Sampit: Kekeringan yang melanda Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, dalam sebulan terakhir ini mulai meluas ke kawasan hulu.
Sekretaris Daerah Kotawaringin Timur Halikinnor mengatakan, saat ini tidak hanya daerah selatan yang kekeringan dan kesulitan air bersih, tetapi juga daerah hulu atau wilayah utara juga mulai mengalami kondisi serupa.
"Di antaranya Desa Pundu, Kecamatan Cempaga Hulu," kata Halikinnor, Minggu, 26 Agustus 2018.
Menurut Halikinnor, masyarakat di kawasan selatan, khususnya Kecamatan Teluk Sampit dan Pulau Hanaut, saat ini kesulitan mendapatkan air bersih. Pemerintah Kecamatan Teluk Sampit bahkan sudah mengirim surat kepada bupati agar membantu memasok air bersih untuk masyarakat di kecamatan yang terletak di kawasan pesisir tersebut.
Danau dan sumur yang selama ini menjadi sumber air bersih, kini sudah kering. Sementara Sungai Mentaya yang biasanya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, kini berasa asin akibat intrusi air laut yang masuk sampai ke alur sungai.
Kesulitan air bersih juga mulai terjadi di wilayah hulu karena sungai dan danau sudah kering, sedangkan air sungai yang surut, kini makin keruh sehingga tidak mungkin digunakan untuk konsumsi.
Pemerintah daerah sudah mengantisipasi kondisi ini, di antaranya dengan menyiapkan dana di APBD Perubahan melalui dana tidak terduga dan untuk distribusi air bersih ke wilayah yang dilanda kekeringan. Antisipasi itu dilakukan karena kekeringan dan kesulitan air bersih sering terjadi saat musim kemarau.
"Prediksi BMKG, kemarau diperkirakan hingga akhir Oktober sehingga harus diantisipasi. Saat ini baru akhir Agustus saja, kita sudah kekeringan," kata Halikinnor yang juga Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kotawaringin Timur.
Halikinnor mengaku sudah berunding dengan Bupati H Supian Hadi terkait masalah ini. Bupati menginstruksikan seluruh satuan organisasi perangkat daerah membentuk barisan relawan pemadam kebakaran atau balakar, serta
menyiapkan mobil yang dilengkapi tempat penampungan air.
Balakar akan dikoordinasikan dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah, sehingga jika terjadi kebakaran atau kekeringan maka semuanya akan dikerahkan untuk menanggulanginya. Saat ini kendala yang dihadapi pemerintahan daerah sulit mendapatkan air untuk memadamkan kebakaran lahan maupun memenuhi kebutuhan untuk konsumsi masyarakat di wilayah yang dilanda kekeringan.
Sampit: Kekeringan yang melanda Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, dalam sebulan terakhir ini mulai meluas ke kawasan hulu.
Sekretaris Daerah Kotawaringin Timur Halikinnor mengatakan, saat ini tidak hanya daerah selatan yang kekeringan dan kesulitan air bersih, tetapi juga daerah hulu atau wilayah utara juga mulai mengalami kondisi serupa.
"Di antaranya Desa Pundu, Kecamatan Cempaga Hulu," kata Halikinnor, Minggu, 26 Agustus 2018.
Menurut Halikinnor, masyarakat di kawasan selatan, khususnya Kecamatan Teluk Sampit dan Pulau Hanaut, saat ini kesulitan mendapatkan air bersih. Pemerintah Kecamatan Teluk Sampit bahkan sudah mengirim surat kepada bupati agar membantu memasok air bersih untuk masyarakat di kecamatan yang terletak di kawasan pesisir tersebut.
Danau dan sumur yang selama ini menjadi sumber air bersih, kini sudah kering. Sementara Sungai Mentaya yang biasanya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, kini berasa asin akibat intrusi air laut yang masuk sampai ke alur sungai.
Kesulitan air bersih juga mulai terjadi di wilayah hulu karena sungai dan danau sudah kering, sedangkan air sungai yang surut, kini makin keruh sehingga tidak mungkin digunakan untuk konsumsi.
Pemerintah daerah sudah mengantisipasi kondisi ini, di antaranya dengan menyiapkan dana di APBD Perubahan melalui dana tidak terduga dan untuk distribusi air bersih ke wilayah yang dilanda kekeringan. Antisipasi itu dilakukan karena kekeringan dan kesulitan air bersih sering terjadi saat musim kemarau.
"Prediksi BMKG, kemarau diperkirakan hingga akhir Oktober sehingga harus diantisipasi. Saat ini baru akhir Agustus saja, kita sudah kekeringan," kata Halikinnor yang juga Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kotawaringin Timur.
Halikinnor mengaku sudah berunding dengan Bupati H Supian Hadi terkait masalah ini. Bupati menginstruksikan seluruh satuan organisasi perangkat daerah membentuk barisan relawan pemadam kebakaran atau balakar, serta
menyiapkan mobil yang dilengkapi tempat penampungan air.
Balakar akan dikoordinasikan dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah, sehingga jika terjadi kebakaran atau kekeringan maka semuanya akan dikerahkan untuk menanggulanginya. Saat ini kendala yang dihadapi pemerintahan daerah sulit mendapatkan air untuk memadamkan kebakaran lahan maupun memenuhi kebutuhan untuk konsumsi masyarakat di wilayah yang dilanda kekeringan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)