Sejumlah ASN Pemkot Pontianak menari di acara bertajuk Pontianak Berjepin di Taman Alun-Alun Sungai Kapuas, Senin 23 Oktober 2017, ANT - Jessica Helena Wuysang
Sejumlah ASN Pemkot Pontianak menari di acara bertajuk Pontianak Berjepin di Taman Alun-Alun Sungai Kapuas, Senin 23 Oktober 2017, ANT - Jessica Helena Wuysang

Aksi Warga Kota Pontianak Menari Japin di Pinggir Sungai Kapuas

Agung Widura • 23 Oktober 2017 16:40
medcom.id, Pontianak: Sebanyak 2.746 warga Kota Pontianak, Kalimantan Barat, menarikan japin di pinggri Sungai Kapuas, Senin 23 Oktober 2017. Acara itu bertujuan memeriahkan hari ulang tahun ke-246 Kota Pontianak.
 
Sejak pukul 07.30 WIB, ribuan warga berjejer rapi di Jalan Rahadi Oesman, tepatnya di jalan depan Alun-Alun Kapuas atau depan Kantor Wali Kota Pontianak. Anak-anak muda hingga kalangan dewasa berdatangan dengan mengenakan pakaian adat. 
 
"Saya cukup senang mengikuti acara Pontianak Berjapin. Selama sebulan kami dilatih sama pelatih tari di Kantor Wali Kota," kata Agus, mahasiswa yang menjadi peserta acara.

Dalam acara itu, peserta perempuan wajib mengenakan baju kurung. Ada yang melengkapi penampilan dengan bawahan berupa kain songket Sambas atau kain tenun corak insang.
 
Aksi Warga Kota Pontianak Menari Japin di Pinggir Sungai Kapuas
(Wali Kota Pontianak Sutarmidji (kanan) menari japin bersama ribuan warga di Jalan Rahadi Oesman dalam rangka memeriahkan HUT ke-246 Kota Pontianak, MTVN - Agung Widura)
 
Sedangkan peserta pria mengenakan baju telok belanga. Para pria juga mengenakan kain setengah tiang dan ikat kepala.
 
Ratusan aparatur sipil negara (ASN), termasuk Wali Kota Pontianak Sutarmidji, ikut dalam kegiatan bertajuk 'Pontianak Berjepin' itu. Secara serentak mereka melangkahkan kaki dan menggerakkan tangan sesuai rentak irama musik khas Melayu.
 
"Ini kali kedua saya menari japin. Senang sekali apalagi menari beramai-ramai," ungkap Sutarmidji yang mengenakan baju teluk belanga bernuansa hijau dan merah.
 
Sutarmidji mengakui tari japin merupakan ciri khas masyarakat Melayu Kota Pontianak. Ia menilai kekhasan itu perlu dilestarikan. 
 
Selain itu, masyarakat di Kota Khatulistiwa pun multietnis. Sutarmidji mengingatkan warga untuk saling mengaja toleransi suku, agama, ras, dan antargolongan.
 
"Yang punya budaya etnisnya itu ya kembangkan budayanya dengan baik untuk memajukan kota Pontianak," lanjut Sutarmidji.
 
Sultan ke IX Pontianak, Sultan Syarif Macmud Melvin Alkadrie, mengatakan banyak perubahan dan perkembangan yang terjadi selama 246 tahun. Namun, itu bukan berarti warganya melupakan nilai-nilai budaya yang diwariskan para pendiri kota.
 
"Semoga perkembangan itu dapat bersinergi dalam membangun Kota Pontianak untuk lebih maju," ujar Sultan Syarif Machmud.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RRN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan