banyak dibaca terkait ancaman kekeringan di NTT.
Kupang: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan sebanyak empat wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT) berstatus siaga bencana kekeringan akibat tidak diguyur hujan dalam waktu yang lama.
"Empat wilayah siaga bencana kekeringan antara lain Alor Timur, Alor Timur Laut, Mataru di Kabupaten Alor, dan wilayah Kambera di Kabupaten Sumba Timur," kata Kepala Stasiun Klimatologi NTT BMKG Rahmattulloh Adji di Kupang, Selasa, 23 Mei 2023.
Ia menyampaikan hal itu berkaitan dengan peringatan dini kekeringan meteorologis di wilayah NTT. Adji menjelaskan keempat wilayah tersebut dalam kondisi sangat kering karena mengalami Hari Tanpa Hujan (HTH) lebih dari 31 hari dengan peluang 70 persen.
Oleh sebab itu, kata dia, pemerintah daerah (pemda) dan warga setempat perlu meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi ancaman bencana kekeringan selama musim kemarau.
Baca juga: BPBD Mataram Petakan Potensi Kekeringan Air Sumur |
Ancaman bencana kekeringan, kata dia, dapat menimbulkan berbagai dampak, seperti berkurangnya ketersediaan air tanah sehingga menyebabkan kelangkaan air bersih.
Selain itu berdampak pada sektor pertanian dengan sistem tadah hujan yang dapat mengalami gagal tanam maupun gagal panen, serta meningkatnya potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Adji mengimbau warga agar mulai menghemat pemakaian air bersih dan memastikan ketersediaan air cukup untuk kebutuhan selama musim kemarau.
Para petani, kata dia, juga perlu menyiasati potensi kekeringan dengan memilih tanaman yang cocok atau tidak membutuhkan banyak air untuk ditanam agar lebih berpeluang untuk dapat dipanen.
Ia menambahkan potensi karhutla juga patut dicegah dengan menghindari aktivitas atau tindakan yang dapat menimbulkan titik api di area terbuka yang terdapat dedaunan atau rumput kering yang mudah tersambar api.
?Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News