Kepala Bidang Humas dan Media Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Broto Happy (tengah). Medcom.id/Ahmad Mustaqim
Kepala Bidang Humas dan Media Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Broto Happy (tengah). Medcom.id/Ahmad Mustaqim

Kronologis Atlet Badminton Cina Meninggal di Ajang Asia Junior Championship

Ahmad Mustaqim • 01 Juli 2024 14:45
Yogyakarta: Atlet badminton asal Cina, Zhang Zhi Jie menunggal dalam keikutsertaannya dalam kejuaraan Badminton Asia Junior Championship 2024 di Yogyakarta. Jenazah atlet 17 tahun di sektor tunggal putra itu masih di RSUP Dr Sardjito. 
 
Kepala Bidang Humas dan Media Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Broto Happy, mengatakan kronologis meninggalnya Zhang bermula ketika sang pemain tiba-tiba terjatuh di lapangan saat melawan atlet asal Jepang, Kazuma Kawano di GOR Amongrogo Yogyakarta, Minggu, 30 Juni 2024. Saat terjatuh itu, Zhang masih tampak bergerak berdasarkan rekaman video yang beredar. 
 
"Selanjutnya tim medis dan dokter turnamen segera masuk ke lapangan untuk memberikan pertolongan pertama setelah mendapatkan call dari referee. Ini merupakan regulasi atau aturan, sesuai SOP dan lain yang berlaku di setiap turnamen bulutangkis internasional dari BWF dan Badminton Asia," kata Broto di Kantor Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) DIY, Senin, 1 Juli 2024. 
 
Baca: Pebulutangkis China Zhang Zhi Jie Meninggal Dunia Sempat Pingsan di Lapangan
 
Zhang diberikan pertolongan awal saat tergeletak di lapangan. Dalam waktu sekitar 2 menit dari penanganan awal, Zhang dibawa ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara (RSPAU) Hardjolukito Bantul, Yogyakarta. Rumah sakit itu dijadikan rujukan karena berjarak terdekat, yakni 4,6 kilometer dengan jarak tempuh 10 menit. 

"Pemilihan RSPAU Hardjolukito sebagai rumah sakit rujukan sesuai dengan rekomendasi Badminton Asia, terkait jarak dan fasilitas yang tersedia. Selain itu sudah ditampilkan dalam prospektus yang disetujui oleh referee," jelasnya. 
 
Hasil pemeriksaan di rumah sakit itu menunjukkan Zhang sudah tak memiliki denyut nadi dan tak ada napas spontan. Menurut Broto, tim dokter lantas melakukan prosedur pertolongan medis berupa pijat jantung luar. 
 
"Prosedur pijat jantung luar disertai alat bantu napas dilakukan selama 3 jam. Selama tindakan itu korban tidak menunjukkan respons sirkulasi spontan dan mulai timbul tanda kematian sekunder," ungkapnya. 
 
Tim medis kemudian menyatakan Zhang meninggal pada pukul 20.50 WIB kepada pihak official tim dari Cina. Tim ofisial Cina lantas meminta agar Zhang dirujuk ke RSUP Dr Sardjito untuk dilakukan tata laksana lebih lanjut. 
 
Setibanya di UGD RSUD Dr Sardjito, Zhang tetap dalam kondisi tidak ada nafas, tidak ada nadi disertai dengan tanda kematian sekunder. Tim medis RSUP Dr Sardjito tetap melakukan tindakan resusitasi jantung dan paru selama satu setengah jam. Akan tetapi, tindakan itu retap tidak ada respon sirkulasi spontan sehingga tidak dilakukan tatalaksana penanganan lebih lanjut kepada Zhang. 
 
"Setelah dilakukan penjelasan kepada official tim Cina maka tindakan pijat jantung luar dihentikan pada pukul 23.20 WIB, dengan demikian kesimpulan pemeriksaan dan penanganan korban baik di RSPAU Harjolukito maupun di RSUP Dr Sardjito menunjukkan hasil yang sama yaitu korban mengalami henti jantung mendadak," ujarnya. 
 
Saat ini jenazah Zhang masih berada di RSUP Dr Sardjito dan menunggu orang tuanya datang dari Cina. PBSI memastikan membantu dan memfasilitasi proses pemulangan jenazah ke Cina. 
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan