M Basri yang juga menyadang status tersangka itu mengungkapkan sebelum penerimaan mahasiswa baru pada 15 Juli 2022, Karomani bersama timnya mengadakan pertemuan khusus untuk menentukan kelususan mahasiswa baru Unila di hotel yang berada di Jakarta.
"Apakah saudara diajak waktu itu oleh Karomani," tanya Jaksa KPK.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Tidak pernah diajak Karomani. Saya selalu berhubungan dengan Heryandi," jawab M Basri.
M Basri menambahkan ia pernah menyetorkan uang sebesar Rp780 juta kepada Heriyandi dari orang tua mahasiswa yang sudah diluluskan pada 2022.
"Saya berikan kepada Prof Heriyandi, karena saya tidak pernah berhubungan dengan Karomani," kata M Basri.
Baca: Sebagian Orang Tua Mahasiswa Mengakui Memberikan Suap di Kasus Unila |
Dalam sidang itu ia juga meluapkan kekesalannya karena merasa dibuang begitu saja oleh Rektor Unila nonaktif Karomani. M Basri menceritakan, waktu pemilihan rektor Unila 2019-2023, ia menjadi tim sukses Karomani Cs bersama Asep Sukohar dan lainnya.
Setelah Karomani resmi menjadi Rektor Unila ia merasa ditinggal begitu saja oleh Karomani Cs. Padahal menurutnya, Karomani mengatakan akan membangun Unila bersama-sama tim sukses yang sudah membantunya.
Seiring berjalannya waktu ia dilupakan begitu saja oleh Karomani dan memiliki tim sendiri. "Saya timsesnya beliau (Karomani), dan keluarga Asep Sukohar dan lainnya. Dia bilang kita akan bangun Unila sama-sama. Begitu jadi rektor kami ditinggal, dia ada tim sendiri," kata dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id