Bandar Lampung: KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) resmi terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026.
Palu sidang penetapan diketuk dengan disaksikan ribuan muktamirin dan muhibbin Universitas Lampung (Unila), Jumat, 24 Desember 2021.
Di atas kepemimpinannya, Gus Yahya memastikan tidak akan ada calon presiden dari kader NU.
“Saya tidak ingin nyapres atau cawapres. Saya juga tidak ingin ada calon-calon yang berasal dari NU,” kata Gus Yahya, saat menjadi narasumber bedah buku tentang biografinya di Lampung Post.
Menurut dia, kepengurusan selanjutnya masih memiliki tugas menyembuhkan luka yang berasal dari masa lalu.
Baca juga: Muhammadiyah Ucapkan Selamat untuk Gus Yahya
“Saat ini dan selanjutnya biarkan NU berjalan sesuai dengan fungsinya, karena nyalon-nyalon itu bukan fungsi yang seharusnya,” kata dia.
Selain itu, berdasarkan survei internal pada saat pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pasangan Joko Widodo-Ma’Aruf Amin, hanya 48% anggota NU yang melakukan pencoblosan.
“Sisanya 52 persen ikut 212,” ujarnya.
Dari hasil survei tersebut, dikhawatirkan jika nama-nama ulama besar NU maju dalam kompetisi pemimpin dapat merugikan organisasi bahkan bangsa dan negara.
“Fungsi paling tepat NU sekarang dan dimasa depan itu bisa menempatkan diri sebagai penyangga keutuhan bangsa,” jelasnya.
Bandar Lampung:
KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) resmi terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026.
Palu sidang penetapan diketuk dengan disaksikan ribuan muktamirin dan muhibbin Universitas Lampung (Unila), Jumat, 24 Desember 2021.
Di atas kepemimpinannya, Gus Yahya memastikan tidak akan ada calon presiden dari kader NU.
“Saya tidak ingin
nyapres atau cawapres. Saya juga tidak ingin ada calon-calon yang berasal dari NU,” kata Gus Yahya, saat menjadi narasumber bedah buku tentang biografinya di Lampung Post.
Menurut dia, kepengurusan selanjutnya masih memiliki tugas menyembuhkan luka yang berasal dari masa lalu.
Baca juga:
Muhammadiyah Ucapkan Selamat untuk Gus Yahya
“Saat ini dan selanjutnya biarkan NU berjalan sesuai dengan fungsinya, karena
nyalon-nyalon itu bukan fungsi yang seharusnya,” kata dia.
Selain itu, berdasarkan survei internal pada saat pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pasangan Joko Widodo-Ma’Aruf Amin, hanya 48% anggota NU yang melakukan pencoblosan.
“Sisanya 52 persen ikut 212,” ujarnya.
Dari hasil survei tersebut, dikhawatirkan jika nama-nama ulama besar NU maju dalam kompetisi pemimpin dapat merugikan organisasi bahkan bangsa dan negara.
“Fungsi paling tepat NU sekarang dan dimasa depan itu bisa menempatkan diri sebagai penyangga keutuhan bangsa,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)