Seremonial HUT ke 78 TNI AU di Pangkalan TNI AU Adisutjipto Yogyakarta pada Senin, 22 April 2024. Dok. Istimewa
Seremonial HUT ke 78 TNI AU di Pangkalan TNI AU Adisutjipto Yogyakarta pada Senin, 22 April 2024. Dok. Istimewa

KASAU Sebut 42 Pesawat Jadi Tambahan Modernisasi Alutsista

Ahmad Mustaqim • 22 April 2024 17:31
Yogyakarta: Kepala Staf Angkatan Udara (KASAU) Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono mengatakan akan menyusun postur Angkatan Udara yang dibagi menjadi 5 rencana strategis pada 2025-2044. Ia mengatakan penambahan alutsista menjadi bagian dalam rencana itu. 
 
"Kita akan kedatangan pesawat-pesawat alutsista baru yang akan memperkuat TNI Angkatan Udara. Tahun 2026 nanti kita akan kedatangan pesawat tempur Rafale," kata Tonny usai seremonial HUT ke 78 TNI AU di Pangkalan TNI AU Adisutjipto Yogyakarta pada Senin, 22 April 2024. 
 
Tonny mengatakan, pesawat tempur yang bakal datang bertahap hingga 42 unit. Setelah itu, juga ada sejumlah proses modernisasi, seperti radar, pesawat angkut, hingga sejumlah alutsista lain. 

"Kita akan mendapatkan tambahan radar, kemudian A400, itu pesawat angkut. Kemudian AEWX atau Airborne Early Warning dan kita juga berharap akan ada penambahan pesawat MRTV yg bisa digunakan untuk transport dan tanker," ujarnya. 
 
Ia menyebut kekuatan Angkatan Udara sangat dipengaruhi dari kebijakan negara dalam mendukung anggaran. Namun demikian, lanjutnya, TNI Angkatan Udara akan melakukan berbagai dalam menjaga kedaulatan nasional di udara, khususnya bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan. 
 
Ia menyebut Kementerian Pertahanan sudah melengkapi alutsista Angkatan Udara dengan berbagai alutsista, termasuk adanya penambahan pesawat angkut Casa dan helicopter. Kemudian juga pesawat VIP dan falcon 2 uni. 
 
"Ini sudah kita pergunakan, sudah kita operasionalkan, sehingga nanti di tahun 2044 itulah angkatan udara yang kita inginkan, 20 tahun ke depan," ucapnya. 
 
Tonny menambahkan, pesawat nirawak juga akan menjadi tambahan alutsista. Salah satunya pesawat nirawak merk CAC4, Anka, Male, dan Beregtant. Lalu, ada medium altitude long endurance.
 
"Kita berhatap pesawat PTTA ini berkemampuan satelit, di mana kita melaksanakan beyond visual range atau BVR di luar dari bisa menambah range sehingga kita bisa menerbangkan di luar dari area yang ingin kita pantau. Misalnya di Papua atau di daerah mana kita bisa menerbangkan dari luar Papua," kata dia. 
 

 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan