Manado: Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti akan menenggelamkan 15 kapal asing di perairan Kota Bitung, Sulawesi Utara. Kapal-kapal tersebut melanggar teritori karena melakukan penangkapan ikan secara ielgal atau ilegal fishing di wilayah Indonesia.
"Kegiatan itu bertujuan menjaga agar kapal asing tak sembarangan datang dan mengambil ikan di perairan Indonesia," ujar Susi di Pelabuhan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Bitung, Senin, 20 Agustus 2018.
Selain menimbulkan efek jera, Susi mengatakan kapal yang ditenggelamkan dapat membuat rumah baru untuk biota laut. Sehingga kegiatan itu memberikan dampak positif pada kehidupan di laut.
Sebelum kegiatan penenggelaman kapal, Susi dan warga menggelar aksi bersih-bersih pantai pada Minggu, 19 Agustus 2018. Aksi tersebut bertajuk: Menghadap ke Laut, bertujuan sebagai gerakan untuk menggugah kepedulian pada laut.
Setaip tahun, kata Susi, sembilan juta ton sampah mengotori laut Indonesia. Kondisi itu mengakibatkan Indonesia menjadi negara kedua penyumbang sampah terbesar di dunia, setelah Tiongkok.
Solusinya, lanjut Susi, yaitu warga harus mengurangi penggunaan sampah plastik. Bila tidak, bukan tak mungkin pada 2013-, jumlah sampah di laut lebih banyak dari ikan.
“Apalagi, proses proses terurai sampah plastik di laut sampai 450 tahun. Setelah terurai akan menghasilkan mikroplastik yang sangat berbahaya. Kalau ikan makan itu, dan kita makan ikan, tentu saja akan memengaruhi kesehatan kita," kata dia.
Manado: Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti akan menenggelamkan 15 kapal asing di perairan Kota Bitung, Sulawesi Utara. Kapal-kapal tersebut melanggar teritori karena melakukan penangkapan ikan secara ielgal atau ilegal fishing di wilayah Indonesia.
"Kegiatan itu bertujuan menjaga agar kapal asing tak sembarangan datang dan mengambil ikan di perairan Indonesia," ujar Susi di Pelabuhan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Bitung, Senin, 20 Agustus 2018.
Selain menimbulkan efek jera, Susi mengatakan kapal yang ditenggelamkan dapat membuat rumah baru untuk biota laut. Sehingga kegiatan itu memberikan dampak positif pada kehidupan di laut.
Sebelum kegiatan penenggelaman kapal, Susi dan warga menggelar aksi bersih-bersih pantai pada Minggu, 19 Agustus 2018. Aksi tersebut bertajuk: Menghadap ke Laut, bertujuan sebagai gerakan untuk menggugah kepedulian pada laut.
Setaip tahun, kata Susi, sembilan juta ton sampah mengotori laut Indonesia. Kondisi itu mengakibatkan Indonesia menjadi negara kedua penyumbang sampah terbesar di dunia, setelah Tiongkok.
Solusinya, lanjut Susi, yaitu warga harus mengurangi penggunaan sampah plastik. Bila tidak, bukan tak mungkin pada 2013-, jumlah sampah di laut lebih banyak dari ikan.
“Apalagi, proses proses terurai sampah plastik di laut sampai 450 tahun. Setelah terurai akan menghasilkan mikroplastik yang sangat berbahaya. Kalau ikan makan itu, dan kita makan ikan, tentu saja akan memengaruhi kesehatan kita," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RRN)