Jakarta: Wali Kota Malang Sutiaji menyatakan korban tragedi Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, tak hanya berasal dari wilayah sekitar. Menurutnya, beberapa korban teridentifikasi berasal dari luar Malang.
"Datanya masih kita sisir. Datanya masih berkembang tapi korban ada dari Tulungagung, Sidoarjo, ini kami cocokkan dan akumulasi," ujarnya, dalam Breaking News Metro TV, Minggu, 2 Oktober 2022.
Ia mengatakan mayoritas korban tewas karena sesak nafas. Saat ini pihaknya juga membuka crisis center di kompleks perkantoran Wali Kota Malang.
"Saya berkunjung ke RSUD Kanjuruhan sedang proses identifikasi 22 orang dan 18 orang dalam proses identifikasi di RSSA Saiful Anwar," kata dia.
"Mohon doanya, keluarga diberikan kesabaran dan ketabahan," imbuhnya.
 
Kericuhan bermula saat ribuan suporter Aremania merangsek masuk ke area lapangan setelah Arema FC kalah. Pemain Persebaya langsung meninggalkan lapangan dan Stadion Kanjuruhan menggunakan empat mobil Polri, barracuda.
 
Kerusuhan tersebut semakin membesar dimana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.
 
Dengan jumlah petugas keamanan yang tidak sebanding dengan jumlah ribuan suporter Arema FC tersebut, petugas kemudian menembakkan gas air mata di dalam lapangan. Tembakan gas air mata itu membuat banyak suporter pingsan dan sulit bernafas.
 
Banyaknya suporter yang pingsan, membuat kepanikan di area stadion. Banyaknya suporter yang membutuhkan bantuan medis tersebut tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis yang disiagakan di Stadion Kanjuruhan.
 
Sebanyak 129 orang dilaporkan meninggal dunia dalam tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pasca pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya itu.  
  
  
    Jakarta: Wali Kota Malang Sutiaji menyatakan
 korban tragedi Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, tak hanya berasal dari wilayah sekitar. Menurutnya, beberapa korban teridentifikasi berasal dari luar Malang. 
"Datanya masih kita sisir. Datanya masih berkembang tapi korban ada dari Tulungagung, Sidoarjo, ini kami cocokkan dan akumulasi," ujarnya, dalam Breaking News Metro TV, Minggu, 2 Oktober 2022. 
Ia mengatakan mayoritas 
korban tewas karena sesak nafas. Saat ini pihaknya juga membuka crisis center di kompleks perkantoran Wali Kota Malang.
"Saya berkunjung ke RSUD Kanjuruhan sedang proses identifikasi 22 orang dan 18 orang dalam proses identifikasi di RSSA Saiful Anwar," kata dia. 
"Mohon doanya, keluarga diberikan kesabaran dan ketabahan," imbuhnya.
 
Kericuhan bermula saat ribuan suporter Aremania merangsek masuk ke area lapangan setelah Arema FC kalah. Pemain Persebaya langsung meninggalkan lapangan dan Stadion Kanjuruhan menggunakan empat mobil Polri, barracuda.
 
Kerusuhan tersebut semakin membesar dimana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.
 
Dengan jumlah 
petugas keamanan yang tidak sebanding dengan jumlah ribuan suporter Arema FC tersebut, petugas kemudian menembakkan gas air mata di dalam lapangan. Tembakan gas air mata itu membuat banyak suporter pingsan dan sulit bernafas.
 
Banyaknya suporter yang pingsan, membuat kepanikan di area stadion. Banyaknya suporter yang membutuhkan bantuan medis tersebut tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis yang disiagakan di Stadion Kanjuruhan.
 
Sebanyak 129 orang dilaporkan meninggal dunia dalam tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pasca pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya itu. 
Cek Berita dan Artikel yang lain di 
            
                
                
                    Google News
                
            Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(MEL)