Ketua DPW NasDem DIY Subardi. Dok. Istimewa
Ketua DPW NasDem DIY Subardi. Dok. Istimewa

NasDem Berharap Pilkada jadi Momen Perbaikan Demokrasi

Ahmad Mustaqim • 30 Mei 2024 17:44
Yogyakarta: Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partau NasDem Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), terus membangun komunikasi politik dengan partai lain dan kandidat yang akan diusung dalam pilkada. Saat ini, proses penjaringan kandidat terus berjalan sesuai prosedur partai, termasuk dengan pleno berjenjang.
 
Ketua DPW NasDem DIY Subardi mengungkapkan nama-nama yang sudah mendaftar masih terbuka untuk bertambah sesuai dengan dinamika politik dan keinginan masyarakat.
 
“Kandidat yang masuk kita proses sesuai prosedur partai, tetapi itu belum final. Kita masih terbuka untuk bertambah melihat dinamika politik, komunikasi politik dengan partai lain, dan keinginan masyarakat seperti apa pemimpin yang diharapkan. Yang jelas di NasDem tidak ada politik transaksional,” kata Subardi, pada Kamis, 30 Mei 2024. 

Subardi mengatakan NasDem DIY menginginkan kandidat yang diusung benar-benar berkualitas dan memiliki komitmen untuk kemajuan daerah. Setiap kandidat dituntut menguasai pemetaan masalah, sehingga bisa mempercepat pembangunan.
 
Guna menghadirkan pemimpin ideal, NasDem DIY mempertimbangkan banyak faktor, terutama kemampuan manajerial dan gagasan besar yang ditawarkan.
 
Baca juga: Revisi UU Penyiaran, NasDem Tegaskan Tolak Pasal yang Ancam Kebebasan Pers

"NasDem ingin mengusung pemimpin yang ideal, yang mampu menjembatani keinginan daerah dan keinginan pusat. Kita juga pertimbangkan gagasan apa yang ditawarkan setiap kandidat, baru kita putuskan setelah ada kesepakatan dengan koalisi," kata anggota Komisi VI DPR RI itu.
 
Saat ini NasDem DIY terus menggalang kekuatan dengan lintas partai untuk memulihkan marwah demokrasi pasca Pemilu 2024. Menurut Subardi, pilkada perlu dibangun dengan semangat baru, jauh dari rekayasa politik maupun intervensi kekuasaan. Evaluasi pemilu penting sebagai penyehatan demokrasi, baik secara struktural di unsur penyelenggara, maupun secara kultural di masyarakat.
 
"Kewajiban kita agar demokrasi ini pulih kembali. Kita tidak ingin demokrasi bergeser menjadi pertarungan politik uang atau pertarungan bantuan. Kita tidak mau ada keberpihakan alat-alat negara untuk kandidat tertentu," ujarnya.  
 
Subardi mengibaratkan pilkada bisa menghadirkan kemeriahan seperti pemilihan lurah. Dalam kontestasi politik skala lokal itu, masyarakat riang gembira memilih figur pemimpin, sekaligus mengawal prosesnya sejak awal hingga selesai. Demokrasi dengan nuansa kearifan lokal seperti ini akan melahirkan pemimpin yang bermutu.
 
"Seperti pilihan lurah, rakyat antusias memilih tanpa intervensi. Demokrasi menjadi sehat, rakyat puas dengan Pilkada, sehingga pemimpin yang terpilih itu milik rakyat, bukan milik elit atau milik partai," jelasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan