Banyumas: Sejumlah seniman dari berbagai wilayah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, bersama Yayasan Dhalang Nawan menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-76 Republik Indonesia dengan pergelaran seni. Para seniman menggelar acara karawitan.
Kegiatan digelar secara terbatas di rumah almarhum Dalang Nawan, Desa Karangnangka, Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas, Senin malam, 16 Agustus 2021. Kegiatan diisi dengan pentas karawitan anak-anak dan dilanjutkan karawitan dewasa.
Beberapa tembang yang dimainkan dalam pentas karawitan tersebut di antaranya "Lancaran 45" yang ditujukan untuk menggugah semangat mengisi kemerdekaan, serta tembang "Gugur Gunung" yang menggambarkan semangat gotong royong bangsa Indonesia.
Acara tersebut juga diisi dengan bincang-bincang "Hikmah Kemerdekaan" yang disampaikan oleh pelukis kondang asal Banyumas, Hadi Wijaya. Dalam kesempatan itu, Hadi Wijaya memaparkan tentang perjuangan bangsa Indonesia untuk merebut kemerdekaan serta mengajak masyarakat, khususnya seniman agar tetap optimistis dalam mengisi kemerdekaan. Dia juga menjelaskan makna lukisannnya tentang tokoh-tokoh Punakawan dengan latar belakang Bendera Merah Putih.
Selain pergelaran seni dan bincang-bincang "Hikmah Kemerdekaan", yang juga diikuti perwakilan komunitas santri itu diisi doa untuk memohon keselamatan bangsa dan negara Indonesia. Acara diakhiri dengan pemukulan gong yang bernilai sakral tepat pada pukul 00.00 WIB.
Baca: HUT ke 76 RI, Merah Putih Berkibar di Dasar Laut Ambon
Saat ditemui di sela acara, Ketua Yayasan Dhalang Nawan Bambang Barata Aji mengatakan kegiatan tersebut sebenarnya merupakan penggabungan dua agenda rutin yang setiap tahunnya digelar Yayasan Dhalang Nawan. Yakni tradisi Suran untuk memeringati Tahun Baru Hijriah dan peringatan HUT RI.
"Dua agenda acara tersebut kali ini kami gabung, tentu dengan suasana sederhana dan terbatas karena memang ketentuan negara seperti itu. Kami tetap melaksanakan ini, terutama justru ingin membangun optimisme sesuai dengan tema yang kami usung 'Semangat, Optimistis, dan Terus Berkarya'," katanya.
Menurut dia, kegiatan tersebut juga wujud gotong royong karena semula hanya akan diikuti oleh keluarga besar almarhum Dalang Nawan. Namun akhirnya sejumlah seniman menyatakan bergabung untuk bersama-sama memeringati HUT ke-76 RI.
Terkait dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), Bambang mengatakan berdasarkan hasil perbincangan dengan sejumlah seniman diketahui bahwa mereka ingin kembali bekerja dan berkarya meskipun tidak seperti sediakala.
"Tetapi setidaknya, harapan teman-teman, pemerintah lebih luwes untuk melaksanakan PPKM itu. Kan ini (pandemi Covid-19) sudah memasuki tahun kedua. Artinya, kalau memang mau dilakukan pembatasan, harus evaluasi total. Kalau memang harus setop dulu, ada jangka waktunya. Kalau ini (PPKM, red), tidak menentu begini kan sulit membuat rencana dan lama-lama kami khawatir semangat berkaryanya turun, ini saya kira lebih berbahaya," katanya.
Kendati demikian, dia mengakui kebijakan PPKM merupakan upaya pemerintah dalam menanggulangi pandemi dan melindungi nyawa masyarakat.
"Masyarakat apapun pasti akan ditaati. Namun kami menunggu formulasi kebijakan PPKM yang memberikan harapan kepada masyarakat, sehingga masyarakat antusias untuk melaksanakannya. Saat ini banyak masyarakat yang menaati PPKM karena terpaksa, bukan karena antusiasme dan adanya harapan," katanya.
Banyumas: Sejumlah seniman dari berbagai wilayah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, bersama Yayasan Dhalang Nawan menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-76 Republik Indonesia dengan pergelaran seni. Para seniman menggelar acara karawitan.
Kegiatan digelar secara terbatas di rumah almarhum Dalang Nawan, Desa Karangnangka, Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas, Senin malam, 16 Agustus 2021. Kegiatan diisi dengan pentas karawitan anak-anak dan dilanjutkan karawitan dewasa.
Beberapa tembang yang dimainkan dalam pentas karawitan tersebut di antaranya
"Lancaran 45" yang ditujukan untuk menggugah semangat mengisi kemerdekaan, serta tembang
"Gugur Gunung" yang menggambarkan semangat gotong royong bangsa Indonesia.
Acara tersebut juga diisi dengan bincang-bincang
"Hikmah Kemerdekaan" yang disampaikan oleh pelukis kondang asal Banyumas, Hadi Wijaya. Dalam kesempatan itu, Hadi Wijaya memaparkan tentang perjuangan bangsa Indonesia untuk merebut kemerdekaan serta mengajak masyarakat, khususnya seniman agar tetap optimistis dalam mengisi kemerdekaan. Dia juga menjelaskan makna lukisannnya tentang tokoh-tokoh Punakawan dengan latar belakang Bendera Merah Putih.
Selain pergelaran seni dan bincang-bincang
"Hikmah Kemerdekaan", yang juga diikuti perwakilan komunitas santri itu diisi doa untuk memohon keselamatan bangsa dan negara Indonesia. Acara diakhiri dengan pemukulan gong yang bernilai sakral tepat pada pukul 00.00 WIB.
Baca: HUT ke 76 RI, Merah Putih Berkibar di Dasar Laut Ambon
Saat ditemui di sela acara, Ketua Yayasan Dhalang Nawan Bambang Barata Aji mengatakan kegiatan tersebut sebenarnya merupakan penggabungan dua agenda rutin yang setiap tahunnya digelar Yayasan Dhalang Nawan. Yakni tradisi Suran untuk memeringati Tahun Baru Hijriah dan peringatan HUT RI.
"Dua agenda acara tersebut kali ini kami gabung, tentu dengan suasana sederhana dan terbatas karena memang ketentuan negara seperti itu. Kami tetap melaksanakan ini, terutama justru ingin membangun optimisme sesuai dengan tema yang kami usung 'Semangat, Optimistis, dan Terus Berkarya'," katanya.
Menurut dia, kegiatan tersebut juga wujud gotong royong karena semula hanya akan diikuti oleh keluarga besar almarhum Dalang Nawan. Namun akhirnya sejumlah seniman menyatakan bergabung untuk bersama-sama memeringati HUT ke-76 RI.
Terkait dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), Bambang mengatakan berdasarkan hasil perbincangan dengan sejumlah seniman diketahui bahwa mereka ingin kembali bekerja dan berkarya meskipun tidak seperti sediakala.
"Tetapi setidaknya, harapan teman-teman, pemerintah lebih luwes untuk melaksanakan PPKM itu. Kan ini (pandemi Covid-19) sudah memasuki tahun kedua. Artinya, kalau memang mau dilakukan pembatasan, harus evaluasi total. Kalau memang harus setop dulu, ada jangka waktunya. Kalau ini (PPKM, red), tidak menentu begini kan sulit membuat rencana dan lama-lama kami khawatir semangat berkaryanya turun, ini saya kira lebih berbahaya," katanya.
Kendati demikian, dia mengakui kebijakan PPKM merupakan upaya pemerintah dalam menanggulangi pandemi dan melindungi nyawa masyarakat.
"Masyarakat apapun pasti akan ditaati. Namun kami menunggu formulasi kebijakan PPKM yang memberikan harapan kepada masyarakat, sehingga masyarakat antusias untuk melaksanakannya. Saat ini banyak masyarakat yang menaati PPKM karena terpaksa, bukan karena antusiasme dan adanya harapan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)