medcom.id, Denpasar: Umat Hindu merayakan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1937 hari ini. Seluruh aktivitas warga termasuk turis asing yang berada di Bali dibatasi.
Mereka dilarang melakukan kegiatan di luar rumah atau hotel. Turis asing yang sehari-harinya memadati Bali pun memilih berkegiatan di dalam hotel hingga besok, Minggu 22 Maret pagi.
Pihak hotel akan tetap menggelar live musik di dalam hotel namun dengan suara yang dibatasi sehingga tidak mengganggu perayaan Nyepi. Beberapa lampu-lampu di dalam hotel pun dimatikan.
"Sekalipun aktivitas layaknya tidak Nyepi, tetapi malam harinya diimbau untuk tetap menyalakan lampu secara terbatas untuk menghormati Nyepi. Minimal lampu taman, lampu teras dimatikan," ujar Made Suparta, tokoh masyarakat Kuta, Sabtu (21/3/2015)
Sementara itu, Pantai Kuta yang biasanya dipenuhi wisatawan pun terpantau sepi. Tidak ada warga dan turis yang berenang ataupun berjemur di sana. Kawasan Jalan Legian yang biasanya diramaikan dengan musik dari tempat-tempat hiburan juga sunyi.
Untuk menjaga keamanan dan ketertiban, wilayah Kuta menurunkan 207 pesonil pecalang untuk Nyepi kali ini. Pecalang melakukan pengawasan dengan berkeliling ke rumah-rumah warga. "Ada 207 personil pengaman dari 13 banjar di Kuta termasuk 39 pecalang desa adat Kuta," kata Bendesa Adat Kuta, I Wayan Swarsa.
Pada malam hari, seluruh penerangan baik di dalam rumah maupun jalan akan dimatikan. Umat Hindu tengah melakukan Catur Brata Penyepian yang melakukan empat tantangan atau Amati Geni yakni tidak menyalakan api, tidak bersenang-senang, tidak bekerja dan tidak bepergian. Kegiatan ini akan tetap dilakukan hingga besok, Minggu 22 Maret pukul 06.00 WIB.
medcom.id, Denpasar: Umat Hindu merayakan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1937 hari ini. Seluruh aktivitas warga termasuk turis asing yang berada di Bali dibatasi.
Mereka dilarang melakukan kegiatan di luar rumah atau hotel. Turis asing yang sehari-harinya memadati Bali pun memilih berkegiatan di dalam hotel hingga besok, Minggu 22 Maret pagi.
Pihak hotel akan tetap menggelar live musik di dalam hotel namun dengan suara yang dibatasi sehingga tidak mengganggu perayaan Nyepi. Beberapa lampu-lampu di dalam hotel pun dimatikan.
"Sekalipun aktivitas layaknya tidak Nyepi, tetapi malam harinya diimbau untuk tetap menyalakan lampu secara terbatas untuk menghormati Nyepi. Minimal lampu taman, lampu teras dimatikan," ujar Made Suparta, tokoh masyarakat Kuta, Sabtu (21/3/2015)
Sementara itu, Pantai Kuta yang biasanya dipenuhi wisatawan pun terpantau sepi. Tidak ada warga dan turis yang berenang ataupun berjemur di sana. Kawasan Jalan Legian yang biasanya diramaikan dengan musik dari tempat-tempat hiburan juga sunyi.
Untuk menjaga keamanan dan ketertiban, wilayah Kuta menurunkan 207 pesonil pecalang untuk Nyepi kali ini. Pecalang melakukan pengawasan dengan berkeliling ke rumah-rumah warga. "Ada 207 personil pengaman dari 13 banjar di Kuta termasuk 39 pecalang desa adat Kuta," kata Bendesa Adat Kuta, I Wayan Swarsa.
Pada malam hari, seluruh penerangan baik di dalam rumah maupun jalan akan dimatikan. Umat Hindu tengah melakukan Catur Brata Penyepian yang melakukan empat tantangan atau Amati Geni yakni tidak menyalakan api, tidak bersenang-senang, tidak bekerja dan tidak bepergian. Kegiatan ini akan tetap dilakukan hingga besok, Minggu 22 Maret pukul 06.00 WIB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LOV)