Ilustrasi--Sejumlah warga berjalan menghindari gelombang air laut di pesisir pantai Utara, Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (23/5/2022). (ANTARA/Harviyan PP)
Ilustrasi--Sejumlah warga berjalan menghindari gelombang air laut di pesisir pantai Utara, Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (23/5/2022). (ANTARA/Harviyan PP)

Kementerian PUPR Ikut Tangani Banjir Rob Jateng

Mustholih • 02 Juni 2022 16:41
Semarang: Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR ikut turun menangani banjir rob di pesisir Jawa Tengah, terutama di Kota Semarang. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengakui wilayah di pesisir pantai utara Jateng masih terancam potensi gelombang pasang.
 
"Dari BMKG di tengah bulan ini ada potensi terjadinya gelombang tinggi juga," kata Ganjar, Semarang, Jateng, Kamis, 2 Juni 2022.
 
Ganjar menyatakan dalam dua pekan Kementerian PUPR dan Pemprov Jateng mencoba menyelesaikan pekerjaan jangka pendek dalam mengatasi ancaman banjir rob.

"Dalam dua minggu ini, kita coba selesaikan pekerjaan sipil. Paparan (Dirjen SDA) sangat bagus di area pelabuhan akan kita bereskan termasuk Pelindo," ujar Ganjar.
 
Ganjar menuturkan sejumlah kepala daerah di pesisir di Jateng sudah diundang untuk membahas banjir rob. Antara lain, Kota Semarang, Kota Pekalongan, Kabupaten Batang, dan Demak.
 
"Semua ada di sini. Tadi coba kami inventarisasi satu per satu persoalan yang ada dan kita sharing untuk bisa menyelesaikan," jelas Ganjar.
 
Baca: 169 Rumah di Kabupaten Serang Terdampak Banjir
 
Ganjar meminta seluruh pihak menyisir area yang berpotensi jebol. Untuk tanggul yang jebol, sudah ditambal dengan bambu dan sand bag.
 
"Nah pekerjaan-pekerjaan inilah yang dalam beberapa hari ini akan menjadi perhatian kita. Sambil semua disiplin pada bidang masing-masing agar dalam dua minggu ini pekerjaan bisa selesai," beber Ganjar.
 
Ganjar menegaskan banjir rob disebabkan ketinggian air laut yang naik hingga 1,5 sampai 2 meter. Gelombang ini mengakibatkan tanggul di pesisir, terutama Kota Semarang, jebol.
 
"Saya minta besok sudah ada laporan pompa-pompa mana yang mati. Laporkan kepada kami agar kami bisa segera menghidupkan lagi atau barangkali mencari substitusi atau pengganti agar kemudian kalau terjadi seperti itu kita bisa menyedot air ke laut jauh lebih cepat," ungkap Ganjar.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan