Jakarta: Badan Narkotika Nasional (BNN) mengalihfungsikan ladang ganja di Aceh menjadi lahan pertanian melalui program Grand Desain Alternative Development (GDAD). BNN menggandeng Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pertanian, Pemerintah Provinsi Aceh, dan instansi terkait lainnya.
Kepala Bagian Humas BNN Kombes Pol Sulistiandriatmoko mengatakan program GDAD diharapkan menjadi langkah awal BNN untuk mengalihfungsikan lahan di Aceh yang kerap digunakan untuk menanam ganja menjadi agrowisata.
"Melalui program ini diharapkan petani ganja di Aceh akan beralih untuk menanam tanaman produktif seperti jagung, kedelai, dan sebagainya. Selain sektor pertanian, alih fungsi lahan juga akan di sektor perikanan, dan pariwisata," kata Sulistiandriatmoko, Minggu 25 Februari 2018.
Menurut Sulistiandriatmoko, langkah BNN mengubah ladang ganja menjadi agrowisata menjadi bukti keseriusan pemerintah menghentikan praktik penanaman pohon ilegal.
Kepala BNN Komjen Budi Waseso bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Gubernur Aceh, serta Anggota DPR RI Dapil Aceh akan menanam perdana di Kabupaten Gayo Lues, Aceh, Senin 26 Februari dan di Kabupaten Bireun, Rabu 28 Februari. Kedua kabupaten itu merupakan pilot project dari program GDAD yang telah dirancang oleh BNN.
"Tujuan progam ini di antaranya mengembangkan sosial budaya, mewujudkan keamanan dan ketertiban, menjaga lingkungan hidup dan kelestarian hutan, pengembangan ekonomi, menciptakan ketahanan pangan, serta pembangunan agrowisata," ujar Sulistiandriatmoko.
Sulistiandriatmoko mengatakan pelaksanaan GDAD dibuat dalam tiga tahapan dalam jangka waktu 10 tahun. Tahapan pertama ialah pembangunan kepercayaan, kedua yaitu pengimplementasian program, dan ketiga pembangunan agrowisata.
Diharapkan melalui GDAD produksi ganja di Aceh menurun yang tentunya diiringi dengan turunnya peredaran gelap ganja di Indonesia. Selain itu, dengan program ini diharapkan masyarakat Aceh memiliki produktivitas yang dapat meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan dan membangun Aceh yang bersih dari produksi ganja.
"Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso menginginkan Aceh tak lagi menjadi wilayah penanam ganja. Pihaknya bakal mengubah kebiasaan petani dari menanam ganja menjadi penanam tumbuhan lain," ujar Sulistiandriatmoko.
Jakarta: Badan Narkotika Nasional (BNN) mengalihfungsikan ladang ganja di Aceh menjadi lahan pertanian melalui program Grand Desain Alternative Development (GDAD). BNN menggandeng Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pertanian, Pemerintah Provinsi Aceh, dan instansi terkait lainnya.
Kepala Bagian Humas BNN Kombes Pol Sulistiandriatmoko mengatakan program GDAD diharapkan menjadi langkah awal BNN untuk mengalihfungsikan lahan di Aceh yang kerap digunakan untuk menanam ganja menjadi agrowisata.
"Melalui program ini diharapkan petani ganja di Aceh akan beralih untuk menanam tanaman produktif seperti jagung, kedelai, dan sebagainya. Selain sektor pertanian, alih fungsi lahan juga akan di sektor perikanan, dan pariwisata," kata Sulistiandriatmoko, Minggu 25 Februari 2018.
Menurut Sulistiandriatmoko, langkah BNN mengubah ladang ganja menjadi agrowisata menjadi bukti keseriusan pemerintah menghentikan praktik penanaman pohon ilegal.
Kepala BNN Komjen Budi Waseso bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Gubernur Aceh, serta Anggota DPR RI Dapil Aceh akan menanam perdana di Kabupaten Gayo Lues, Aceh, Senin 26 Februari dan di Kabupaten Bireun, Rabu 28 Februari. Kedua kabupaten itu merupakan pilot project dari program GDAD yang telah dirancang oleh BNN.
"Tujuan progam ini di antaranya mengembangkan sosial budaya, mewujudkan keamanan dan ketertiban, menjaga lingkungan hidup dan kelestarian hutan, pengembangan ekonomi, menciptakan ketahanan pangan, serta pembangunan agrowisata," ujar Sulistiandriatmoko.
Sulistiandriatmoko mengatakan pelaksanaan GDAD dibuat dalam tiga tahapan dalam jangka waktu 10 tahun. Tahapan pertama ialah pembangunan kepercayaan, kedua yaitu pengimplementasian program, dan ketiga pembangunan agrowisata.
Diharapkan melalui GDAD produksi ganja di Aceh menurun yang tentunya diiringi dengan turunnya peredaran gelap ganja di Indonesia. Selain itu, dengan program ini diharapkan masyarakat Aceh memiliki produktivitas yang dapat meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan dan membangun Aceh yang bersih dari produksi ganja.
"Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso menginginkan Aceh tak lagi menjadi wilayah penanam ganja. Pihaknya bakal mengubah kebiasaan petani dari menanam ganja menjadi penanam tumbuhan lain," ujar Sulistiandriatmoko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)