Tangkapan layar video buldoser rumah di Malang.
Tangkapan layar video buldoser rumah di Malang.

Anak Gusur Rumah Ibu Kandung di Malang Gegara Tak Diberi Uang Rp200 Juta

Daviq Umar Al Faruq • 18 Mei 2024 15:56
Malang: Seorang anak dikabarkan menghancurkan rumah ibu kandungnya menggunakan buldoser di Dusun Gadungan RT38/RW15, Desa Karanganyar, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Jumat sore, 17 Mei 2024. Peristiwa ini sempat terekam video dan viral di media sosial.
 
Kepala Dusun Gadungan, Marsudi, mengatakan, peristiwa buldoser merobohkan sebuah rumah di wilayahnya itu terjadi sekitar pukul 16.30 WIB. Rumah yang dihancurkan tersebut merupakan milik seorang warga bernama Sugiati, 43.
 
"Saat itu saya dipanggil Pak RT untuk datang ke lokasi. Ketemu Pak Tono, orang tua dari Bu Sugiati sekitar pukul 17.00 WIB. Itu sudah roboh sebagian di-buldoser," katanya, saat dikonfirmasi Sabtu, 18 Mei 2024.

Marsudi menceritakan, rumah tersebut dirobohkan oleh anak kandung dari Sugiati yang berinisial D. Aksi ini dilakukan oleh D karena permasalahan harta gana gini.
 
"Bu Sugiati ini kan sudah bercerai dengan suaminya saat D masih bayi. Saat itu, Bu Sugiati kerja di luar negeri. Hasilnya mungkin dibuat bangun rumah. Kalau tanahnya murni milik Bu Sugiati pemberian dari orang tuanya, karena Bu Sugiati asli orang Gadungan, Karanganyar," jelasnya.
 
Baca juga: Kesal Diomeli, Pemuda Tikam Ibu hingga Tewas

Marsudi menerangkan, D adalah anak kandung dari Sugiati dan seorang pria yang kini tinggal di Gondanglegi. Sugiati dan ayah D bercerai saat D masih balita. D kemudian tinggal bersama ayahnya di Gondanglegi. 
 
Saat bercerai, Sugiati tengah bekerja di luar negeri sebagai tenaga kerja wanita (TKW). Penghasilan Sugiati merantau ke luar negeri disinyalir untuk membangun rumah bersama ayah kandung D. 
 
Namun saat pulang ke Indonesia, Sugiati diketahui telah bercerai dengan ayah kandung D. Saat ini, baik ayah D maupun Sugiati telah memiliki keluarga masing-masing. Namun Sugiati tetap tinggal di rumah bersama yang dulu dibangun saat masih bersama ayah D dengan suami baru yang berprofesi sebagai buruh tani.
 
Sepekan sebelum rumahnya dirobohkan, D sempat mendatangi Sugiati dan meminta uang Rp200 juta sebagai ganti harta gana gini rumah yang kini ditempati. Tetapi, Sugiati mengaku tidak memiliki uang sebanyak yang diinginkan D. 
 
Baca juga: Polisi Hentikan Kasus Ayah Bunuh Anak Pakai Linggis di Bekasi

Sugiati pun menawarkan D uang sebesar Rp50 juta dan dengan cara diangsur dua kali. Namun tawaran itu ditolak.
 
"Dari pertemuan itu, Pak Tono ayahnya Bu Sugiati juga bilang kalau Rp200 juta enggak punya. Karena dijanjikan Rp50 juta enggak mau, akhirnya si anak ini minta rumahnya dirobohkan saja. Keluarga Bu Sugiati pun mempersilakan si anak ini merobohkan rumah biar hatinya lega," jelasnya.
 
Aksi buldoser rumah ini disaksikan langsung oleh Sugiati bersama suami dan ayahnya. Penggusuran rumah murni kesepakatan kedua belah pihak.
 
"Jadi pas rumah dirobohkan ya Pak Tono, terus suaminya Bu Sugiati juga hanya melihat saja. Biar anaknya ini lega. Bahkan keluarga Bu Sugiati juga minta agar sisa material dibersihkan dan dibawa sekalian. Artinya memang sudah disepakati oleh keluarga Bu Sugiati silakan kalau rumah tersebut mau dirobohkan," terang dia.
 
Kini, Sugiati terpaksa mengungsi di rumah kerabat yang lokasinya berdampingan dengan rumah yang dirobohkan oleh D si anak kandung. 
 
"Kondisi bangunan rumah sudah hancur total. Jam 20.00 WIB malam, alat beratnya sudah dinaikkan ke truk," imbuhnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan